Seberapa Penting Minum Suplemen Saat Puasa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Mei 2019
Seberapa Penting Minum Suplemen Saat Puasa?Seberapa Penting Minum Suplemen Saat Puasa?

Halodoc, Jakarta – Minum suplemen saat puasa sebenarnya bukan sebuah keharusan. Ini tergantung bagaimana kondisi tubuh, apakah kamu merasa lemah, baru sembuh dari sakit, atau sedang mengalami penyakit tertentu.

Sebenarnya asal kamu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan istirahat yang cukup, minum suplemen saat puasa tidak menjadi suatu keharusan. Beberapa suplemen justru dapat membuat jantung berdetak lebih cepat atau malah harus dikonsumsi setelah perut terisi. Mengonsumsi suplemen juga malah bisa meningkatkan nafsu makan, sehingga jadinya kamu malah tambah lapar dan tidak bisa berkonsentrasi dalam beraktivitas.

Faktanya, sebagian besar mineral dalam tubuh disimpan di tulang, jaringan lemak, dan lokasi penyimpanan lainnya. Tubuh menyimpan energi cadangan sebanyak mungkin dan karena itu pasokan nutrisi yang berlimpah datang sepanjang waktu benar-benar mengurangi kemampuan tubuh untuk memanfaatkan mineral-mineral yang saat ini disimpan dalam tubuh. Berpuasa justru adalah momen di mana kamu bisa menggunakan nutrisi yang sudah tersimpan di dalam tubuh.

Baca juga: Biar Fit, Perlukah Minum Suplemen Saat Puasa?

Malahan kekurangan zat besi dan elektrolit biasanya terjadi, karena dehidrasi dan sekresi berlebihan dari garam tubuh lebih dikarenakan konsumsi kopi dan teh. Tanin dan kafein dalam kopi dan teh dapat menurunkan tingkat penyerapan nutrisi. Juga dapat membuat kamu mengeluarkan lebih banyak elektrolit dan mineral lain melalui urine.

Ada beberapa tips yang bisa kamu aplikasikan supaya tetap fit seharian selama puasa, yaitu:

1. Jangan Mengonsumsi Jenis Makanan yang Salah

Berbuka puasa bukan hanya tentang kalori, tapi tentang kualitas nutrisi dan fokus pada makan makanan padat gizi. Ini dikatakan oleh Kimberly Snyder, C.N., penulis The Beauty Detox Solution. Ia menyontohkan, 500 kalori alpukat akan dicerna dengan sangat berbeda dan memiliki efek yang sangat berbeda pada keseluruhan tubuh dan metabolisme ketimbang 500 kalori keripik kentang goreng.

Fokus pada makan keseimbangan yang sehat dari semua makronutrien (lemak sehat, protein tanpa lemak, dan karbohidrat) dan serat (yang akan membantu rasa kenyang, gas, dan kembung) yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

Baca juga: 6 Vitamin untuk Tingkatkan Daya Ingat

Ketika berbuka puasa, ada baiknya kamu mengisi setengah piring dengan sayuran, seperempat dengan protein tanpa lemak ikan, ayam, dan kalkun, serta seperempat dengan tepung sehat, seperti beras merah, quinoa, nasi atau malah ubi jalar. Jika kamu akan berakhir dengan makan sedikit lebih sedikit kalori dari biasanya, kamu membutuhkan kalori untuk menjadi bergizi dan melayani tubuh mungkin.

2. Menjaga Asupan Cairan

Ketika disebutkan mengonsumsi cairan, tidak hanya asal minum melainkan konsumsi cairan yang sehat seperti air putih, tanpa pengawet, dan pemanis. Mengonsumsi teh manis tidak dilarang, hanya saja perlu dibatasi karena minum teh manis cenderung meningkatkan rasa haus dan malah mendorong keinginan berkemih semakin sering.

Baca juga: Jangan Sembarangan, Ini 4 Tips Berikan Suplemen untuk Anak

3. Membaca Sinyal Tubuh

Tubuh akan memberikan sinyal bila sesuatu yang tidak baik sedang terjadi. Ketika tubuh merasa tidak sanggup lagi untuk meneruskan puasa, umumnya kamu akan merasa pusing, lelah, keringat dingin, serta kelemahan yang luar biasa.

Ketika kamu mendapatkan sinyal-sinyal ini, ada baiknya untuk tidak melanjutkan berpuasa. Bisa jadi gula darahmu sedang turun atau malah mengalami dehidrasi parah. Memaksakan diri untuk puasa hanya akan membuat kondisi tubuh semakin menurun.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai tips sehat menjalani puasa, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to d doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.