Radiasi Kimia Juga Berpotensi Menyebabkan Lupus?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Januari 2020
Radiasi Kimia Juga Berpotensi Menyebabkan Lupus?Radiasi Kimia Juga Berpotensi Menyebabkan Lupus?

Halodoc, Jakarta - Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa paparan bahan kimia dan polutan industri dapat meningkatkan risiko penyakit lupus. Sebuah penelitian dilakukan pada pekerja industri yang terpapar limbah dan polusi kimia dari produksi industri. Terdapat hubungan antara paparan bahan kimia silika dengan berkembangnya penyakit lupus. Hanya saja tetap perlu dipastikan mengenai dosis, faktor kerentanan, dan risiko lupus yang ada pada seseorang. 

Bukan hanya pekerja industri, tetapi petani atau pekerja kebun dalam skala besar yang menggunakan pestisida dan pelaur juga memiliki risiko akan penyakit lupus. Paparan bahan kimia ini juga menjadi masalah lingkungan populasi masyarakat di suatu tempat. 

Baca juga: Ini Jenis-Jenis Lupus yang Perlu Diketahui

Faktor Lingkungan Penyebab Lupus

Sebagian besar peneliti juga menganggap bahwa agen lingkungan, seperti virus atau bahan kimia yang ditemui setiap orang yang secara genetik rentan, menjadi pemicu penyakit lupus. Elemen lingkungan yang dapat memicu lupus tidak sepenuhnya diketahui. Hanya saja yang paling sering disebut adalah sinar ultraviolet (UVA dan UVB), infeksi (termasuk efek dari virus Epstein-Barr), dan paparan debu silika dalam pengaturan pertanian atau industri. 

Lupus adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh interaksi kerentanan intrinsik dengan faktor risiko lingkungan. Risiko berkembangnya lupus dapat meningkat akibat paparan bahan kimia dan polutan industri. Suatu populasi berisiko mengembangkan lupus jika wilayahnya diterpa oleh bahan-bahan kimia. Misalnya silika, pestisida pertanian dan perumahan, pelarut dan hidrokarbon lainnya, serta paparan pekerjaan lainnya.

Contoh-contoh lain dari pemicu lingkungan potensial termasuk:

  • Sinar ultraviolet dari matahari dan bola lampu neon.
  • Obat sulfa, yang membuat seseorang lebih sensitif terhadap sinar matahari.
  • Obat tetrasiklin yang peka terhadap sinar matahari seperti minocycline.
  • Penilisin atau obat antibiotik lain seperti: amoksisilin, ampicillin, dan cloxacillin.
  • Infeksi, pilek, atau penyakit virus.
  • Kelelahan.
  • Stres emosional, seperti perceraian, penyakit, kematian dalam keluarga, atau komplikasi kehidupan lainnya.
  • Hal-hal lain yang menyebabkan stres pada tubuh seperti operasi, kerusakan fisik, cedera, kehamilan, atau melahirkan. 

Baca juga: 10 Fakta Tentang Lupus yang Perlu Diketahui 

Jenis-Jenis Lupus

Ditemukan terdapat empat jenis lupus.

1. Lupus Erythematosus Sistemik

Ini merupakan jenis lupus yang paling umum. Ketika mengetahui bahwa seseorang mengidap lupus, kemungkinan besar merujuk pada SLE. Kondisi ini biasanya memengaruhi beberapa sistem organ tubuh orang yang berbeda, termasuk ginjal, kulit, sendi, jantung, sistem saraf, dan paru-paru.

SLE dapat berkisar dari ringan hingga berat. Kondisi ini menyebabkan gejala yang mungkin memburuk seiring waktu dan kemudian membaik. 

2. Lupus Kulit

Lupus jenis ini umumnya terbatas pada kulit. Jenis ini dapat menyebabkan ruam dan lesi permanen dengan jaringan parut. Ada beberapa jenis lupus kulit, termasuk: lupus kulit akut, lupus kulit kronis, dan lupus kulit subakut. 

3. Lupus Neonatal

Kondisi ini sangat langka dan menyerang bayi yang ibunya memiliki antibodi autoimun tertentu. Antibodi autoimun ini ditularkan dari ibu ke janin di seluruh plasenta. Tidak semua ibu yang memiliki antibodi ini memiliki gejala lupus.

4. Lupus Akibat Konsumsi Obat

Penggunaan obat resep tertentu dapat menyebabkan lupus yang diinduksi oleh obat (DIL). DIL juga dapat disebut sebagai lupus erythematosus (DILE) yang diinduksi obat. Selain itu, DIL dapat berkembang melalui penggunaan jangka panjang dari obat-obatan tertentu yang diresepkan, biasanya setelah hanya beberapa bulan minum obat.

Ada banyak obat yang dapat menyebabkan seseorang mengembangkan DIL. Beberapa contoh obat termasuk:

  • Antimikroba, seperti terbinafine dan pirazinamid.
  • Obat antikonvulsan, seperti fenitoin dan valproat,
  • Obat aritmia, seperti quinidine dan procainamide.
  • Obat untuk tekanan darah tinggi, seperti timolol dan hydroxyzine.

Baca juga: Akhirnya, Penyebab Penyakit Lupus Kini Terungkap

Sementara itu, DIL meniru gejala SLE, dalam banyak kasus kondisi ini biasanya tidak memengaruhi organ utama. Namun, hal ini dapat menyebabkan perikarditis dan radang selaput dada. DIL biasanya dapat hilang dalam beberapa minggu setelah menghentikan pengobatan yang menjadi penyebab. 

Jika kamu mengalami gejala penyakit lupus, sebaiknya jangan menunggu lama untuk memeriksakan diri ke dokter. Kini kamu bisa berkomunikasi pada dokter dengan praktis dengan aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
NCBI. Diakses pada 2019. Pesticides, chemical and industrial exposures in relation to systemic lupus erythematosus.
Science Daily. Diakses pada 2019. Environmental factors may trigger lupus onset, progression


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan