Sadari Gejala TBC di Tengah Pandemi COVID-19

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 April 2022

“Sebagai penyakit yang menular, gejala khas dari TBC adalah batuk selama 14 hari atau lebih. Jika kamu mengalaminya, pastikan untuk segera melakukan skrining awal secara mandiri untuk mencegah gejala bertambah parah.”

Sadari Gejala TBC di Tengah Pandemi COVID-19Sadari Gejala TBC di Tengah Pandemi COVID-19

Halodoc, Jakarta – Di tengah pandemi ini, tak hanya infeksi COVID-19 yang perlu diwaspadai, tetapi juga tuberkulosis atau TBC. Sebab, data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Indonesia memiliki angka kasus terbanyak ketiga dunia. Hal ini menandakan bahwa tuberkulosis masih menjadi ancaman yang nyata di Indonesia. 

Untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit tersebut, penting untuk menyadari apa saja gejala TBC dan perbedaannya dengan COVID-19 di tengah pandemi ini. Yuk, ketahui penjelasannya di sini! 

Baca juga: Ketahui Mitos Tentang Cara Penyebaran Tuberkulosis

Batuk-Batuk Bukan Hanya Gejala COVID-19

Perlu diingat bahwa tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sementara itu, COVID-19 merupakan infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2. Keduanya merupakan penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. 

Nah, salah satu gejala klinis yang umum dari infeksi COVID-19 adalah batuk. Namun, batuk juga menjadi gejala klinis yang khas dari penyakit TBC. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui perbedaan gejala di antara keduanya. Berikut ini adalah gejala infeksi COVID-19 yang paling umum terjadi, yaitu: 

  • Mengalami demam. 
  • Sakit kepala
  • Batuk tiba-tiba, yang pada awalnya kering namun suatu saat bisa berdahak jika kasus menjadi berat akibat tidak segera ditangani. 
  • Merasakan nyeri tenggorokan. 
  • Sesak napas yang bisa memburuk dalam hitungan hari. 

Sementara itu, berikut adalah gejala umum dari penyakit TBC: 

  • Batuk lebih dari 14 hari atau 2 minggu.
  • Mengalami sesak pada pernapasan.
  • Berkeringat di malam hari tanpa aktivitas yang berat.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan secara signifikan. 
  • Munculnya rasa lelah yang ekstrem.

Perkembangan gejala TBC dapat terjadi secara perlahan dan bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan daya tahan tubuh seseorang. Selain itu, penyebaran TBC juga sangat mudah, yaitu melalui droplet orang dengan TBC selayaknya COVID-19. Jadi, TBC sama-sama bisa menyebar melalui batuk, bersin, atau meludah. 

Maka dari itu, segeralah memeriksakan kondisi kesehatanmu ke Puskesmas atau klinik terdekat jika mengalami gejala tersebut. Terutama gejala utama dari TBC, yakni batuk lebih dari 14 hari. 

Baca juga: Mengidap Tuberkulosis saat Hamil, Apa yang Perlu Dilakukan?

Pentingnya Pemeriksaan Tuberkulosis Mandiri 

TBC merupakan penyakit yang berpotensi serius, tetapi dapat disembuhkan jika pengobatan segera dilakukan. Namun, jika terlambat terdeteksi, maka penanganan juga tidak dapat dilakukan sedari dini. 

TBC yang tidak ditangani secara tepat dapat berakibat fatal, bakteri penyebabnya bisa menyebar ke organ tubuh lain dan memicu terjadinya TBC ekstra paru.

Namun, tak hanya itu, terdapat beberapa komplikasi lain yang juga dapat terjadi akibat TBC, yaitu: 

  • Kerusakan sendi. 
  • Meningitis
  • Masalah pada hati atau ginjal. 
  • Gangguan jantung
  • dll. 

Cegah TBC Sedini Mungkin dengan #141CekTBC

Di awal tahun 2022, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) memulai kampanye #141CekTBC, yang merupakan bagian dari #TOSSTBC (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan dari penyelenggaraan kampanye #141CekTBC adalah meningkatkan kesadaran kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri saat gejala TBC muncul.

Kampanye komunikasi digital #141CekTBC ini juga memiliki beberapa fitur yang bisa digunakan dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Pertama, yaitu fitur Pengingat #141CekTBC, yaitu Pengingat 141CekTBC.

Melalui fitur ini, kamu dapat menandai gejala batuk yang sudah dialami. Jika gejala sudah sampai 14 hari atau lebih, kamu akan mendapatkan peringatan untuk segera cek dokter.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan skrining awal TBC  secara mandiri dengan Fitur Chatbot, dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bisa diakses melalui website resmi Stop TB Partnership Indonesia (STPI). Melalui fitur ini, kamu juga bisa mendapatkan informasi lengkap tentang gejala TBC dan pengobatannya. 

Fitur Chatbot ini juga memudahkan kamu mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan di layanan dengan fasilitas diagnosis. 

Baca juga: Benarkah Pengidap HIV Rentan Terserang Tuberkulosis?

Selain itu, kamu juga dapat tanya dokter melalui aplikasi Halodoc untuk menceritakan keluhan dan meminta saran medis yang harus dilakukan selanjutnya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 

Litbang. KemKes. Diakses pada 2022. Jangan Abaikan TBC di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Eliminasi TBC Tahun 2030. 
141.stoptbindonesia.org. Diakses pada 2022. Apa sih bedanya TBC dengan COVID-19. 
Emedicinehealth. Diakses pada 2022. What Are the Differences Between Tuberculosis and COVID-19?
TBC Indonesia. Diakses pada 2022. Apa itu TOSS TBC?
Stop TB Partnership Indonesia. Diakses pada 2022. #141CekTBC, 14 hari batuk tak kunjung reda? 1 solusi, cek dokter segera!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan