Saat Anak Remaja Mulai Memberontak, Orangtua Harus Apa?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Februari 2021
Saat Anak Remaja Mulai Memberontak, Orangtua Harus Apa?Saat Anak Remaja Mulai Memberontak, Orangtua Harus Apa?

Halodoc, Jakarta – Mengemudi dengan cepat, melanggar jam malam, berdebat, atau bahkan mengutil adalah perilaku yang mungkin ditemukan pada anak remaja yang memberontak. Remaja kerap menguji kesabaran orangtua melalui pemberontakan-pemberontakannya. 

Pada dasarnya, semua remaja melalui fase yang sama. Pencarian kebutuhan akan kemandirian dan identitas merupakan bagian dari proses tumbuh dewasa. Ini sebenarnya juga terkait dengan perubahan perkembangan di otak yang pada akhirnya akan membantu anak remaja menjalani tahap dewasanya kelak.

Baca juga: Cara Tepat Menerapkan Kedisiplinan pada Anak Remaja

Penyebab Anak Remaja Memberontak

Ada apa dengan sikap memberontak ini? Bagaimana orangtua dapat mengarahkan anak remaja supaya tidak berlaku terlalu liar? Pada tahap usia remaja, area otak yang disebut korteks prefrontal sedang berkembang. Ini adalah bagian otak yang berada di belakang dahi yang merupakan pusat pemikiran dan penilaian seorang anak. Di situlah anak mengembangkan cita-cita dan idenya sendiri.

Sementara anak-anak yang usianya lebih kecil belum bisa melihat kekurangan orangtuanya, para remaja tiba-tiba melihat dunia secara lebih realistis. Mereka membangun cita-cita tentang bagaimana seharusnya menjadi orangtua, berdasarkan orangtuanya, framing media, dan lingkungannya. 

Ketika mereka membandingkan orangtua mereka sendiri dengan harapannya mengenai sosok orangtua, disitulah terjadi bentrokan. Di satu sisi korteks prefrontalnya sedang bekerja di mana otak menjadi mampu mensintesis informasi menjadi ide. Remaja mulai ingin melatih keterampilan baru tersebut dan cenderung mempraktikkannya pada orangtuanya.

Baca juga: 6 Tips Hindarkan Anak dari Kecanduan Game Online

Dinamika lain juga membuat anak mulai memberontak seperti interaksi sosial dengan anak remaja lain, lingkungan pertemanan, cinta, ketertarikan dengan lawan jenis, dan eksperimen lainnya. 

Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Di tengah dinamika perkembangan anak di masa remaja, apa yang semestinya orangtua harus lakukan? Para ahli menyarankan orangtua untuk menghabiskan waktu bersama anak remaja. Tawarkan untuk mengantar anak bertemu dengan teman-temannya. 

Menonton televisi bersama dan memulai diskusi ringan mengenai topik yang ditampilkan di televisi. Intinya adalah komunikasi dan bukan hanya pada saat ketidaksetujuan atau pendisiplinan. Pastikan orangtua berkomunikasi dengan anak dan menunjukkan kebanggaan ketika anak remaja melakukan pekerjaan dengan baik.

Baca juga: Hubungan Asmara Juga Butuh Ilmu Psikologi

Perlu orangtua ketahui kalau menjadi korban bullying juga dapat membuat anak memberontak dan menarik diri. Saat mencoba mengoreksi perilaku remaja yang memberontak, cobalah untuk mengeksplorasi dan memahami mengapa anak remaja melakukan hal demikian, bukannya berfokus pada kesalahan yang mereka lakukan. 

Lepaskan godaan untuk terus mengontrol anak remaja. Otak remaja sangat membutuhkan risiko dan harus merasakan kemandirian agar dapat tumbuh dengan percaya diri. Ketimbang terlalu mengatur, terlibatlah secara emosional. 

Remaja membutuhkan kesempatan untuk berpikir sendiri dan membangun kepercayaan diri pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah. Di sinilah pentingnya peran dampingan orangtua. 

Selain hal-hal yang sudah diungkapkan sebelumnya, berikut adalah panduan singkat hal-hal yang harus dilakukan orangtua menghadapi anak remaja yang memberontak:

1. Jangan Stres

Masa remaja adalah masa perpisahan dari norma-norma orangtua dan perkembangan identitas diri yang mengakibatkan hubungan tegang karena pengambilan keputusan. Sebaiknya orangtua jangan sampai stres. Tetapkan batasan yang memungkinkan anak merasa bisa membuat pilihan sambil memahami konsekuensinya dengan jelas.

2. Tetap Konsisten dengan Aturan Rumah 

Orangtua harus selalu konsisten dengan aturan yang ditetapkan di rumah. Namun, orangtua sebaiknya tetap terbuka dan tawarkan waktu untuk mengadakan pertemuan keluarga di mana anak remaja dapat mengungkapkan gagasannya tanpa penghakiman dari orangtua. 

3. Perlakukan Mereka seperti Orang Dewasa

Orangtua pastinya ingin membangun rasa percaya diri anak remaja. Ini bisa dimulai dengan memperlakukannya sebagai orang dewasa. 

Kalau orangtua butuh rekomendasi profesional mengenai penanganan anak remaja yang memberontak bisa ditanyakan melalui Halodoc. Kalau anak remaja sakit dan butuh ke rumah sakit, buat janji saja melalui Halodoc.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Teenagers: Why Do They Rebel?
Parents.com. Diakses pada 2021. Teenage Rebellion Isn't What it Used to Be — Here's How to Deal.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan