Punya Fobia Parah Sering Dianggap Aneh, Wajarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Februari 2018
Punya Fobia Parah Sering Dianggap Aneh, Wajarkah?Punya Fobia Parah Sering Dianggap Aneh, Wajarkah?

Halodoc, Jakarta – Pernah enggak punya teman yang takut sama nasi? Atau, takut sama buah-buahan tertentu? Mungkin menurut beberapa orang, ketakutan tersebut enggak wajar dan seringkali dianggap lucu. Apalagi untuk orang yang enggak takut sama objek-objek tersebut. Tapi yang namanya rasa takut, terkadang memang bisa muncul tiba-tiba dan tidak membutuhkan alasan yang logis, lho.

Umumnya, ketakutan irasional tersebut dikenal dengan sebutan fobia. Itulah kenapa ada orang yang menyebut dirinya fobia ketinggian, fobia rambutan, dan fobia lainnya ketika merasa takut terhadap sesuatu. Sebagian orang mungkin bisa mengatasi fobia tersebut, tapi untuk sebagian lainnya, fobia tersebut dapat menimbulkan rasa cemas dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Lantas, bagaimana membedakan ketakutan yang normal dan fobia? Kenapa fobia bisa terjadi? Dan, apakah mempunyai fobia parah itu wajar? Simak penjelasannya di sini, yuk!

Perbedaan Takut dan Fobia

Rasa takut adalah respon wajar yang terjadi ketika menghadapi sesuatu yang mengancam. Dengan rasa takut, seseorang akan lebih waspada sehingga bisa lebih cepat melindungi diri sendiri. Misalnya, kamu merasa takut saat melihat anjing yang menggonggong ke arah kamu, lalu kamu berlari untuk melindungi diri. Tapi, rasa takut disebut dengan fobia ketika rasa takut kamu pada anjing membuat kamu merasa cemas meskipun hanya melihat boneka anjing atau melihat anjing terikat di pagar depan rumah.

Amigdala merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan mempersiapkan diri dari kejadian darurat. Saat terdapat rangsangan yang merespon rasa takut, maka amigdala akan melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk menempatkan tubuh manusia ke dalam keadaan “waspada”, atau dikenal sebagai respon fight-or-flight. Dalam keadaan “waspada” tersebut, amigdala akan mempersiapkan individu untuk bergerak, berlari, melawan, dan lainnya untuk melindungi diri. Selain mengenali rangsangan atau isyarat yang berbahaya, amigdala juga bertanggung jawab dalam menyimpan rangsangan yang mengancam ke memori otak.

Kenapa Fobia Terjadi?

Umumnya, fobia terjadi karena peristiwa yang traumatis. Misalkan, ada yang pernah dicakar oleh kucing lalu mempunyai fobia kucing. Atau, ada yang pernah jatuh dari pohon lalu mempunyai fobia ketinggian. Selain peristiwa traumatis yang dialami langsung, peristiwa traumatis yang dilihat di televisi juga bisa membuat seseorang mempunyai fobia. Misalkan, ada yang fobia naik pesawat terbang setelah melihat berita kecelakaan pesawat terbang di televisi.

Apakah Fobia itu Wajar?

Fobia itu wajar saja dimiliki oleh seseorang selama tidak menghambat aktivitas sehari-hari. Namun, jika fobia yang dimiliki sudah menghambat aktivitas sehari-hari dan membuat kamu menghindari objek, aktivitas, atau situasi tertentu, maka kamu perlu bicara dengan dokter. Jika kamu punya keluhan dengan fobia yang dimiliki, kamu bisa bicara dengan dokter melalui fitur Chat dan Video/Voice Call di aplikasi Halodoc. Kamu bisa bicara dengan dokter yang kamu suka kapan saja dan di mana saja.

Kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Kamu hanya tinggal pesan lewat aplikasi Halodoc, dan pesanan kamu akan diantar dalam satu jam. Atau, jika kamu penasaran dengan kadar kolestrol, kadar gula dalam darah, dan lain-lain, kamu juga bisa cek melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah! Kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui kamu pada waktu yang sudah ditentukan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan  Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan