Sendi Terasa Kaku Bisa Menjadi Gejala Artritis Gout

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   04 November 2020
Sendi Terasa Kaku Bisa Menjadi Gejala Artritis GoutSendi Terasa Kaku Bisa Menjadi Gejala Artritis Gout

Halodoc, Jakarta – Artritis gout ditandai dengan gejala nyeri pada sendi, hingga muncul rasa kaku di sendi tubuh. Penyakit ini terjadi karena ada peradangan sendi yang disebabkan oleh penumpukan Kristal asam urat di dalam sendi. Semakin lama, nyeri yang muncul juga bisa disertai dengan pembengkakan, perubahan sendi menjadi biru keunguan, serta sendi terasa kaku. 

Risiko penyakit ini disebut lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Gejala sendi kaku pada penyakit ini menyebabkan pengidapnya kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuh yang terserang. Maka dari itu, penting untuk memberi penanganan segera jika gejala penyakit ini muncul. Lantas, bagaimana cara mengenali gejala artritis gout dan apa saja faktor risikonya?

Baca juga: Harus Tahu, Cara Penanganan Tepat Artritis Gout

Gejala dan Faktor Risiko Artritis Gout 

Artritis gout adalah bentuk artritis inflamatorik yang bisa muncul salah satunya karena kadar asam urat yang tinggi di dalam darah. Asam urat yang tinggi ini bisa membentuk Kristal menyerupai jarum di sendi. Hal itu yang kemudian menyebabkan muncul sensasi nyeri, kemerahan, bengkak, dan kekakuan pada sendi yang diserang. 

Pada dasarnya, tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yaitu zat yang juga ditemukan secara alami di dalam tubuh. Selain itu, purin juga banyak ditemukan pada jenis makanan tertentu, seperti daging, jeroan, serta makanan laut. Peningkatan kadar asam urat juga bisa dipicu oleh asupan lain, seperti minuman yang mengandung alkohol dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).

Gejala khas dari penyakit ini adalah nyeri yang muncul secara tiba-tiba pada sendi. Nyeri biasanya akan menjadi semakin parah pada malam hari atau menjelang dini hari. Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan kekakuan pada sendi dan berujung pada terbatasnya pergerakan. Artritis gout juga ditandai dengan rasa nyeri dan sensasi hangat pada saat disentuh dan terlihat merah atau ungu.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Pengidap Artritis Gout

Penumpukan asam urat bisa terjadi pada sendi bagian mana saja. Namun, sendi yang paling sering terkena artritis gout adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Semakin lama, kondisi ini bisa menjadi lebih parah dan dapat membentuk gumpalan di bawah kulit di sekitar sendi. 

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini terjadi, di antaranya: 

1.Jenis Kelamin dan Usia 

Risiko artritis gout lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Selain itu, faktor usia juga berpengaruh, penyakit ini rentan menyerang orang yang berusia sekitar 30-60 tahun. 

2.Faktor Genetik 

Faktor genetik ternyata juga berpengaruh. Risiko artritis gout ternyata menjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama. 

3.Riwayat Penyakit 

Riwayat penyakit yang diidap juga bisa meningkatkan risiko artritis gout. Penyakit ini rentan menyerang orang yang mengidap kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan pada organ jantung. 

4.Obesitas 

Orang yang mengalami kelebihan berat badan alias obesitas juga harus mewaspadai artritis gout. Penyakit ini bisa menyerang bahkan di usia lebih muda pada orang yang memiliki berat badan berlebih. 

Baca juga: 4 Jenis Gejala Artritis Gout yang Perlu Diketahui

Cari tahu lebih lanjut seputar gejala artritis gout dan apa saja faktor risikonya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa menyampaikan keluhan penyakit yang dialami dan dapatkan rekomendasi pengobatan yang tepat. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call atau Chat. Yuk, download Halodoc di App Store dan Google Play!

Referensi:
Arthritis.org. Diakses pada 2020. What is Gout?
MedicalNewsToday. Diakses pada 2020. Gout: Symptoms, Causes, and Treatment.
WebMD. Diakses pada 2020. Gout Symptoms.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan