Pola Asuh Orangtua Bisa Memicu Gangguan Kepribadian Ambang

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 September 2020
Pola Asuh Orangtua Bisa Memicu Gangguan Kepribadian AmbangPola Asuh Orangtua Bisa Memicu Gangguan Kepribadian Ambang

Halodoc, Jakarta – Tahukah ibu, pola asuh yang ibu terapkan pada anak dapat memberi pengaruh besar terhadap kesehatan mentalnya, lho. Menerapkan pola asuh yang melibatkan kekerasan, atau sebaliknya, pengabaian pada anak dipercaya dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan kepribadian ambang.

Gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara berpikir dan merasakan tentang diri sendiri dan orang lain. Gangguan tersebut sering kali ditandai dengan rasa takut yang kuat akan pengabaian atau ketidakstabilan. BPD biasanya dimulai pada masa dewasa awal, namun pengalaman yang terjadi pada masa kecil sering menjadi penyebab di baliknya.

Baca juga: Awas, Gejala Ini Tandai BPD Borderline Personality Disorder

Penyebab Gangguan Kepribadian Ambang

Penyebab gangguan kepribadian ambang belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, struktur dan fungsi otak, serta faktor lingkungan, budaya, dan sosial berperan atau meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental tersebut.

  • Riwayat Keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang mengidap BPD, dipercaya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan tersebut.
  • Faktor Otak. Studi menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian ambang mengalami perubahan struktural dan fungsional di otak, terutama di area yang mengontrol impuls dan regulasi emosional. Namun, belum pasti apakah perubahan tersebut merupakan faktor risiko gangguan tersebut, atau gangguan tersebut yang menyebabkan perubahan pada otak.
  • Faktor Lingkungan, Budaya, dan Sosial. Banyak orang dengan BPD mengaku mengalami peristiwa kehidupan yang traumatis, seperti pelecehan, pengabaian, atau kesulitan selama masa kanak-kanak. 

Meskipun faktor-faktor di atas meningkatkan risiko seseorang mengalami BPD, bukan berarti orang yang memiliki faktor tersebut pasti mengembangkan gangguan mental tersebut. Demikian juga, mungkin ada orang yang tidak memiliki faktor risiko di atas yang mengembangkan gangguan kepribadian ambang.

Pola Asuh Orangtua dan Pemicu Gangguan Kepribadian Ambang

Pola asuh orangtua yang tidak baik juga termasuk dalam faktor lingkungan yang memengaruhi risiko seorang anak untuk mengalami gangguan kepribadian ambang. Dilansir dari jurnal Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health, pola asuh yang tidak tepat, seperti kurangnya kehangatan secara emosional, tingginya tingkat kritik dari orangtua, atau perlindungan yang berlebihan (overprotektif) dapat meningkatkan risiko gejala BPD. 

Penelitian menemukan bahwa anak remaja dengan gejala BPD mengalami lebih sedikit kehangatan emosional dan lebih banyak perlindungan berlebihan dari ibunya, sementara ibunya mengaku mengalami lebih banyak gejala kecemasan dan depresi.

Oleh karena itu, orangtua dianjurkan untuk bersikap lebih terbuka pada anak, sehingga menghasilkan pola asuh yang baik. Orangtua juga perlu memiliki emosi yang stabil agar terhindar dari rasa cemas dan dapat menghadapi perilaku anak remaja mereka.

Baca juga: Benarkah Anak Broken Home Lebih Berpotensi Terkena BPD?

Pola Asuh untuk Mencegah Gangguan Kepribadian Ambang

Mengingat adanya hubungan antara pola asuh orangtua dengan risiko gangguan kepribadian pada anak, ibu dianjurkan untuk menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak. Berikut tips-tips mengasuh anak yang baik agar terhindar dari gangguan kepribadian ambang:

1.Jangan Overprotektif

Sebagai orangtua, wajar saja bila ibu ingin melindungi anak dari hal-hal berbahaya yang ada di lingkungan sekitar. Namun, pola asuh protektif dapat membuat anak merasa terkekang dan tertekan. Anak yang terlalu diproteksi juga jadi kurang terbiasa menghadapi tekanan dan kurang mampu menghadapi situasi sulit, sehingga ia cenderung bergantung pada orangtua. Hal ini membuat anak menjadi sangat takut ditinggalkan atau sendirian yang merupakan gejala BPD.

Oleh karena itu. Biarkan anak bertumbuh sesuai usianya dan memilih sesuai keinginannya. Ingat, orangtua hanya berperan sebagai pengawas, serta membimbing anak bila ia berbuat salah.

2.Terlibat dalam Kehidupan Anak

Pola asuh yang terlalu mengabaikan anak juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan kepribadian ambang. Karena itu, usahakanlah untuk terlibat dalam kehidupan anak. Menjadi orangtua yang terlibat sering menuntut ibu untuk memikirkan dan mengatur ulang prioritas ibu. Hal itu sering membuat ibu harus mengorbankan keinginan dan kepentingan ibu agar bisa menyediakan lebih banyak waktu untuk anak. Terlibat bukan berarti hanya membantu mengerjakan pekerjaan rumah anak, tapi juga berada untuk anak secara fisik dan mental.

3.Hindari Mendisiplinkan Anak dengan Kekerasan

Ada hal yang menarik yang bisa diulas dalam buku berjudul “The Ten Basic Principles of Good Parenting” karya Laurence Steinberg. Di dalam buku tersebut, disebutkan orangtua tidak boleh memukul anak dalam keadaan apa pun. Memukul, menampar, apalagi menyiksa anak hanya menimbulkan trauma pada anak yang bisa memicu berkembangnya gangguan kepribadian.

Baca juga: Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Dipertimbangkan Orangtua

Itulah penjelasan mengenai pola asuh orangtua yang bisa memicu gangguan kepribadian ambang. Jangan ragu untuk bertanya-tanya seputar pola asuh anak yang baik pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Borderline personality disorder.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Borderline personality disorder.
Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health. Diakses pada 2020. Parental rearing and psychopathology in mothers of adolescents with and without borderline personality symptoms.
Medicinenet. Diakses pada 2020. Healthy Parenting: 10 Principles of Good Parenting.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan