Sering Mengejan Sebabkan Hernia Hiatus?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 November 2019
Sering Mengejan Sebabkan Hernia Hiatus?Sering Mengejan Sebabkan Hernia Hiatus?

Halodoc, Jakarta - Hernia hiatus dapat terjadi saat perut bagian atas mendorong ke atas melalui diafragma dan masuk ke daerah dada. Diafragma merupakan otot besar yang terletak di antara perut dan dada. Kamu menggunakan otot ini untuk membantu bernapas. Pada orang yang sehat, letak perut ada di bawah diafragma. Namun, pada orang dengan hernia hiatus, perut didorong oleh sebagian lambung ke atas. Bukaan terhadap dorongan tersebut disebut dengan hiatus. Kondisi ini umum terjadi pada orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Bahkan gangguan ini dapat mempengaruhi hingga 60 persen pada saat mereka berusia 60 tahun. 

Penyebab Hernia Hiatus

Lemahnya otot-otot diafragma memungkinkan perut untuk memasuki area di atas diafragma dan bukannya tetap aman di bawah. Diafragma adalah otot yang kuat yang memisahkan rongga dada di bagian atas dari kompartemen perut. Memiliki lubang yang menghubungkan esofagus dengan lambung, karena esofagus biasanya di atas diafragma, sedangkan lambung biasanya di bawah diafragma. Diafragma juga membantu membuka ruang di rongga dada saat kamu menarik napas dalam-dalam, sehingga biasanya berlabuh dengan baik di dalam tubuh. 

Baca juga: 5 Tes untuk Diagnosis Hernia Hiatus

Terlalu sering mengejan saat buang air besar bukan satu-satunya penyebab. Penyebab lainnya yaitu terlalu banyak tekanan (berulang kali) pada otot-otot di sekitar perut. Perut mengejan juga dapat terjadi saat:

  • Batuk.

  • Muntah.

  • Mengangkat berat.

Kondisi ini semakin parah jika seseorang:

  • Kegemukan.

  • Penuaan.

  • Merokok.

Ada beberapa faktor risiko gaya hidup yang meningkatkan peluang kamu mengalami hernia hiatus. Beberapa faktor risikonya adalah:

  • Obesitas: Menjadi salah satu faktor risiko terbesar untuk hernia hiatus. Ini mungkin karena peningkatan tekanan pada diafragma karena beban berat. 

  • Kehamilan: Tekanan perut dan perubahan hormon kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan hernia hiatus. 

  • Merokok: merokok melemahkan otot-diafragma, membuat perut menonjol di atas diafragma. 

  • Genetik: Umumnya, hernia hiatus tidak bersifat genetik, tetapi kondisi herediter yang paling umum yang mungkin berkaitan dengan hernia hiatus adalah Ehlers Danlos. Ini adalah penyakit jaringan ikat yang memiliki manifestasi klinis, termasuk mudah memar dan sambungan yang terlalu fleksibel.

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Hernia Hiatus

Jenis Hernia Hiatus

Umumnya ada dua jenis hernia hiatus:

1. Sliding Hiatal Hernia

Ini merupakan jenis hernia hiatus yang lebih umum. Itu terjadi saat perut dan kerongkongan masuk dan keluar dari dada melalui hiatus. Jenis hernia ini cenderung kecil. Mereka biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Mereka mungkin tidak memerlukan perawatan. 

2. Fixed Hiatal Hernia

Jenis hernia ini tidak biasa terjadi. Ini juga dikenal sebagai hernia paraesofagus. Dalam hernia ini, bagian perut kamu mendorong diafragma. Sebagian besar kasus terjadi tidak serius. Namun, ada risiko aliran darah ke perut dapat tersumbat. Jika itu terjadi, itu dapat menyebabkan kerusakan dan dianggap sebagai darurat medis. 

Perawatan yang Dapat Dilakukan

Pada pengidap hiatus biasanya tidak memerlukan perawatan. Hanya saja jika yang dialami adalah hernia paraesophageal (ketika perut terasa diremas melalui hiatus) kadang-kadang dapat menyebabkan perut tercekik, sehingga operasi terkadang dianjurkan. Namun sebaiknya bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai perawatan yang tepat. 

Gejala lain yang mungkin terjadi bersama dengan hernia seperti nyeri dada harus dievaluasi dengan benar. Gejala GERD, seperti mulas, harus diobati. Jika hernia hiatus berada dalam bahaya menjadi terbatas atau tercekik (sehingga suplai darah terputus), pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi hernia, yang berarti memasukkannya kembali ke tempatnya. 

Baca juga: Asam Lambung Mudah Naik Karena Hernia Hiatus

Pembedahan hernia hiatus sering dapat dilakukan sebagai prosedur laparoskopi, atau “invasif minimal”. Selama menjalani operasi ini, beberapa sayatan kecil (5 hingga 10 milimeter) dibuat di perut. Laparoskop yang memungkinkan ahli beda untuk melihat bagian dalam perut dan instrumen bedah dimasukkan melalui sayatan ini. 

Referensi:

Very Well Health. Diakses pada 2019. Causes and Risk Factors of Hiatal Hernia. 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan