Pria Kelebihan Kromosom X Bisa Jadi Mirip Perempuan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Oktober 2018
Pria Kelebihan Kromosom X Bisa Jadi Mirip Perempuan?Pria Kelebihan Kromosom X Bisa Jadi Mirip Perempuan?

Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu melihat pria yang memiliki ciri fisik yang agak mirip perempuan, seperti misalnya memiliki payudara yang lebih besar dan menonjol? Ternyata, kondisi ini dapat dijelaskan secara medis, lho. Pria yang memiliki ciri fisik yang mirip perempuan mengalami kelebihan kromosom X dalam tubuhnya.

Sebelum bicara lebih jauh mengenai kromosom, perlu diketahui bahwa normalnya susunan kromosom antara pria dan wanita berbeda. Pria memiliki susunan kromosom X dan Y, sedangkan wanita memiliki dua kromosom X. Pada beberapa kasus yang cukup langka, pria dapat terlahir dengan kromosom X yang melebihi batas normal. Kondisi ini dalam dunia media kemudian disebut sebagai sindrom klinefelter.

Sindrom ini bukanlah kelainan yang diturunkan secara genetik, melainkan sebuah kondisi cacatnya kromosom yang terjadi secara acak setelah pembuahan. Namun, beberapa penelitian mengemukakan bahwa sindrom ini dapat dipicu oleh faktor lingkungan dan usia ibu yang sudah lebih dari 35 tahun ketika hamil. Di Indonesia, kemungkinan terjadinya sindrom klinefelter adalah sekitar 1 banding 100 ribu kelahiran.

Tanda dan Gejala dari Sindrom Klinefelter

Tanda dan gejala yang paling khas dari sindrom klinefelter adalah ukuran testis yang kecil dan tidak turun ke kantung zakar. Pria dengan sindrom ini juga biasanya memiliki payudara yang membesar (gynecomastia). Gejala-gejala tersebut muncul akibat kurangnya produksi hormon testosteron, atau hormon seks pria.

Kekurangan hormon testosteron tentu saja memengaruhi berbagai hal lain seputar reproduksi. Ketika memasuki usia remaja misalnya, pria dengan sindrom klinefelter akan cenderung mengalami pubertas yang tertunda atau tidak lengkap, serta tidak tumbuhnya rambut di bagian-bagian yang umumnya tumbuh pada pria, seperti jenggot, kumis, bulu kaki, bulu ketiak, dan bulu dada.

Selain itu, sindrom klinefelter juga dapat membuat massa otot pria lebih rendah dibanding pria pada umumnya, sehingga tubuhnya cenderung lebih lembek. Pada beberapa kasus, pria dengan sindrom ini juga mengalami pembesaran pinggul layaknya wanita, serta memiliki ukuran lengan dan kaki yang lebih panjang dibanding tubuhnya. Pria yang memiliki sindrom klinefelter juga mengalami peningkatan risiko beberapa penyakit seperti osteoporosis dan kanker payudara.

Bisakah Diobati?

Sebenarnya, belum ada tindakan medis yang paling ampuh untuk mengatasi sindrom ini secara total. Namun, metode pengobatan tetap dapat dilakukan untuk mengurangi tanda dan gejala yang terjadi. Metode pengobatan yang paling umum dilakukan adalah terapi obat pengganti hormon testosteron. Terapi ini dapat membantu menormalkan perkembangan saat pubertas, seperti massa otot dan pertumbuhan bulu di tubuh. Namun, metode ini tidak dapat membantu pertumbuhan testis dan memulihkan kemandulan.

Selain terapi obat pengganti hormon, beberapa metode pengobatan lain yang dapat dilakukan pada pria yang mengalami sindrom klinefelter adalah:

1. Pengobatan infertilitas.

2. Operasi pembuangan kelebihan jaringan pada payudara.

3. Fisioterapi.

4. Terapi dan konsultasi psikologis, untuk mengatasi minimnya rasa percaya diri.

Itulah sedikit penjelasan mengenai sindrom klinefelter pada pria, yang disebabkan oleh kelebihan kromosom X. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal sindrom ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor.

Diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu 1 jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan