Begini Prosedur Melakukan Kateterisasi Otak

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   19 Juni 2020
Begini Prosedur Melakukan Kateterisasi OtakBegini Prosedur Melakukan Kateterisasi Otak

Halodoc, Jakarta - Kateterisasi otak merupakan tes diagnostik yang dilakukan dengan menggunakan sinar-X. Pemeriksaan ini menghasilkan angiogram serebral, atau gambar yang dapat membantu dokter menemukan penyumbatan atau kelainan pada pembuluh darah kepala dan leher. 

Penyumbatan atau kelainan dapat menyebabkan stroke atau pendarahan pada otak. Untuk pemeriksaan ini, dokter akan menyuntikkan zat kontras ke dalam darah. Zat kontras ini akan membantu sinar-X membuat gambaran yang jelas dari pembuluh darah, sehingga dokter dapat mengidentifikasi adanya penyumbatan atau kelainan. 

Prosedur Pelaksanaan Kateterisasi Otak

Dokter atau tim perawat yang melakukan kateterisasi otak merupakan ahli radiologi, ahli bedah saraf, atau ahli saraf yang spesialisasinya radiologi intervensi dan teknisi radiologi. Orang yang akan mendapatkan kateterisasi obat akan dibius sebelum prosedur dilakukan. Anak-anak yang mendapatkan pemeriksaan ini akan diberikan anestesi umum. Ini karena orang yang mendapatkan kateterisasi harus tetap tenang agar tes tersebut dapat efektif. Sedasi akan membantu pengidap merasa rileks dan mungkin tertidur. 

Baca juga: Kateterisasi Jantung dan Otak, Adakah Efek Sampingnya?

Untuk memulai kateterisasi, dokter akan mensterilkan area yang akan dibius dan nantinya akan digunakan sebagai jalan masuk kateter dan zat kontras. Kateter dimasukkan dan dipasang melalui pembuluh darah, kemudian masuk ke arteri karotis. Ini adalah pembuluh darah di leher yang akan membawa darah ke otak. 

Zat kontras akan mengalir melalui kateter dan masuk ke arteri. Dengan begitu, zat akan berjalan ke pembuluh darah di otak. Kamu mungkin akan merasakan sensasi hangat atau terbakar saat zat kontras mengalir ke seluruh tubuh. Kemudian dokter akan melakukan sinar-X kepala dan leher. Sementara dokter memindai, kamu mungkin diminta untuk tetap tenang atau bahkan menahan napas selama beberapa detik. 

Setelah itu, dokter akan melepas kateter dan menempatkan kain kasa atau pembalut luka di atas tempat pemasangan kateter. Keseluruhan prosedur biasanya menghabiskan waktu satu hingga tiga jam. 

Baca juga: Perawatan Setelah Kateterisasi Jantung dan Otak

Setelah Prosedur Kateterisasi Otak

Setelah prosedur dilakukan, kamu akan diarahkan ke ruang pemulihan agar kamu dapat berbaring selama dua hingga enam jam sebelum pulang. Ini untuk mencegah terjadinya perdarahan. Bila sudah diperbolehkan pulang, maka di rumah berhati-hatilah untuk tidak mengangkat benda berat atau memaksakan diri selama setidaknya satu minggu. 

Jangan lupa untuk mencukupi asupan makanan dan banyak minum air putih untuk mempercepat pembuangan zat kontras melalui urine. Hubungi dokter segera jika mengalami salah satu gejala berikut:

  • Tanda-tanda stroke, kelemahan, mati rasa, atau masalah penglihatan.
  • Kemerahan dan pembengkakan di area pemasangan kateter. 
  • Pembengkakan atau tungkai kaki terasa dingin. 
  • Nyeri dada.
  • Pusing.

Ketika hasil pemeriksaan sudah selesai, ahli radiologi akan menjelaskannya pada kamu. Dokter akan memberitahu hasil ini dan mendiskusikan tes atau perawatan selanjutnya. 

Perlu kamu waspadai bahwa kateterisasi ini dapat menimbulkan beberapa efek samping yang jarang terjadi, tetapi berpotensi serius. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:

  • Stroke (jika kateter mengendur dan terdapat plak dalam pembuluh darah).
  • Kerusakan pada pembuluh darah, termasuk menusuk arteri.
  • Gumpalan darah yang dapat terbentuk di sekitar ujung kateter.

Pastikan untuk mendiskusikan semua risiko dengan hati-hati pada dokter. 

Baca juga: Tingkatkan Kesehatan Otak dengan 6 Jenis Makanan Ini

Mempersiapkan Diri Sebelum Prosedur Kateterisasi Otak

Bicarakan pada dokter mengenai bagaimana kamu harus mempersiapkan diri. Kamu mungkin disarankan untuk tidak makan dan minum setelah tengah malam sebelum prosedur. Dokter juga mungkin meminta kamu untuk berhenti minum obat yang dapat meningkatkan risiko pendarahan. 

Jika kamu menyusui, pompa ASI sebelum prosedur, dan jangan menyusui anak lagi setidaknya selama 24 jam. Waktu tunggu ini untuk memberikan waktu pada zat kontras keluar dari tubuh kamu. Jika terjadi gejala yang tidak kamu kenali setelah prosedur, kamu dapat membicarakannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Cerebral Angiography
WebMD. Diakses pada 2020. Angiography and Angiogram.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan