Sering Merasa Lelah, Mungkin Kena Sleep Apnea

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Februari 2019
Sering Merasa Lelah, Mungkin Kena Sleep ApneaSering Merasa Lelah, Mungkin Kena Sleep Apnea

Halodoc, Jakarta – Lelah setelah melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga adalah hal yang wajar. Tapi, bagaimana bila kamu sering merasa lelah, padahal tidak melakukan apapun? Hati-hati, mungkin saja kamu terkena sleep apnea. Sleep apnea atau apnea tidur merupakan gangguan pernapasan serius yang terjadi saat tidur yang bisa menyebabkan pengidapnya berhenti bernapas. Kondisi tersebut tentu saja bisa membahayakan nyawa. Karena itu, jangan dibiarkan saja, ketahui gejala sleep apnea di sini.

Apa Itu Sleep Apnea?

Sleep apnea merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat seseorang tertidur di mana saluran udara terhambat, karena dinding tenggorokan mengendur dan menyempit. Ketika kita tertidur, otot-otot tenggorokan memang bisa mengendur dan lemas. Normalnya, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Tapi, pada pengidap sleep apnea, otot tenggorokan menjadi terlalu lemas, sehingga malah menyempit dan menghambat saluran udara yang mengganggu pernapasan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sleep Apnea Picu Kematian

Pengidap apnea tidur bisa mengalami dua jenis gangguan pernapasan, yaitu:

  • Hipopnea. Gangguan pernapasan ini terjadi ketika saluran udara mengecil sampai lebih dari 50 persen, sehingga mengakibatkan napas menjadi pendek dan lambat. Hipopnea biasanya terjadi kurang lebih selama 10 detik.

  • Apnea. Sedangkan apnea, terjadi saat saluran udara secara keseluruhan terhambat selama kira-kira 10 detik. Ketika mengalami apnea, kadar oksigen dalam darah otomatis akan menurun, sehingga otak memerintahkan kita untuk bangun dan bernapas kembali.

Kedua gangguan pernapasan tersebut bisa terjadi sekaligus secara berulang-ulang pada pengidap sepanjang malam saat ia tertidur.

Sleep apnea sendiri terbagi dalam tiga jenis, yaitu apnea tidur obstruktif, sentral, dan kompleks. Apnea tidur obstruktif adalah jenis yang paling sering terjadi, di mana otot tenggorokan mengendur. Sedangkan apnea tidur sentral, terjadi karena otak tidak mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengatur pernapasan. Gabungan dari apnea tidur sentral dan obstruktif disebut juga apnea tidur konstruktif.

Mengapa Pengidap Sleep Apnea Sering Merasa Lelah?

Gejala sleep apnea rata-rata terjadi saat pengidap tertidur, antara lain mendengkur dengan keras, sering mengalami henti napas dan kemudian terengah-engah saat tidur, bernapas dengan berat dan berisik, sulit tidur nyenyak di malam hari atau insomnia, berkeringat secara berlebihan di malam hari, serta sering terbangun untuk buang air kecil.

Gangguan pernapasan ini juga bisa menyebabkan kualitas tidur pengidap menurun. Itulah mengapa pengidap akan sering merasa lelah ketika beraktivitas keesokan harinya. Walaupun sudah cukup tidur, namun pengidap mungkin juga masih akan sering merasa mengantuk. Pasalnya, sleep apnea membuat pengidap sering terbangun di tengah malam, karena tersedak atau kesulitan bernapas yang juga mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen ke otak saat tidur.

Selain sering lelah, gejala-gejala berikut juga bisa muncul sebagai dampak dari tidur yang terganggu, antara lain bangun dengan mulut kering atau tenggorokan serak, pusing dan mengantuk di pagi hari, mudah marah, depresi, serta penurunan gairah seksual atau disfungsi ereksi pada pria. Bila kamu mengalami beberapa gejala sleep apnea tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Apalagi bila gejala sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Kenali Ciri Sleep Apnea pada Anak

Cara Mengobati Sleep Apnea

Bila gejala apnea tidur yang dialami masih tergolong ringan, maka gangguan pernapasan tersebut bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti:

  • Hindari tidur terlentang. Sebaiknya tidur dengan posisi miring.

  • Menurunkan berat badan bila kamu mengalami obesitas

  • Hindari mengonsumsi obat penenang dan obat tidur

  • Berhenti merokok bagi yang punya kebiasaan merokok

  • Mengurangi minum minuman beralkohol, terutama menjelang tidur.

Bila perubahan gaya masih belum bisa mengatasi gejala atau bila apnea tidur yang dialami sudah parah, maka beberapa jenis terapi berikut bisa dilakukan:

  • Continuous positive airway pressure (CPAP): terapi ini dilakukan dengan menggunakan alat untuk meniupkan udara bertekanan positif ke dalam hidung saja atau ke dalam hidung dan mulut. Udara bertekanan positif tersebut bisa mencegah tenggorokan menutup dan mengurangi gejala-gejala apnea tidur.

  • Bilevel positive airway pressure (BiPAP): menggunakan alat yang mirip CPAP,  namun memberikan tekanan yang lebih tinggi saat pengidap menarik napas, dan tekanan yang lebih rendah saat menghela napas. Cara ini mampu membantu pengidap apnea tidur sentral yang memiliki pola pernapasan yang lemah.

  • Mandibular advancement device (MAD): menggunakan alat untuk menahan rahang dan lidah agar saluran pernapasan tidak menyempit yang dapat menyebabkan seseorang mendengkur.

Baca juga: Atasi Tidur Mendengkur dengan Cara Ini

Itulah penjelasan mengapa sering merasa lelah bisa menjadi pertanda adanya sleep apnea. Bila kamu mengalami gejala apnea tidur atau memiliki gangguan pernapasan lainnya, coba bicarakan saja kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/ Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan