Sering Mudah Panik? Bisa Jadi Serangan Panik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 November 2018
Sering Mudah Panik? Bisa Jadi Serangan PanikSering Mudah Panik? Bisa Jadi Serangan Panik

Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu tiba-tiba merasa takut dan cemas yang luar biasa, tanpa penyebab yang jelas? Jika iya, bisa jadi kamu mengidap serangan panik. Kondisi yang juga sering disebut dengan nama ‘panic attack’ ini merupakan gangguan yang ditandai dengan timbulnya rasa takut berintensitas tinggi yang datang secara tiba-tiba.

Pada beberapa kasus, orang yang terkena serangan panik akan merasa mengalami serangan jantung, sehingga mengira dirinya sedang sekarat. Ketakutan akan hilang kontrol dan nyeri dada juga dapat dialami pengidap serangan panik. Serangan ini dapat hilang dan bisa dialami hanya 1-2 kali sepanjang hidup seseorang, tetapi dapat juga terjadi secara berulang kali. Serangan panik ini lebih banyak dialami oleh wanita dari rentang usia remaja hingga dewasa, dibanding pria, anak-anak, dan lansia.

Pada kondisi serangan panik yang terjadi berulang-ulang dan disertai perasaan takut terus-menerus terhadap terjadinya serangan lanjutan, menandakan adanya sebuah kondisi yang bernama gangguan panik atau panic disorder.

Apa yang Menyebabkannya?

Sebagian besar kasus serangan panik datang tanpa peringatan dan tak mengenal waktu, misalnya saat sedang menyetir kendaraan atau tengah tertidur. Namun seiring waktu berjalan, kemunculan serangan panik bisa diantisipasi sebagai akibat situasi tertentu.

Sebagian peneliti menduga bahwa serangan panik merupakan bagian dari respons pertahanan alami tubuh ketika berada di dalam situasi yang mengancam karena memiliki bentuk reaksi yang sama. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang bisa memastikan mengenai penyebab serangan panik, khususnya ketika tidak ada penyebab nyata yang memicu serangan tersebut.

Kendati demikian, beberapa faktor berikut juga diduga berperan dalam terjadinya serangan panik, yang umum dialami oleh usia akhir remaja atau dewasa:

  • Faktor genetik atau keturunan. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat serangan panik akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.

  • Memiliki sejarah pelecehan seksual pada masa kanak-kanak.

  • Memiliki tempramen yang rentan terpengaruh oleh stres dan emosi negatif.

  • Mengalami peristiwa traumatis.

  • Stres berlebihan. Misalnya akibat kehilangan orang yang sangat berarti.

  • Mengalami perubahan besar dalam hidup, misalnya dampak perceraian.

  • Perubahan atau ketidakseimbangan zat yang berdampak pada fungsi otak.

  • Kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman berkafein.

Gejala yang Dialami

Setiap pengidap serangan panik memiliki gejala yang berbeda. Ada yang mengalaminya sesekali, dan ada juga yang sering. Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya hanya dalam hitungan menit. Umumnya sebuah serangan panik dapat berlangsung selama 5-20 menit, bahkan satu jam. Pengidap biasanya cenderung merasa kelelahan setelah serangan ini mereda.

Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya menyertai serangan panik:

  • Berkeringat secara berlebihan.

  • Merasa adanya bahaya atau malapetaka akan datang.

  • Merasa takut kehilangan kendali atau takut mati.

  • Gemetaran.

  • Merasa sesak di tenggorokan dan sulit bernapas.

  • Detak jantung yang cepat dan terasa keras.

  • Merasakan kilatan hawa dingin atau panas yang menyerupai demam.

  • Kram perut.

  • Sakit dada.

  • Pusing atau pingsan.

  • Mual.

  • Mati rasa (kebal) atau geli.

  • Merasa terlepas dari tubuh dan merasa mengalami situasi yang tidak nyata.

Pengobatan Serangan Panik

Serangan panik yang tidak segera diobati dapat berujung kepada berkembangnya gangguan panik dan kondisi lain, seperti berbagai jenis fobia. Mengobati serangan panik dapat mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik, serta meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.

Sejauh ini terdapat dua jenis pengobatan serangan panik yang diutamakan, yaitu melalui obat-obatan dan psikoterapi. Jenis pengobatan yang dipilih akan disesuaikan berdasarkan kondisi penderita, riwayat penyakit, serta ada atau tidak adanya layanan dari seorang terapis berpengalaman.

Itulah sedikit penjelasan tentang serangan panik. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal penyakit ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan