Tanpa Sadar, 4 Hal Ini Sering Buat Orangtua dan Remaja Bertengkar

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Juni 2020
Tanpa Sadar, 4 Hal Ini Sering Buat Orangtua dan Remaja BertengkarTanpa Sadar, 4 Hal Ini Sering Buat Orangtua dan Remaja Bertengkar

Halodoc, Jakarta - Sebagai seorang anak, Si Kecil umumnya tak memiliki suara atau kuasa dalam banyak hal. Mulai dari pakaian yang dikenakan, makanan yang dimakan, jam berapa waktu untuk tidur, kemana dan kapan akan pulang, semuanya hampir menjadi keputusan orangtua. 

Namun, ketika mereka sudah beranjak dewasa, apa ibu atau ayah masih bisa membuat keputusan sepihak tersebut? Hmmm, rasanya amat sulit. Alasannya simpel, anak yang telah beranjak remaja akan mengembangkan identitas baru. 

Ingat, sangat normal bagi remaja untuk membuat pendapat, pemikiran, dan nilai-nilai mereka sendiri tentang kehidupan. Hal inilah yang mempersiapkan mereka saat beranjak dewasa kelak. Sayangnya, dalam kebanyakan kasus penyesuaian inilah yang bisa memicu berbagai perselisihan atau pertengkaran antara remaja dan orang tua. 

Pertanyaannya, hal apa yang bisa memicu remaja dan orangtua hingga bertengkar?

Baca juga: Intip Trik Agar Balita Ramah pada Semua Orang

1. Jam Malam

Kita sebagai orangtua tentu memiliki tujuan baik untuk memberlakukan jam malam pada anak. Alasan utamanya demi keamanan dan keselamatan anak. Sayangnya, niat baik ini disalahartikan oleh anak. Mereka berpikir jam malam merupakan tindakan pengekangan. 

Jam malam seringkali menjadi hal yang memicu remaja dan orangtua bertengkar. Oleh sebab itu, cobalah ajak dirinya berdiskusi mengenai hal ini. Ajak anak agar lebih terbuka, misalnya dengan memberitahukan kemana ia akan pergi, dengan siapa, hingga pukul berapa akan pulang. Hal ini bisa menjadi perimbnangan bagi orangtua dan anak dalam memberikan waktu keluar pada malam hari.

2. Permasalahan dari Sekolah

Saat memasuki usia remaja, mereka biasanya akan sibuk untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru, pengalaman baru, minat baru, dan lain-lain. Nah, hal inilah yang terkadang membuat tugas dan kewajiban sebagai seorang pelajar “di kesampingkan”. 

Lalu, apa dampaknya? Seringkali anak mengalami penurunan nilai hingga kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Tak cuma itu, beberapa dari mereka juga melupakan pekerjaan rumah (PR), dan enggan untuk menyisihkan waktu belajar di malam hari. Nah, hal-hal di ataslah yang bakal memicu perselisihan di antara anak dan orangtua. 

Baca juga: Ibu bekerja, Bagaimana Quality Time dengan Anak?

3. Terlalu Banyak Aturan di Rumah

Banyaknya aturan di rumah yang harus dihadapi, merupakan hal yang memicu remaja dan orangtua bertengkar. Padahal, rumah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi mereka. Nah, aturan-aturan inilah yang membuat mereka jadi “pemberontak”. 

Aturan yang dibuat orangtua tentunya bertujuan baik, agar anak menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab. Namun, sayangnya aturan yang ketat ini membuat anak merasa tertekan. Bahkan, sebagian dari mereka menganggap aturan dibuat untuk mengekang mereka. 

Oleh sebab itu, sebelum membuat peraturan, cobalah diskusikan dengan anak alasan mengapa peraturan tersebut dibuat. Jelaskan tujuan dan manfaat aturan tersebut bagi dirinya kelak dan anggota keluarga di rumah.

Baca juga:  Alasan Anak Perempuan Lebih Dekat dengan Ayah

4. Sibuk dengan Gadget

Terlalu sering menatap layar ponsel, laptop, komputer, atau gadget lainnya, kerap kali membuat orangtua jengkel. Apalagi bila anak mengesampingkan pekerjaan rumah, enggan membantu pekerjaan orangtua di rumah, dan tidak acuh terhadap keadaan atau orang-orang di dalam rumah.

Nah, hal inilah yang membuat remaja dan orangtua kerap kali berselisih. Solusinya, ibu bisa kok memberlakukan jam-jam tertentu kapan anak boleh menggunakan gadget mereka. Misalnya, setelah usai mengerjakan PR, atau setelah membantu orangtua membersihkan rumah.

Namun, sebelum memberlakukan aturan ini, cobalah jelaskan pada mereka manfaat aturan yang akan dibuat. Misalnya, dengan meminimalkan waktu bermain gadget, anak bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan anggota keluarganya. 

Tak cuma itu saja, ibu juga bisa kok mengedukasi anak mengenai dampak kecanduan bermain gadget. Contohnya, mengganggu proses belajar, kurang bersosialisasi, mengganggu pola tidur, hingga memicu masalah fisik dan psikis. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Teens and Parents in Conflict.
The Nemours Foundation - Kids Health. Diakses pada 2020. Why Do I Fight With My Parents So Much?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan