Sebabkan Diare, Benarkah E. Coli Bisa Ditularkan dari Hewan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
Sebabkan Diare, Benarkah E. Coli Bisa Ditularkan dari Hewan?Sebabkan Diare, Benarkah E. Coli Bisa Ditularkan dari Hewan?

Halodoc, Jakarta – Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang biasanya merupakan bagian penting dari saluran usus sehat manusia dan hewan. Tapi, ada beberapa jenis E. coli yang berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit.

Jenis infeksi E. coli yang paling umum yang menyebabkan penyakit pada orang adalah E. coli O157 yang menghasilkan racun yang dikenal sebagai Shiga-toksin. Gejala infeksi kuman ini meliputi diare berair atau berdarah, demam, kram perut, mual, dan muntah. Penyakitnya bisa ringan sampai berat. Anak kecil lebih mungkin mengalami masalah parah dengan E.coli O157, termasuk gagal ginjal, bahkan dapat meninggal akibat infeksi E. coli O157.

Baca juga: Hindari E.Coli dengan Rajin Mencuci Tangan

Beberapa hewan dapat menyebarkan E. coli O157 ke manusia, meliputi sapi, kambing, domba, dan rusa. Kebanyakan orang terinfeksi E. coli O157 dari makanan yang terkontaminasi, misalnya daging sapi yang kurang matang atau susu mentah (tidak dipasteurisasi). E. coli O157 dapat ditularkan langsung ke orang-orang dari tinja anak sapi muda dan sapi dewasa. E. coli O157 juga dapat menyebar dari orang ke orang, terutama di tempat-tempat di mana kontak yang sering dan dekat antar orang terjadi, seperti fasilitas penitipan anak.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terinfeksi E.coli?

Coli O157 secara alami ditemukan di saluran usus banyak hewan ternak, termasuk sapi yang sehat, domba, dan kambing. Hewan dapat membawa E. coli O157 dan menumpahkan kuman di tinja, namun masih tampak sehat dan bersih. Kuman dapat dengan cepat mencemari kulit, bulu, bulu, dan daerah tempat hewan tinggal dan berkeliaran.

Hewan dapat terlihat sehat dan bersih tetapi dapat menyebarkan E. coli O157 ke manusia atau hewan lain. Gejala E. coli O157, meliputi:

  1. Diare berair atau berdarah

  2. Demam

  3. Kram perut

  4. Mual

  5. Muntah.

Gejala biasanya terjadi 3 hingga 4 hari setelah seseorang melakukan kontak dengan E. coli O157. Penyakit dapat berkisar dari ringan hingga berat dan mengancam jiwa. Kebanyakan orang menjadi lebih baik dalam 5 hingga 7 hari. Anak kecil yang terinfeksi E. coli O157 berada pada risiko tertinggi untuk mengalami gejala dan komplikasi parah, seperti sindrom uremik hemolitik, yang merupakan jenis gagal ginjal. Jika kamu mengalami salah satu gejala yang dijelaskan di atas, hubungi dokter dan pastikan untuk memberi tahu tentang kontak baru-baru ini dengan hewan.

Pencegahan infeksi memerlukan langkah-langkah kontrol pada semua tahap rantai makanan, dari produksi di pertanian hingga pemrosesan, pembuatan, dan persiapan makanan di perusahaan komersial dan dapur rumah tangga.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Infeksi Bakteri E.Coli

Pendidikan dalam penanganan makanan yang higienis bagi pekerja di peternakan, tempat pemotongan hewan, dan mereka yang terlibat dalam produksi makanan sangat penting untuk menjaga kontaminasi mikrobiologis seminimal mungkin. Satu-satunya metode yang efektif untuk menghilangkan E. coli dari makanan adalah dengan memperkenalkan pengobatan bakterisidal, seperti pemanasan (misalnya, memasak atau pasteurisasi) atau iradiasi.

Berikut lima kunci untuk makanan yang lebih aman, meliputi:

  1. Jaga kebersihan

  2. Pisahkan mentah dan matang

  3. Masak sampai matang

  4. Simpan makanan pada suhu yang aman

  5. Gunakan air yang aman dan bahan baku

Mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum persiapan atau konsumsi makanan dan setelah kontak toilet sangat dianjurkan, terutama bagi orang yang merawat anak-anak kecil, orang tua atau individu yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, karena bakteri dapat ditularkan dari orang ke orang, serta melalui makanan, air, dan kontak langsung dengan hewan.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebaran E.coli, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.