Sering Buang Air Kecil, Waspadai Terjadinya Bladder Outlet Obstruction

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 Februari 2020
Sering Buang Air Kecil, Waspadai Terjadinya Bladder Outlet ObstructionSering Buang Air Kecil, Waspadai Terjadinya Bladder Outlet Obstruction

Halodoc, Jakarta - Semua masalah kesehatan yang terjadi pada tubuh harus mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, ada beberapa kondisi yang memerlukan pengobatan segera, meskipun ada pula yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan. Seperti BOO atau bladder outlet obstruction, yang dikenal dengan obstruksi kandung kemih dapat membuat pangkal kandung kemih mengalami penyumbatan. 

Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya atau terhentinya aliran urine yang menuju ke bagian uretra yang berperan sebagai pembawa urine keluar dari tubuh. Pembesaran prostat kerap menjadi pemicu terjadinya BOO, sehingga penyakit ini rentan menyerang pria berusia lanjut. Kondisi medis lainnya seperti kanker kandung kemih atau adanya batu pada kandung kemih juga meningkatkan terjadinya masalah ini. 

Gejala dan Penyebab dari BOO Bladder Outlet Obstruction

Salah satu gejala umum dari masalah obstruksi kandung kemih adalah keinginan untuk selalu buang air kecil dan sering melakukan aktivitas buang air kecil ini. Lalu, gejala lainnya yang bisa terasa termasuk munculnya nyeri pada bagian perut, kesulitan buang air kecil, nyeri ketika buang air kecil, aliran urine lemah dan lambat, infeksi pada saluran kemih, terbangun pada tengah malam untuk berkemih, hingga retensi cairan apabila terjadi gagal ginjal. 

Baca juga: Kenali Fakta Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Tidak hanya masalah pembesaran prostat, kanker kandung kemih dan adanya batu pada saluran kemih, BOO bisa terjadi karena kondisi medis lainnya, seperti striktur uretra dan munculnya tumor pada area panggul, termasuk rahim, prostat, leher rahim, dan rektum. Ada pula kondisi yang berpotensi menyebabkan BOO meski lebih jarang ditemui, seperti spasme uretra, divertikulitis uretra, masuknya benda asing, sistokel, dan posterior urethral valves. 

Jadi, kalau kamu mengalami salah satu gejala tadi, jangan tunda untuk memeriksakan kesehatan ke rumah sakit, sehingga penanganan bisa segera dilakukan. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc agar proses berobat di rumah sakit menjadi lebih mudah. Atau pakai aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter spesialis. 

Diagnosis dan Pengobatan Bladder Outlet Obstruction

Terjadinya pembesaran ukuran perut yang tidak normal atau pembesaran pada ukuran kandung kemih bisa menjadi diagnosis awal dari penyakit bladder outlet obstruction. Pada pria, pembesaran prostat bisa menjadi penguat pemeriksaan, sementara pada wanita adalah terjadinya sistokel atau turunnya kandung kemih. 

Baca juga: Fatal, Ini Komplikasi Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Adapun pemeriksaan lainnya yang digunakan untuk menguatkan diagnosis BOO termasuk pemeriksaan darah untuk mengecek apakah terjadi kerusakan pada ginjal, kultur urine untuk mengecek adanya infeksi, USG ginjal dan bagian kandung kemih, pemeriksaan urine, dan rontgen apabila terjadi penyempitan pada uretra. 

Sementara itu, pengobatan untuk obstruksi kandung kemih didasarkan pada penyebab yang menyertainya. Sebagian besar kasus masalah kesehatan ini ditangani dengan pemasangan kateter untuk tindakan perbaikan apabila terjadi penyumbatan. Pada beberapa kondisi, kateter juga dimasukkan melalui dinding perut untuk mengosongkan urine yang berada pada kandung kemih. 

Baca juga: Ini Bedanya Infeksi Saluran Kemih dan Batu Kandung Kemih

Prosedur operasi untuk pengobatan BOO mungkin dibutuhkan untuk pengobatan dalam jangka panjang. Namun, sebagian besar kondisi penyebab masalah ini bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan. Jadi, jangan sepelekan apabila kamu mengalami keinginan untuk kencing berulang kali tetapi tidak sedang banyak minum, ya!

Referensi: 
MedinePlus. Diakses pada 2020. Bladder Outlet Obstruction.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Bladder Outlet Obstruction.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bladder Outlet Obstruction: Causes in Men?

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan