Sering Keringat Dingin? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   08 Oktober 2019
Sering Keringat Dingin? 4 Hal Ini Bisa Jadi PenyebabnyaSering Keringat Dingin? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Halodoc, Jakarta - Kamu tentu pernah mengalami keringat dingin saat merasa grogi, atau saat menahan buang air besar ketika harus antri di toilet. Kondisi keringat dingin ini bisa terjadi sebagai tanda stres mendadak dan signifikan, yang bisa berupa fisik atau psikologis, atau kombinasi dari keduanya. 

Pada umumnya orang memiliki 2 hingga 4 juta kelenjar keringat. Terdapat dua jenis kelenjar keringat yaitu, ekrin yang ditemukan pada seluruh tubuh dan membantu mengendalikan suhu tubuh, dan apokrin, yang terutama terletak di daerah selangkangan dan ketiak. Keringat yang diproduksi oleh kelenjar keringat ekrin sebagian besar adalah air, yang membantu mendinginkan suhu tubuh. Sedangkan panas dapat dipicu oleh kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini biasanya diaktifkan oleh stres dan perubahan hormon. Itulah sebabnya mereka memainkan peran penting dalam produksi keringat dingin. 

Baca juga: Awas, Keringat Dingin Bisa Menandai 5 Penyakit Ini

Dorongan Cemas dan Stres

Kecemasan dan stres adalah dorongan yang paling umum untuk respons menghasilkan keringat dingin. Situasi dan kondisi lain yang menyebabkan keringat dingin, yaitu:

1. Syok

Kondisi ini saat tubuh bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem atau cedera yang cukup parah. Saat tubuh kamu mengalami syok, setiap organ kamu tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang mereka butuhkan untuk berfungsi. Apabila tubuh kamu berada di dalam kondisi syok terlalu lama, organ-organ kamu bisa terluka. Pada beberapa kasus, syok dapat berakibat fatal jika tidak diobati. 

Kecemasan dan stres adalah dorongan umum untuk respons melawan atau lari dan keringat dingin yang dihasilkan.

2. Infeksi atau Sepsis

Gangguan infeksi bisa disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang jaringan tubuh kamu. Pada banyak kasus, infeksi menyebabkan jaringan kamu meradang saat sistem kekebalan tubuh mencoba melawan infeksi. Sepsis terjadi saat sistem kekebalan kamu merespon infeksi bakteri atau virus yang serius di perut, paru-paru, sistem kemih, atau jaringan tubuh utama lainnya. Adanya sepsis, peradangan terjadi di seluruh tubuh kamu. Hal ini dapat menyebabkan darah menggumpal atau keluar dari pembuluh darah kamu. Kemudian organ sulit mendapatkan darah dan oksigen segar yang dapat menyebabkan keringat dingin. 

3. Stres atau Cemas

Seseorang dapat mengalami stres atau cemas jika mendapatkan tanggung jawab yang berlebihan, entah itu di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah. Situasi tersebut memicu keringat dingin pada seseorang. Efek-efek hasil dari stres yang ditimbulkan kecemasan pada tubuh menghalangi jalannya oksigen masuk ke otak atau organ lain. 

Memiliki gangguan kecemasan dapat mengganggu hidup kamu dan menyebabkan adanya efek kesehatan jangka panjang. Sebaiknya segera tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc jika kamu sering mengalami gangguan kecemasan. 

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Meski Sedang Stres

4. Hipoksia

Kondisi hipoksia terjadi ketika tidak cukupnya oksigen masuk ke organ-organ tubuh kamu. Hal ini disebabkan karena kamu tidak menghirup oksigen yang cukup, misalnya saat kamu menghirup asap atau berada di tempat tinggi dimana pasokan udara berkurang. Saat otak kamu tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka itu disebut hipoksia serebral. Ketika otak kekurangan oksigen, maka tubuh merespon dengan keringat dingin dan gejala mental lainnya, seperti:

  • Mengalami kesulitan berjalan atau mengendalikan gerakan tubuh lainnya;

  • Kesulitan konsentrasi;

  • Kesulitan bernapas.

Referensi:

Health Line. Diakses pada 2019. What Causes Cold Sweat and What Can You Do About It. 

Medical News Today. Diakses pada 2019. What to do about cold sweat.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan