Postpartum Depression dan Baby Blues, Lebih Parah yang Mana?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Agustus 2019
Postpartum Depression dan Baby Blues, Lebih Parah yang Mana?Postpartum Depression dan Baby Blues, Lebih Parah yang Mana?

Halodoc, Jakarta - Usai persalinan, kebanyakan ibu (terutama ibu baru) akan mengalami berbagai gejolak mental. Postpartum depression dan baby blues merupakan 2 kondisi yang sering terjadi. Gejalanya serupa, tetapi mana yang paling parah di antara keduanya?

Jawabannya postpartum depression. Mengapa? Sebab postpartum depression bisa dibilang merupakan kondisi lanjutan dari baby blues, atau yang disebut juga postpartum distress syndrome. Ini merupakan kondisi yang berupa munculnya perasaan gundah dan sedih berlebihan yang dialami ibu setelah melahirkan. 

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Depresi Pasca-Melahirkan

Umumnya, baby blues memburuk di 3-4 hari pasca melahirkan dan hanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan. Ibu yang baby blues sebaiknya segera mendapatkan penanganan dari dokter, karena jika gejalanya dialami lebih dari 14 hari dikhawatirkan akan mengarah pada kondisi Postpartum Depression.

Sekarang, diskusi dengan psikolog bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call. Jika ingin konsultasi tatap muka, kamu juga bisa langsung buat janji dengan psikolog di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.

Begini Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues

Hingga saat ini mungkin masih banyak yang salah kaprah dan mengira bahwa postpartum depression dan baby blues adalah gangguan yang sama. Padahal, kedua gangguan tersebut berbeda. Meski gejala-gejalanya serupa, baby blues merupakan gangguan yang lebih umum muncul dan dikategorikan lebih ringan. 

Berikut beberapa poin perbedaan antara postpartum depression dan baby blues:

  • Gejala

Baby blues biasanya ditandai dengan perubahan emosi yang cukup signifikan pada ibu pasca melahirkan. Perubahan emosi tersebut terlihat dari naik turunnya emosi, sedih, mudah lupa, sensitif, dan stres ketika bayi lahir. Ibu yang mengalami baby blues juga sering menangis dan cemas karena takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik. 

Gejala baby blues mirip dengan gejala postpartum depression, tetapi lebih ringan dan singkat dibandingkan postpartum depression. Gejala baby blues juga tidak sampai membuat ibu kehilangan kemampuan untuk mengasuh anaknya atau melakukan kegiatan sehari-hari.

Sebaliknya, postpartum depression memiliki gejala yang lebih serius. Ibu dengan kondisi ini biasanya merasa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Ibu dengan postpartum depression juga bisa mengalami kesulitan tidur atau justru tidur berlebihan. Selain itu, ibu yang mengalami postpartum depression akan merasakan kelelahan yang berarti dan tidak berenergi meskipun sudah beristirahat dengan cukup.

Baca juga: 21 Gejala yang Dialami saat Terkena Postpartum Depression

Ibu yang mengalami postpartum depression juga merasakan rasa malu, bersalah, dan penurunan kepercayaan diri. Selain itu, ibu dengan postpartum depression juga merasa kesulitan merasa bahagia atas kelahiran bayinya, sering muram, bahkan kehilangan minat untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari. Beberapa ibu bahkan memiliki pemikiran untuk menyakiti dirinya sendiri atau bayinya.

  • Durasi Gejala

Selain gejalanya, baby blues dan postpartum depression juga dibedakan dari lamanya gejala bertahan. Baby blues biasanya hanya dialami beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu. Sementara itu, gejala postpartum depression bisa dialami paling sedikit 1 bulan dan dapat bertahan hingga 1 tahun setelah melahirkan.

  • Kemunculan Gejala

Gejala baby blues umumnya muncul mulai dari 2 sampai 3 hari setelah melahirkan. Sementara postpartum depression biasanya muncul pada bulan kedua atau ketiga setelah melahirkan. Hal tersebut terjadi karena periode kehamilan merupakan periode yang sulit dijalani. Beberapa faktor lainnya seperti masalah pernikahan atau faktor ekonomi juga dapat meningkatkan tingkat stres ibu, sehingga lebih rentan mengalami postpartum depression sejak kehamilan.

  • Penyebab

Baby blues umumnya lebih disebabkan oleh perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan, dan intensitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Sementara postpartum depression lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor psikososial seperti stres berlebih yang dialami ibu. Stres tersebut berkombinasi dengan perubahan hormon, situasi kehidupan yang sulit, dan berbagai masalah lainnya.

  • Tingkat Keparahan

Baby blues merupakan gangguan yang lebih ringan dibandingkan postpartum depression. Hal tersebut dikarenakan baby blues tidak sampai mengganggu kemampuan ibu dalam mengasuh anaknya. Meski ibu merasa sedih dan tidak berdaya selama beberapa hari, ibu dengan baby blues masih bisa mengurus bayinya.

Baca juga: Enggak Cuma Wanita, Pria Juga Bisa Alami Depresi Pasca Persalinan

Beda halnya dengan baby blues, ibu yang memiliki postpartum depression gangguannya lebih serius. Mereka umumnya mengalami gejala-gejala depresi klinis. Gejala tersebut membuat ibu dengan postpartum depression merasa harga dirinya rendah, tidak mampu menjadi ibu yang baik, dan ada juga yang menghindari bayinya.

Oleh karena itu, ibu dengan postpartum depression dapat kehilangan kemampuan mengasuh bayinya. Perasaan lelah terus menerus yang dirasakan juga membuat ibu dengan postpartum depression lebih banyak memilih untuk tidur dan mengabaikan anaknya.

Referensi:
American Pregnancy (Diakses pada 2019). Do I Have The Baby Blues Or Postpartum Depression?
WebMD (Diakses pada 2019). Is It Postpartum Depression or ‘Baby Blues’? 
Healthy Children (Diakses pada 2019). Depression During & After Pregnancy: You Are Not Alone

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan