Saraf Terjepit Dapat Sebabkan Skiatika, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Juli 2019
Saraf Terjepit Dapat Sebabkan Skiatika, Ini AlasannyaSaraf Terjepit Dapat Sebabkan Skiatika, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta - Skiatika adalah nyeri panggul, tepatnya di sepanjang jalur saraf panggul (sciatic nerve). Saraf pada bagian panggul merupakan saraf terpanjang di dalam tubuh, yang terletak di belakang tulang panggul, bokong, hingga ke tungkai. Nyeri skiatika umumnya terasa pada bokong dan area kaki. 

Kondisi ini terjadi ketika saraf terjepit, atau adanya gangguan lain yang menekan saraf panggul. Tingkat keparahan nyeri yang dialami dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Meski umumnya bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu, pada beberapa kasus diperlukan tindakan operasi, terutama jika berkaitan dengan gangguan usus atau kandung kemih.

Nyeri akibat skiatika biasanya akan meningkat ketika pengidapnya duduk dalam waktu lama, bersin, atau batuk. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang juga bisa menyertai kondisi ini, yaitu:

  • Kesemutan yang menjalar dari punggung hingga kaki.

  • Otot tungkai dan kaki menjadi lemah.

  • Mati rasa atau kebas.

Baca juga: Enggak Hanya Meningitis, Ini Jenis-Jenis Penyakit Saraf

Penyebab dan Faktor Risikonya

Skiatika terjadi ketika saraf pada tulang panggul tertekan. Kondisi itu umumnya terjadi karena piringan sendi yang bergeser dari posisinya (slipped disc), saraf terjepit (herniated disc), atau pertumbuhan taji tulang pada tulang belakang (bone spurs).

Namun, ada sejumlah kondisi yang juga dapat memicu terjadinya skiatika, yaitu: 

  • Duduk terlalu lama. 

  • Diabetes. Kondisi ini berisiko memicu terjadinya kerusakan saraf.

  • Kerja berat. Orang yang sering mengangkat beban berat atau berkendara dalam waktu yang lama berpotensi mengidap skiatika.

  • Obesitas. Pertambahan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang sehingga memicu skiatika.

  • Usia. Pertambahan usia dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap gangguan tulang belakang, seperti saraf terjepit atau pertumbuhan taji tulang pada tulang belakang.

Bagaimana Mengobatinya?

Umumnya, skiatika dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 6 minggu, tanpa memerlukan pengobatan khusus dari dokter. Penanganan mandiri di rumah bisa dilakukan dengan cara mengompres hangat atau dingin, dan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotik.

Baca juga: Ini Ciri-Ciri Alami Kerusakan Saraf

Pengidap juga disarankan untuk tetap melakukan aktivitas fisik atau olahraga untuk mempercepat proses penyembuhan, dengan porsi yang disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika cara tersebut tidak dapat mengatasi gejala, segera periksakan kondisi ke dokter. 

Biasanya, dokter akan menganjurkan beberapa pilihan pengobatan, seperti:

  • Pemberian obat. Obat yang umumnya diresepkan adalah antiinflamasi, penenang otot (misalnya diazepam), antikejang (misalnya gabapentin dan pregabalin), atau antidepresan.

  • Suntikan steroid. Suntikan ini diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan di sekitar saraf yang terganggu. Namun, pemberian suntikan biasanya akan dibatasi karena berisiko menimbulkan efek samping yang serius.

  • Operasi. Jika skiatika menyebabkan nyeri yang semakin buruk, inkontinensia urine atau inkontinensia tinja, serta tubuh menjadi sangat lemah meski telah diobati, dokter biasanya akan menganjurkan operasi. Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang, mengatasi saraf terjepit, atau mengatasi kondisi lain yang menekan saraf tulang belakang. 

Adapun tindakan operasi yang biasa dilakukan adalah:

  • Operasi untuk menghilangkan bagian piringan sendi yang menekan saraf (discectomy).

  • Operasi untuk menggabungkan tulang belakang yang keluar dari posisinya (fusion surgery)

  • Operasi untuk menghilangkan bagian tulang belakang atau lamina (laminectomy) untuk menangani stenosis spinal.

  • Ketika kondisi pengidap membaik pasca pengobatan, dokter biasanya akan menyarankan program rehabilitasi fisik guna mencegah cedera lanjutan. Terapi fisik juga akan dipusatkan untuk menguatkan otot yang menopang tulang belakang, memperbaiki postur tubuh, serta meningkatkan kelenturan tubuh.

Baca juga: Hilang Keseimbangan, Waspada Kena Gangguan Saraf

Kemudian, untuk mencegah kambuhnya skiatika, program rehabilitasi fisik tersebut harus dikombinasikan dengan upaya-upaya di rumah. Program tersebut adalah berolahraga secara teratur dengan melakukan peregangan sebelum dan sesudah latihan, memperbaiki postur tubuh dan cara mengangkat beban, serta menggunakan tempat tidur dengan permukaan yang cukup keras untuk menopang beban bahu, bokong, dan menjaga tulang belakang tetap lurus.

Itulah sedikit penjelasan tentang skiatika. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan