Prosedur Pemeriksaan Visum yang Penting untuk Dipahami

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 September 2022

“Pemeriksaan visum adalah proses penilaian kesehatan terkait dengan kekerasan fisik yang dialami. Perawatan cedera dan pemeriksaan fisik menyeluruh menjadi beberapa tahap prosedur pemeriksaan yang perlu dilakukan.”

Prosedur Pemeriksaan Visum yang Penting untuk DipahamiProsedur Pemeriksaan Visum yang Penting untuk Dipahami

Halodoc, Jakarta – Mengalami kekerasan pada fisik tentunya membuat seseorang mengalami kondisi yang tidak nyaman. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memulihkan kondisi kesehatan fisik dan mental dengan melaporkan dan melakukan visum agar pelaku bisa mendapatkan keadilan yang sesuai dengan tindakannya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui lebih banyak mengenai prosedur pemeriksaan visum agar proses ini bisa digunakan sebagai bukti. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan sebagai cara pemulihan baik secara fisik maupun mental. Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Kenali Apa Itu Pemeriksaan Visum

Pemeriksaan visum adalah proses penilaian yang dikeluarkan oleh tim medis terkait dengan kekerasan yang dialami terhadap fisik seseorang. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah menilai kebutuhan perawatan korban baik dari sisi fisik maupun mental. Hal ini membuat tim medis akan lebih mudah untuk mengobati dan mengontrol kondisi kesehatan seseorang yang mengalami kekerasan.

Selain itu, pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akan digunakan untuk menempuh jalur hukum. Oleh karenanya, pemeriksaan ini berfungsi sebagai bukti selama proses penyelidikan dan penuntutan kasus.

Prosedur Pemeriksaan Visum

Pemeriksaan visum umumnya dilakukan di klinik kesehatan atau rumah sakit yang sudah ditunjuk oleh pihak yang berwenang atau kepolisian. Durasi pemeriksaan akan berbeda-beda pada setiap korban, tetapi pemeriksaan ini akan berlangsung selama 1,5 hingga 4 jam.

Pada kasus kekerasan, tubuh menjadi salah satu bukti yang perlu dijaga agar hasil pemeriksaan bisa adil dan benar. Untuk itu, saat akan melakukan visum ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh korban karena berpotensi merusak barang bukti, seperti:

  • Mandi.
  • Berendam.
  • Mengganti pakaian.
  • Menyisir rambut.
  • Membersihkan area yang mengalami kekerasan.

Prosedurnya bisa dilakukan segera atau maksimal 72 jam setelah tindakan kekerasan yang dialami. 

Nah, berikut ini prosedur yang dijalankan saat menjalankan visum, seperti:

1. Perawatan Cedera atau Luka

Saat kamu mengalami luka atau cedera akibat tindakan kekerasan, tentunya tim medis akan melakukan perawatan terlebih dahulu. Luka atau cedera akan dibersihkan menggunakan obat-obatan yang bisa membantu kamu meringankan rasa nyeri atau tidak nyaman pada tubuh.

2. Riwayat Kesehatan

Tim medis juga akan menanyakan kondisi kesehatan secara umum. Dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan dan obat-obatan yang kamu gunakan secara rutin maupun dalam beberapa jam terakhir. 

Selain itu, tim medis juga bisa bertanya mengenai kegiatan seksual yan diinginkan bersama pasangan atau seseorang untuk memastikan DNA dan bukti lain yang akan dikumpulkan. 

3. Pemeriksaan Fisik Menyeluruh

Selanjutnya tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, mulai dari tekanan darah hingga denyut nadi. Pada tahap ini, tim medis juga akan mengumpulkan bukti kekerasan yang ada pada bagian tubuh luar, seperti adanya luka terbuka, memar, cedera, atau pembengkakan bagian tertentu.

Selain itu, pemeriksaan juga akan meliputi bagian mulut serta vagina atau anus. Pemeriksaan ini juga termasuk pengambilan sampel darah, urine, hingga helai rambut.

Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk memastikan tidak adanya cedera pada bagian dalam tubuh, seperti patah tulang atau trauma fisik.

4. Pengumpulan Bukti Lainnya

Tentunya dengan persetujuan korban, tim medis akan mengumpulkan bukti fisik lainnya, seperti pakaian hingga pakaian dalam untuk melengkapi pemeriksaan yang dilakukan.

Jika saat tindakan kekerasan pelaku meninggalkan barang bukti fisik lainnya, seperti helaian rambut atau bekas cakaran pada tubuh, hal ini juga akan dikumpulkan sebagai barang bukti pelengkap.

5. Perawatan dan Pengobatan Tindak Lanjut

Setelah prosedur pemeriksaan visum dilakukan secara lengkap, korban bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan lanjutan untuk memastikan kesehatan fisik dan mental dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan mengenai penyakit seksual menular hingga melakukan kunjungan ke psikolog bisa diajukan sebagai perawatan lanjutan. 

Referensi:
RAINN. Diakses pada 2022. What Is a Sexual Assault Forensic Exam?
FRIS. Diakses pada 2022. What Is Forensic Medical Exam?
Patient. Diakses pada 2022. Forensic Examination.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan