Sering Kemoterapi Steroid Berisiko Kena Empiema, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 November 2019
Sering Kemoterapi Steroid Berisiko Kena Empiema, Benarkah?Sering Kemoterapi Steroid Berisiko Kena Empiema, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Di dalam paru-paru, terdapat bagian yang disebut ruang pleura, ruang yang berada di antara paru-paru dan permukaan dinding dada bagian dalam. Ketika terdapat nanah yang berkumpul di bagian ini, empiema bisa terjadi. Nanah tersebut merupakan kombinasi antara cairan pada sel imunitas tubuh, sel mati, dan bakteri. Sayangnya, nanah yang mengisi pleura ini tidak bisa keluar dengan sendirinya, sehingga harus dilakukan pembedahan. 

Pneumonia yang terjadi karena infeksi bakteri disinyalir menjadi penyebab kuat seseorang bisa alami empiema. Infeksi ini bisa menyebar dan menyebabkan terjadinya akumulasi nanah yang mengisi ruang pleura pada paru-paru. Cairan yang terinfeksi bisa berjumlah satu liter, bahkan lebih. Jika tidak segera diambil, cairan tersebut bisa mengakibatkan paru-paru tertekan. 

Benarkah Sering Kemoterapi Steroid Berisiko Terserang Empiema?

Tidak hanya bakteri, empiema bisa terjadi karena amuba maupun infeksi jamur. Organisme ini menuju pleura melalui aliran darah jaringan pada paru, dan permukaan organ yang memicu terjadinya luka pada dada, seperti misalnya luka pada dada akibat operasi, ruptur pada esofagus, atau kondisi lainnya. 

Baca juga: 7 Penyebab Seseorang Alami Empiema

Lalu, benarkah seseorang yang sering menjalani kemoterapi steroid lebih berisiko terserang empiema? Sebenarnya, kebersihan gigi yang buruk, konsumsi alkohol dan penggunaan obat tertentu serta seizure disorder menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya empiema. Namun, orang-orang yang memiliki imunitas tubuh lemah memiliki risiko terserang empiema sama tingginya dengan ketiga faktor sebelumnya. Ini termasuk pengidap yang menjalani kemoterapi steroid, multiple trauma, dan berada pada kondisi malnutrisi. 

Faktor risiko lain yang turut berpengaruh adalah pengidap gangguan paru-paru primer, dan orang-orang yang mengalami penurunan kesadaran, sedasi, mendapatkan anestesi umum, dan berada dalam fase koma. Tentu saja, kondisi ini merupakan darurat medis, sehingga kamu harus segera mendapatkan penanganan. Jadi, segera lakukan pengobatan, lebih mudah lagi kalau kamu pakai aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Pengidap Pneumonia Bisa Terkena Empiema

Pengobatan dan Pencegahan Empiema

Pengobatan dari empiema bertujuan untuk menghilangkan nanah dan cairan dari ruang pleura paru, juga mengobati infeksinya. Obat antibiotik bisa membantu mengatasi infeksi yang terjadi, pemberiannya bergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi terjadi. Sementara nanah dikeluarkan dengan cara yang sesuai berdasarkan tingkat keparahan empiema yang dialami. 

Jika empiema masih tergolong ringan, nanah dikeluarkan dengan cara torakosentesis perkutan, yaitu memasukkan jarum pada bagian pleura dan mengeluarkan cairan serta nanah di dalamnya. Jika empiema yang terjadi sudah berada pada tahapan kompleks, pengeluaran nanah dan cairan dilakukan dengan bantuan tabung drainase. Tentunya, tindakan dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi. 

Sementara itu, empiema juga bisa ditangani dengan pembedahan. Ada tiga jenis pembedahan yang biasanya dilakukan, yaitu trakeostomi, bedah toraks, dan open decortication. Ketiganya memiliki risiko masing-masing, jadi selalu tanyakan pada dokter metode mana yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan kamu. 

Baca juga: Cara Mengobati Empiema yang Perlu Diketahui

Perlu kamu tahu, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah empiema. Tentu saja, kamu disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan paru, sehingga empiema bisa terdeteksi secara dini dan penanganan bisa segera dilakukan untuk mengurangi risikonya. 

Referensi: 
NHS. Diakses pada 2019. Empyema.
Healthline. Diakses pada 2019. Empyema.
Medine Plus. Diakses pada 2019. Empyema.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan