Populer Disebut Kanker Mata, Retinoblastoma Adalah Penyakit Keturunan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Februari 2019
Populer Disebut Kanker Mata, Retinoblastoma Adalah Penyakit Keturunan?Populer Disebut Kanker Mata, Retinoblastoma Adalah Penyakit Keturunan?

Halodoc, Jakarta - Kanker mata atau yang dalam medis dikenal dengan nama retinoblastoma adalah sejenis kanker yang menyerang retina atau selaput jala mata. Bagian retina yang diserang oleh retinoblastoma adalah retina yang terletak pada dinding bola mata bagian belakang. Apa yang menyebabkan kanker mata ini? Benarkah merupakan penyakit keturunan?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa retina adalah bagian dari mata yang terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan pola cahaya yang ditangkapnya kepada otak, melalui saraf optik. Singkatnya, bisa dibilang bahwa retina merupakan salah satu bagian terpenting yang membuat manusia bisa melihat berbagai objek. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah diri, sehingga membentuk kanker pada retina.

Baca juga: Waspada, Retinoblastoma Ternyata Banyak Menyerang Anak

Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Kondisi ini biasanya dialami oleh balita. Retinoblastoma pada umumnya ditemukan sebelum menyebar keluar dari bagian mata yang berwarna putih, sehingga masih dapat disembuhkan dengan beberapa pilihan penanganan. Misalnya melalui radioterapi, operasi, atau kemoterapi.

Diturunkan dari Orangtua?

Retinoblastoma dapat terjadi sejak janin berada dalam rahim. Selama tahap awal pertumbuhannya, sel retinoblas membelah diri menjadi sel baru. Selanjutnya, sel akan berkembang menjadi sel retina yang matang. Pada kasus retinoblastoma, terjadi perubahan atau mutasi gen, sehingga sel tumbuh terus-menerus secara tidak terkendali.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi gen belum dapat dipastikan. Sekitar 25 persen dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan. Artinya, meskipun hanya salah satu orangtua yang mewariskan gen tersebut pada anak, risiko terjadinya retinoblastoma tetap ada. Retinoblastoma yang diturunkan biasanya akan menyerang kedua mata, sedangkan retinoblastoma yang tidak diturunkan dari orangtua, umumnya hanya akan mengenai salah satu mata.

Baca juga: 2 Faktor dan Cara Menangani Retinoblastoma

Gejala dan Komplikasinya

Gejala yang dimunculkan retinoblastoma adalah berupa leukokoria, yaitu warna putih pada pupil mata saat disinari cahaya. Normalnya, pembuluh darah yang berada di belakang mata memancarkan warna merah jika disinari cahaya. Selain itu, gejala-gejala lain yang juga mungkin menyertai adalah:

  • Mata merah dan bengkak.

  • Gerakan mata kanan dan kiri berbeda, atau tidak sejalan.

  • Pupil selalu terbuka lebar.

Jika sudah mengalami gejala-gejala tersebut, penanganan medis sangat perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, ada beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi, jika retinoblastoma sudah memasuki tahap lanjut. Beberapa di antaranya adalah:

  • Ablasi retina.

  • Perdarahan dalam bola mata.

  • Glaukoma.

  • Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis orbita).

  • Bola mata berkerut dan tidak berfungsi normal (phthisis bulbi).

Adakah Cara yang Dapat Dilakukan untuk Mencegahnya?

Pemeriksaan mata secara rutin perlu dilakukan, terutama pada anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat retinoblastoma. Penemuan retinoblastoma pada tahap awal akan menentukan keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap bulan hingga usia satu tahun. Sementara pemeriksaan mata secara rutin pada orang dewasa dapat dilakukan paling tidak setahun sekali.

Baca juga: Cegah Retinoblastoma Sejak Dini, Anak Harus Rutin Cek Mata

Itulah sedikit penjelasan tentang retinoblastoma. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan