Serba-serbi Operasi Jantung yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 September 2018
Serba-serbi Operasi Jantung yang Perlu DiketahuiSerba-serbi Operasi Jantung yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat memberi dampak buruk bagi pengidapnya, bahkan sampai membahayakan nyawa. Bila pengidap penyakit jantung sudah berada dalam kondisi yang parah, biasanya operasi jantung perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pengidap. Operasi jantung yang berhasil dilakukan dapat memperpanjang harapan hidup pengidapnya. Ini berbagai macam hal mengenai operasi jantung yang perlu kamu ketahui.

Mengenal Penyakit Jantung

Penyakit jantung memang termasuk dalam penyakit kardiovaskular. Namun, ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Istilah penyakit kardiovaskular digunakan untuk penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, seperti penyumbatan pembuluh darah. Pasalnya, pembuluh darah sangat berkaitan dengan kesehatan jantung. Bila pembuluh darah tersumbat maka dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Sementara itu, penyakit jantung benar-benar mengarah ke semua kelainan yang terjadi pada jantung, seperti penyempitan pembuluh darah jantung, kelainan pada otot jantung, irama detak jantung, bahkan sampai katup jantung.

Pengidap yang Membutuhkan Operasi Jantung

Tercatat pada tahun 2014, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyakit yang mematikan di Indonesia. Itulah mengapa operasi jantung sangat diperlukan agar nyawa pengidap penyakit jantung dapat diselamatkan. Berikut adalah ciri-ciri pengidap yang perlu menjalani operasi jantung:

  1. Mengalami kerusakan atau kelainan pada bagian jantung.
  2. Mengidap penyakit jantung koroner atau gagal jantung yang sangat berat.
  3. Membutuhkan transplantasi jantung.
  4. Memerlukan alat pacu jantung implan.

Jenis-jenis Operasi Jantung

Ada berbagai macam jenis operasi jantung, salah satunya adalah open heart surgery. Pada prosedur operasi ini, dokter biasanya akan membuka dada pengidap lebar agar bisa memperbaiki bagian yang rusak, seperti pembuluh darah, katup atau otot jantung. Namun, seiring berkembangnya teknologi, operasi jantung juga sudah mengalami perkembangan sehingga dapat dilakukan secara non-invasif, yaitu dengan bukaan yang lebih kecil dan tidak terlalu menimbulkan rasa sakit.

Berikut berbagai macam jenis operasi jantung tergantung pada penyakit yang dialami pengidap:

1. Operasi bypass (CABG)

Operasi bypass (CABG) masih termasuk ke dalam operasi jantung terbuka dan dilakukan untuk mengobat pengidap penyakit jantung koroner. Prosedur operasi jantung ini berupa pencangkokan pembuluh darah arteri atau vena yang sehat pada pembuluh darah jantung yang tersumbat. Dengan demikian, jantung bisa mendapatkan suplai darah segar dari arteri yang dicangkokan. Selain untuk meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung, operasi bypass ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko serangan jantung, menyembuhkan nyeri dada atau angina, dan mengembalikan kemampuan fisik pengidap penyakit jantung.  

2. Operasi Katup Jantung

Seperti namanya, operasi katup jantung memang dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung yang rusak. Penyakit katup jantung bisa terjadi bila setidaknya ada satu dari empat katup jantung yang tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan penyempitan atau kebocoran. Masalah katup jantung yang sering terjadi, antara lain penyempitan katup aorta (stenosis aorta), kebocoran katup aorta (regurgitasi aorta), dan kebocoran katup mitral.

Nah, operasi katup jantung dilakukan agar jantung dapat berfungsi normal kembali. Prosedur operasi katup jantung dilakukan dengan cara mengganti katup yang mengalami kelainan dengan katup jantung mekanis atau katup dari donor, atau memindahkan posisi katup sehat ke posisi katup yang rusak.

3. Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung dibutuhkan bila jantung pengidap tidak bisa lagi menjalankan fungsinya untuk memompa darah. Biasanya kondisi tersebut terjadi pada pengidap gagal jantung stadium akhir. Oleh karena itu, jantung pengidap yang rusak perlu diganti dengan jantung dari donor yang sehat melalui transplantasi jantung. Namun, keberhasilan operasi transplantasi jantung juga bergantung dari kondisi tubuh pengidapnya. Pasalnya, tubuh pengidap berpotensi memberi reaksi penolakan terhadap jantung yang baru. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh pengidap menganggap organ tersebut sebagai benda asing yang dianggap berbahaya. Namun, kondisi ini bisa diminimalkan dengan cara mengonsumsi obat imunosupresan.

4. Maze Surgery

Bagi orang yang mengalami kelainan irama detak jantung atau aritmia, jenis operasi yang bisa dilakukan adalah maze surgery atau disebut juga operasi ablasi. Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil untuk menciptakan jaringan parut. Namun, dokter juga bisa menggunakan cara lain, yaitu menggunakan energi gelombang radio untuk menghancurkan area kecil jaringan yang menjadi penyebab detak jantung tidak teratur.

5. Angioplasti (PCI)

Dikenal juga sebagai Percutaneous Coronary Interventions (PCI), angioplasti dilakukan untuk membuka pembuluh darah jantung yang tersumbat. Dokter akan memasukkan alat khusus pada arteri yang tersumbat untuk membantu melebarkannya.

6. Implan Alat Pacu Jantung (pacemaker) atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)

Alat pacu jantung berupa alat kecil yang ditanam di bawah kulit dada atau perut. Dengan menggunakan sinyal listrik berenergi rendah, alat pacu jantung bisa mengendalikan irama jantung. Sementara itu, ICD adalah alat untuk memeriksa detak jantung yang tidak normal. Bila ada kelainan maka ICD akan mengirimkan kejutan listrik ke jantung untuk membuat irama jantung menjadi normal kembali.

Itulah serba serbi seputar operasi jantung. Bila kamu ingin tahu lebih jauh tentang operasi jantung, kamu bisa bertanya langsung pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan