Saat Otot Jantung Melemah, Risiko Syok Kardiogenik Meningkat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Oktober 2018
Saat Otot Jantung Melemah, Risiko Syok Kardiogenik MeningkatSaat Otot Jantung Melemah, Risiko Syok Kardiogenik Meningkat

Halodoc, Jakarta - Apa kamu pernah mendengar istilah syok kardiogenik? Kondisi ini merupakan gangguan jantung secara mendadak, sehingga jantung tiba-tiba tidak bisa memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Walaupun hal ini jarang terjadi, kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari serangan jantung dan membutuhkan penanganan secepatnya.

Gejala yang ditimbulkan oleh syok kardiogenik mirip dengan gejala gagal jantung, tetapi lebih serius. Indikasi yang umum dan patut diwaspadai, antara lain:

  1. Kulit pucat dan berjerawat.

  2. Napas sesak dan berat.

  3. Napas pendek dan cepat.

  4. Detak jantung mendadak lebih cepat.

  5. Keluar keringat berlebih.

  6. Hilang kesadaran atau pingsan.

  7. Gelisah, kebingungan, dan pusing.

  8. Denyut nadi melemah atau menjadi cepat.

  9. Frekuensi buang air kecil berkurang dari biasanya atau tidak sama sekali.

  10. Kulit terasa dingin saat disentuh.

  11. Terasa nyeri pada dada.

Walaupun kondisi ini sangat jarang terjadi, syok kardiogenik masih menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pengidap infark miokard akut. Infark miokard merupakan istilah medis untuk penyakit jantung. Tanpa penanganan medis yang cepat, tingkat kematian dari pengidap ini bisa mencapai 80-90 persen. Hal yang harus dilakukan untuk mengembalikan kemampuan jantung untuk berkontraksi adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan dan menjalani prosedur medis tertentu.

Pengidap syok kardiogenik mempunyai angka kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi. Hanya sekitar 10-20 persen yang bertahan dalam kondisi ini. Hal ini terjadi karena gagalnya pengembalian fungsi jantung secara normal. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan cacat secara permanen.

Kondisi kurangnya aliran darah ke pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang berfungsi untuk memberi suplai oksigen untuk jantung) akan merusak ventrikel kiri, yang merupakan ruang jantung dan berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi pada pengidap serangan jantung. Otot jantung akan melemah dan berkembang menjadi syok kardiogenik.

Berikut ini merupakan penyebab-penyebab syok kardiogenik lainnya, antara lain:

  1. Aritmia yang berbahaya. Aritmia merupakan masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau berdetak secara tidak teratur. Kondisi ini terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik.

  2. Miokarditis, atau pembengkakan otot jantung. Hal ini terjadi karena adanya peradangan atau inflamasi pada otot jantung (miokardium). Otot ini yang bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung dalam memompa darah akan terganggu.

  3. Embolisme paru. Kondisi ini merupakan penyumbatan pada pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung menuju paru-paru. Hal ini ditandai dengan adanya jumlah darah atau cairan yang berlebihan di sekitar jantung dan mencegah otot jantung memompa darah dengan benar.

  4. Endokarditis. Kondisi ini merupakan infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh masuknya bakteri ke aliran darah, yang kemudian menginfeksi bagian jantung yang rusak.

  5. Keracunan zat tertentu atau overdosis obat juga dapat menyebabkan terjadinya syok kardiogenik, karena dapat memengaruhi kemampuan memompa jantung yang akan dialirkan ke seluruh tubuh.

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai gejala dan penyebab dari syok kardiogenik. Perhatikan gejala-gejala yang menunjukkan adanya indikasi penyakit ini. Jika kamu atau orang terdekat kamu mengalami salah satunya, segera diskusikan dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call di aplikasi Halodoc. Selain itu, di Halodoc juga kamu bisa membeli obat dan akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan