Selain Kelelahan, Ini Gejala Anemia Aplastik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 April 2019
Selain Kelelahan, Ini Gejala Anemia AplastikSelain Kelelahan, Ini Gejala Anemia Aplastik

Halodoc, Jakarta - Sel darah memiliki peran yang berbeda-beda di dalam tubuh manusia. Sel darah merah berperan sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah putih bertugas melawan infeksi, sementara trombosit berfungsi untuk mencegah perdarahan. Namun, ada satu penyakit yang cukup langka dan menyebabkan sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah baru. Baik sel darah merah, darah putih, maupun trombosit. Kondisi ini disebut dengan anemia aplastik.

Baca Juga: Kenali Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Anemia Aplastik

Anemia aplastik bisa terjadi secara bertahap dalam beberapa pekan atau bulan bahkan bisa muncul secara tiba-tiba. Jika anemia aplastik terjadi pada seseorang dengan kadar darah yang rendah dapat berdampak fatal dan mengancam nyawa.

Tidak hanya mudah merasa lelah, beberapa gejala yang muncul akibat penyakit ini, yaitu:

  • Nyeri sekitar dada.

  • Sakit kepala atau pusing.

  • Kulit pucat.

  • Sesak napas.

  • Memar yang tidak diketahui penyebabnya dan sering terkena infeksi.

  • Sering mengalami mimisan atau gusi berdarah.

  • Perdarahan yang berkepanjangan.

  • Lemas di seluruh tubuh

  • Jantung berdebar-debar.

Baca Juga: Kelainan pada Darah, Ini 5 Penyebab Anemia Aplastik

Lantas, Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Kerusakan sumsum tulang belakang adalah penyebab utama munculnya penyakit ini. Ada banyak faktor yang menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, baik sementara atau permanen. Penyebabnya antara lain:

  • Radiasi dan Kemoterapi. Dua jenis terapi ini memang ampuh membunuh sel kanker, namun terapi ini dapat membunuh sel-sel sehat, termasuk sumsum tulang belakang. Anemia aplastik adalah efek samping yang terjadi sementara dan dapat sembuh kembali setelah terapi selesai.

  • Paparan terhadap bahan kimia beracun. Bahan kimia beracun misalnya benzene (kandungan yang biasa terdapat pada bensin) dan pembunuh serangga (DDT) dapat menyebabkan sumsum tulang belakang mengalami kerusakan.

  • Penggunaan obat tertentu. Obat tertentu seperti rheumatoid arthritis dan antibiotik adalah penyebab anemia aplastik.

  • Infeksi virus. Ada beberapa infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang belakang. Infeksi tersebut antara lain hepatitis, HIV, Epstein-Barr dan cytomegalovirus

  • Kelainan autoimun. Penyakit autoimun menyerang sel-sel sehat, termasuk sumsum tulang belakang.

Simak Langkah Pengobatannya Berikut

Terdapat beberapa jenis pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi anemia aplastik. Namun pengobatan tersebut akan tergantung kepada kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa cara mengobatinya antara lain:

  • Pemberian Antibiotik. Penderita anemia aplastik sering kesulitan melawan bakteri atau virus karena kadar sel darah putihnya rendah. Selain itu, anemia aplastik membuat sistem imun seseorang menjadi lemah. Obat-obatan antibiotik diperlukan untuk mencegah atau mengatasi infeksi agar infeksi yang terjadi tidak semakin parah.

  • Transfusi Darah. Metode ini digunakan untuk mengontrol perdarahan, mengurangi gejala-gejala yang muncul, serta menyuplai sel darah yang tidak bisa diproduksi sumsum tulang, agar kadar sel darah kembali normal. Perlu diketahui bahwa pengobatan ini berisiko menyebabkan peningkatan kadar zat besi di dalam darah yang kemudian dapat mengganggu fungsi beberapa organ tubuh.

  • Transplantasi Sel Punca. Prosedur ini akan mencangkok sel punca yang sehat dari pendonor untuk diberikan ke penderita anemia aplastik melalui infus. Namun, tidak selamanya pengobatan ini berjalan lancar. Pada beberapa kasus, tubuh pasien menolak sel punca yang dicangkok dari pendonor. Jika dibiarkan, kondisi ini menyebabkan komplikasi yang berbahaya.

  • Imunosupresan. Metode ini bertujuan mengontrol aktivitas sistem imun yang merusak sel punca dengan menggunakan obat-obatan, seperti cyclosporine atau kortikosteroid. Umumnya, metode ini dilakukan jika pengidap anemia aplastik tidak bisa diobati dengan metode transplantasi sel punca.

  • Stimulan sumsum tulang. Agar sumsum tulang bisa kembali memproduksi sel darah yang baru, dokter bisa memberikan obat stimulan seperti sargramostim, filgrastim, pegfilgrastim, dan epoetin alfa. Metode ini sering dikombinasikan dengan imunosupresan.

Baca Juga: Bisakah Pengidap Anemia Aplastik Sembuh Total?

Cari tahu lebih lanjut seputar gejala anemia aplastik dan pencegahannya dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan