Sempat Jadi Epidemik di Korea, Ini Alasan Harus Waspada MERS

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Januari 2019
Sempat Jadi Epidemik di Korea, Ini Alasan Harus Waspada MERSSempat Jadi Epidemik di Korea, Ini Alasan Harus Waspada MERS

Halodoc, Jakarta - MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus korona. Disebut ‘middle east’ lantaran virus penyebab penyakit ini menyebar melalui unta, yang banyak dijumpai di daratan Timur Tengah. Pada sekitar pertengahan tahun silam, penyakit ini sempat kembali menjadi epidemik di Korea Selatan, sejak pertama kali mewabah pada 2015 dan melahap sekitar 38 korban jiwa.

MERS memiliki gejala awal yang cukup mirip dengan penyakit flu, karena virus yang menyebabkan kedua penyakit tersebut sejenis. Gejala-gejala yang dimaksud adalah:

  • Demam.

  • Batuk-batuk.

  • Napas pendek.

  • Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.

  • Nyeri otot.

  • Selain itu, tanda-tanda pneumonia juga sering ditemukan pada pemeriksaan pengidap MERS.

Baca juga: Jauh dari Timur Tengah, Kenali Flu Unta yang Mengincar

Karena kemiripannya dengan gejala flu, MERS cenderung sulit dideteksi sejak dini, dan dianggap sebagai penyakit flu biasa. Namun, jika tidak segera ditangani, MERS yang tingkat keparahannya telah meninggi dapat berpotensi memicu gagal organ, terutama ginjal dan sepsis. Itulah mengapa MERS menjadi penyakit yang perlu diwaspadai.

Siapa yang Paling Berisiko Tertular MERS?

Meski gejala awalnya mirip flu, penularan MERS tidaklah semudah flu biasa. Seperti disebutkan di awal, virus penyakit MERS ditularkan melalui unta. Artinya mereka yang berkontak dengan unta berisiko tinggi untuk terserang penyakit ini. Namun, penularan virus penyebab MERS juga dapat terjadi dari orang ke orang. Hal ini berarti seseorang dapat tertular MERS dari seorang pengidap, jika tidak menerapkan prosedur perlindungan diri terhadap virus dengan baik.

Baca juga: Batuk dan Bersin, Mana yang Lebih Banyak Virusnya?

Lebih jelasnya, berikut beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko tinggi untuk terserang MERS:

  • Usia. Para lansia lebih rentan terkena penyakit ini.

  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pada pengidap HIV.

  • Memiliki penyakit kronis, contohnya kanker, diabetes, atau penyakit paru-paru.

  • Konsumsi daging unta kurang matang atau susu unta mentah.

  • Pernah berkunjung ke Arab Saudi. Jika kamu mengalami demam serta gejala MERS dalam dua minggu setelah bepergian ke negara tersebut, segera periksakan diri ke dokter.

  • Sering berada di dekat pengidap MERS, misalnya petugas medis yang merawat pengidap di rumah sakit atau keluarga yang tinggal serumah dengan pengidap.

  • Sering berinteraksi dengan unta, karena MERS ditemukan pada beberapa unta.

Adakah Penanganan yang Dapat Dilakukan untuk MERS?

Hingga saat ini, belum ada metode pengobatan khusus yang ampuh untuk mengatasi MERS. Vaksin untuk mencegah penularan ini pun belum tersedia. Penanganan medis yang dapat dokter lakukan terhadap pengidap MERS biasanya hanya bertujuan untuk meringankan gejala, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca juga: Hati-Hati, Ini Bahayanya Flu Australia

Namun, ada beberapa hal atau kebiasaan yang dapat kamu lakukan untuk menghindari penularan MERS, yaitu:

  • Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Terutama sebelum makan atau menyentuh wajah.

  • Membersihkan dan mensterilkan permukaan atau benda yang sering disentuh banyak orang, sesering mungkin. Contohnya, pegangan pintu atau telepon.

  • Menutup hidung maupun mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, dan langsung membuang tisu tersebut ke tempat sampah.

  • Tidak memakai peralatan yang sudah digunakan pengidap MERS, misalnya piring, sendok, atau handuk.

  • Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

  • Menghindari kontak fisik atau berbagi pakai peralatan makan dengan pengidap MERS.

Itulah sedikit penjelasan tentang penyakit MERS. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan