Pola Asuh yang Tepat untuk Mendidik Generasi Zoomer

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Oktober 2020
Pola Asuh yang Tepat untuk Mendidik Generasi ZoomerPola Asuh yang Tepat untuk Mendidik Generasi Zoomer

Halodoc, Jakarta - Perlu orangtua ketahui bahwa penerapan pola asuh pada setiap generasinya akan berbeda. Dulu, generasi milenial cenderung mendapat pola asuh yang agak otoriter, yaitu ketika aturan orangtua harus dituruti anak. Kini, zamannya generasi zoomer, sehingga pola asuh yang diterapkan tentu saja berbeda. 

Kebanyakan orangtua yang membesarkan generasi zoomer lebih memberikan kebebasan pada anak. Kebebasan yang dimaksud adalah dalam hal berkreasi dan mendekatkan anak pada hal yang lebih positif. Pola asuh ini disebut positive parenting. Bagaimana penjelasan tentang bentuk pola asuh ini?

Baca juga: Perilaku Si Kecil Adalah Cerminan Orang Tua, Mitos atau Fakta?

Pola Asuh Positive Parenting untuk Didik Generasi Zoomer

Dengan menerapkan positive parenting, maka mengajarkan anak mengenai kedisiplinan lebih efektif. Positive parenting berbeda dengan pola asuh permisif, ketika tingkat kepekaan tinggi dan tuntutannya rendah. Positive parenting berfokus pada disiplin. Tujuannya untuk membesarkan generasi zoomer yang mau mengikuti aturan dan menghormati orang lain. Alasannya, bukan karena rasa takut, melainkan hal itu benar untuk dilakukan. 

Berikut ini cara untuk mengembangkan disiplin pada positive parenting, sekaligus menjadi orang tua yang positif:

  • Tetapkan Batasan

Membuat batasan dalam hubungan orangtua dengan anak adalah kunci keberhasilan dalam pola asuh ini. Memberikan aturan dan batasan memungkinkan orangtua tetap sabar dan tenang, karena orangtua merasa dihormati dan kebutuhannya harus tetap terpenuhi. 

Cara untuk mengetahui kapan orangtua perlu menetapkan batasan baru adalah saat ayah atau ibu merasa jengkel, tidak sabar, atau marah karena perilaku atau situasi anak yang berulang.

Saat itulah, ayah dan ibu bisa membuat batasan dan peraturan. Orangtua akan menjadi orangtua yang lebih baik jika kebutuhan dasar sendiri terpenuhi dan anak akan melihat contoh yang benar.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan saat Remaja Memberontak?

  • Bangun Koneksi untuk Kerjasama

Anak-anak perlu merasakan hubungan dengan orang dewasa untuk mendengarkan mereka. Maka, orangtua yang seharusnya berada di posisi pendengar. Ini adalah hal yang baik. Tentu ayah dan ibu tidak ingin anak justru bercerita atau mendengarkan orang asing yang menyuruh Si Kecil melakukan sesuatu. 

Permasalahannya, situasi ini memungkinkan adanya perselisihan atau pertengkaran antara anak dan orangtua. Jika anak sedang mengalami masa sulit yang berkaitan dengan perilakunya, cobalah mengobrol dan bercerita lebih banyak dengan anak. Tidak perlu lama-lama, cukup sebentar, sering, dan fokus. 

  • Bersikap Tegas dan Penuh Kasih Sayang

Orangtua bisa tegas dan menahan harapan tinggi anak, sambil tetap menyayanginya. Tentukan aturan apa yang penting bagi ayah dan ibu, kemudian bicarakan dengan jelas kepada anak, dan konsisten dengan aturan tersebut. 

Menjadi orangtua yang positif bukan berarti membiarkan anak “menginjak-injak” ayah dan ibu. Cara ini tetap harus dengan mempertahankan nada bicara yang tenang dan penuh kasih sayang ketika anak harus diingatkan lagi mengenai peraturan. 

  • Hindari Mempermalukan Anak

Membuat anak merasa buruk tentang diri mereka sendiri hanya akan memberi dampak negatif pada harga diri anak. Lagi pula mempermalukan anak tidak akan efektif, karena memperkuat identitas anak sebagai seseorang yang berperilaku tertentu. Sebaiknya cobalah mengomentari perilaku tidak pantas anak tanpa mempermalukannya.

Baca juga: 4 Cara Hadapi "Drama" Anak yang Beranjak Remaja

  • Konsekuensi Alami

Perlu orangtua waspadai bahwa menghukum anak hanya akan menjadikan ayah dan ibunya musuh. Daripada menghukum, cobalah untuk membiarkan konsekuensi alami dari tindakan anak terjadi. 

Itulah positive parenting yang dapat diterapkan untuk mendidik generasi zoomer. Jika terdapat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan tentang pola asuh anak, maka itu adalah hal yang biasa.

Ayah dan ibu bisa mendiskusikannya pada psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan wawasan yang lebih banyak mengenai pola asuh anak. Orangtua bisa menghubungi psikolog kapan saja dan di mana saja. 

Referensi:
Motherly. Diakses pada 2020. Top 10 positive parenting techniques for disciplining your child
Parents. Diakses pada 2020. Gen Z Understands First-Hand the Importance of Mental Health and It Will Make Them Great Parents
CDC. Diakses pada 2020. Positive Parenting Tips

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan