Program Hamil, Perlukah Lakukan Medical Check Up?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Maret 2021
Program Hamil, Perlukah Lakukan Medical Check Up?Program Hamil, Perlukah Lakukan Medical Check Up?

Halodoc, Jakarta - Merencanakan kehamilan tidak boleh asal. Agar terhindar dari berbagai risiko komplikasi atau gangguan kesehatan pada bayi selama dan setelah kehamilan, calon ibu perlu melakukan pemeriksaan fisik atau medical check up terlebih dahulu. Lantas, apa saja tes kesehatan prakehamilan yang perlu dilakukan?

1. Tes Darah

Tes ini merupakan salah satu tes paling umum, bahkan bisa dibilang tes dasar, dari berbagai tujuan pemeriksaan fisik. Sebab, hampir semua masalah kesehatan dalam tubuh kita bisa dideteksi melalui pengambilan sampel darah. Pun dalam melakukan pemeriksaan prakehamilan, tes darah merupakan salah satu rangkaian tes yang wajib dilakukan.

Baca juga: Berkenalan Lebih Dekat dengan Program Kehamilan

Tes darah dalam pemeriksaan fisik prakehamilan dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik, seperti cystic fibrosis, penyakit Tay-Sachs, atau anemia sel sabit. Jika kamu atau pasangan membawa penyakit genetik tertentu dan mengetahuinya lebih awal, risiko pada kehamilan dan bayi bisa dihindari.

2. Cek Gula Darah

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang perlu sangat diwaspadai, sebelum merencanakan kehamilan. Itulah sebabnya selain tes darah, cek gula darah juga merupakan jenis tes yang harus dilakukan calon ibu, dengan kondisi diabetes ataupun pradiabetes.

Calon ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol berisiko menyebabkan bayi lahir dengan gula darah rendah, bayi lahir mati (stillbirth), atau kelahiran dengan operasi caesar. Maka dari itu, calon ibu yang mengidap diabetes atau memiliki berat badan berlebih sangat disarankan untuk cek kadar gula darah dulu sebelum mulai program hamil.

3. Pap Smear

Bagi wanita yang sudah menikah atau sudah aktif secara seksual, sangat disarankan rutin menjalani tes pap smear. Salah satu tes kesehatan sebelum hamil ini berfungsi untuk mendeteksi virus HPV yang bisa jadi penyebab kanker serviks (leher rahim) pada wanita. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering menyerang wanita.

Jika setelah melakukan pap smear ditemukan kelainan di rahim dan Miss V, nantinya dokter akan melakukan biopsi. Nah, biopsi ini lebih baik dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Karena jika ibu hamil menjalani biopsi, bisa berisiko mengalami nyeri, kram, atau bahkan perdarahan.

Baca juga: Agar Program Hamil Sukses, Ajak Pasangan Melakukan Ini

4. Tes Penyakit Kelamin

Sebelum merencanakan kehamilan, calon ibu juga perlu melakukan tes penyakit kelamin, sebagai salah satu kelengkapan pemeriksaan prakehamilan. Sebab, penyakit kelamin seperti klamidia atau sifilis kerap tidak terdeteksi pada tingkatan awal.

Penyakit-penyakit kelamin tersebut juga bisa mempersulit kehamilan, karena klamidia dapat menyebabkan adanya jaringan parut pada tuba falopi di rahim. Selain itu, penyakit kelamin tertentu juga bisa menghambat pembuahan, sehingga peluang hamil bisa saja menurun.

5. Tes Fungsi Tiroid

Untuk bisa memiliki kehamilan yang sehat, calon ibu perlu memiliki kadar tiroid yang normal. Sebab ketika ada gangguan tiroid, seperti hipotiroid misalnya, tubuh ibu tidak memiliki hormon tiroid yang cukup untuk janin tumbuh normal. Kebalikannya, jika hormon tiroid terlalu tinggi atau hipertiroid, janin dalam kandungan juga bisa terkena dampaknya. Hormon tiroid berlebih bisa melewati plasenta dan meningkatkan risiko tiroid janin membesar.

Permasalahan pada hormon tiroid ini dapat diketahui melalui tes darah sederhana. Selain fungsi tiroid, tes ini juga bisa mengetahui adanya kondisi HIV, hepatitis B atau C, hingga sifilis yang dapat ditularkan ke janin dalam kandungan.

Baca juga: Jalani Program Hamil, Hindari 6 Makanan Ini

6. Cek Obat-Obatan

Jangan dianggap sepele, mengetahui adanya alergi atau ketidakcocokan obat juga diperlukan, sebelum merencanakan kehamilan. Calon ibu perlu memastikan bahwa obat yang mungkin akan diminum atau diresepkan dokter selama program hamil atau masa kehamilan itu cocok, dan tidak memiliki efek samping tertentu.

Pasalnya, ada beberapa obat yang mudah bereaksi dengan kondisi tertentu atau obat lain. Misalnya obat tekanan darah tinggi dan obat epilepsi. Jadi, pastikan dulu dengan dokter bahwa obat-obatan yang dikonsumsi selama program hamil tetap aman dan tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Itulah sedikit penjelasan tentang pentingnya pemeriksaan fisik saat program hamil. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan