Pinggang Kiri Sering Sakit Tanda Kena Batu Ginjal, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2020
Pinggang Kiri Sering Sakit Tanda Kena Batu Ginjal, Benarkah? Pinggang Kiri Sering Sakit Tanda Kena Batu Ginjal, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Munculnya batu ginjal pasti menimbulkan gejala yang membuat pengidapnya tidak nyaman. Terbentuknya batu ginjal sering disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan mengonsumsi suplemen atau obat-obatan dalam jangka panjang. Sebenarnya, batu ginjal bukan terletak pada ginjal. Batu ini biasanya berada di saluran kemih atau kandung kemih.

Ketika berada di saluran kemih, maka keluarnya urine pun dapat terhambat dan menimbulkan nyeri hebat. Ketika kondisi ini terjadi, benarkah sakit pinggang sebelah kiri menjadi pertanda adanya batu ginjal di dalam kemih? Ini penjelasannya.

Baca juga: Atasi Batu Ginjal dengan ESWL

Benarkah Pinggang Kiri Sakit Tanda Batu Ginjal?

Melansir dari Healthline, adanya batu ginjal ditandai dengan nyeri hebat di pinggang bawah sebelah kiri. Namun, batu ginjal yang masih berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Pinggang kiri mungkin mulai terasa sakit ketika ukuran batu semakin besar. Selain sakit pinggang, batu ginjal juga menimbulkan sejumlah gejala berikut ini:

  • Sakit saat buang air kecil;
  • Adanya kandungan darah dalam urine;
  • Muntah;
  • Mual;
  • Demam.

Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kamu dapat membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Perawatan Batu Ginjal

Perawatan batu ginjal biasanya disesuaikan dengan jenis dan seberapa besar ukuran batu. Obat penghilang rasa sakit biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengurangi rasa nyeri. Apabila timbul infeksi akibat bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Selain obat-obatan, berikut sejumlah opsi perawatan untuk mengatasi batu ginjal, yaitu:

1. Ureteroscopy

Ketika ada batu tersangkut di ureter atau kandung kemih, dokter biasanya menggunakan alat yang disebut ureteroscopy untuk menghilangkannya. Alat ureteroscope berbentuk kawat kecil yang dilengkapi kamera.

Alat ini dimasukkan ke dalam uretra dan diteruskan ke kandung kemih memecah batu dan mengeluarkannya. Jika batunya kecil, maka bisa dikeluarkan seluruhnya dari urine. Tapi, jika batu itu besar, maka batu tersebut harus dipecahkan menjadi potongan-potongan kecil. 

2. Lithotripsy

Lithotripsy menggunakan gelombang suara untuk memecah batu-batu besar menjadi ukuran yang lebih kecil agar mudah keluar melalui urine. Prosedur ini memerlukan anestesi ringan. Efek samping yang bisa timbul dari lithotripsy yaitu menyebabkan memar pada perut dan punggung serta pendarahan di sekitar ginjal dan organ-organ di sekitarnya.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Memeriksakan Batu Ginjal ke Dokter?

3. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)

Penanganan ini berfokus pada batu ginjal yang berukuran kecil. Tindakan non invasif ini akan memecahkan batu yang ditembakkan dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. Dengan begitu, pecahan batu menjadi halus dan dapat keluar bersama dengan urine. 

Baca juga: Pengidap Gangguan Pendarahan Tidak Boleh Menjalani ESWL

Selain itu, ketahui cara untuk mencegah terjadinya batu ginjal. Batu ginjal dapat dicegah dengan rutin minum air minimal delapan gelas setiap hari atau sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sebaiknya, hindari makanan yang mengandung oksalat tinggi dan mengurangi asupan garam dan protein hewani juga mampu menurunkan risiko batu ginjal.

Referensi :
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Kidney stones.
Healthline. Diakses pada 2020. What’s Causing Pain in my Lower Back on the Left Side?
Healthline. Diakses pada 2020. Kidney stones.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan