Sering Naik Angkutan Umum, Waspadai Gejala TBC

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Oktober 2018
Sering Naik Angkutan Umum, Waspadai Gejala TBCSering Naik Angkutan Umum, Waspadai Gejala TBC

Halodoc, Jakarta – Ruang publik, salah satunya angkutan umum, rentan menjadi tempat penularan tuberkulosis (TBC). Ini karena bakteri penyebab TBC, yakni Mycobacterium tuberculosis bisa ditularkan melalui udara, seperti melalui percikan ludah atau dahak yang dikeluarkan oleh pengidapnya.

Beberapa studi bahkan menyebutkan, terdapat puluhan ribu bakteri dan virus yang keluar dari batuk dan bersih sehingga kamu dianjurkan untuk menggunakan masker saat bepergian, terutama saat menggunakan angkutan umum.

Prevalensi TBC di Indonesia

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 1,6 juta orang selama tahun 2016. Diperkirakan, terdapat 100.000 kematian per tahun akibat TBC. Itu mengapa TBC masuk ke dalam sepuluh besar penyakit menular yang menyebabkan kematian di seluruh dunia. Bahkan, Indonesia bersama negara berkembang lain, seperti India, Tiongkok, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan menyumbang 64 persen penyebaran TBC di seluruh dunia.

Proses Penularan TBC

Apakah udara yang terkontaminasi bakteri TB sudah pasti menyebabkan sakit? Jawabannya belum tentu, sebab penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Ini bergantung pada sistem kekebalan tubuh seseorang.

Jika daya tahan tubuh kamu kuat, bakteri TB yang masuk akan diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Namun terkadang, sistem kekebalan tubuh juga bisa gagal dalam menghalau bakteri TB. Itu mengapa saat kamu tidak mengenakan masker pelindung saat di ruang publik, kamu rentan terpapar bakteri TB. Sebab jika terhirup, bakteri akan berdiam di paru-paru meskipun tanpa gejala. Bakteri TB akan tetap ada di tubuh sampai menemukan waktu yang tepat untuk menginfeksi, yakni saat daya tahan tubuh melemah. Lantas, apa yang terjadi saat bakteri TB berhasil masuk ke dalam tubuh?

1. Laten

Ini adalah kondisi ketika tubuh sudah didiami oleh bakteri TB. Bahkan meski daya tahan tubuh sedang baik, bakteri TB dapat menyerang kembali sewaktu-waktu, terutama saat daya tahan tubuh sedang melemah. Itu mengapa kamu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat pengobatan antibiotik guna mencegah penyakit TBC.

2. Pengidap TBC Aktif

Ini adalah kondisi ketika kamu sudah mengidap TBC. Bakteri TB sudah aktif sehingga menimbulkan tanda dan gejala, serta berpotensi menularkan bakteri TB pada orang lain. Itu mengapa pengidap TBC aktif dianjurkan untuk mengenakan masker, menutup mulut ketika batuk dan bersin, serta tidak meludah sembarangan. Pengidap TBC aktif juga harus menjalani pengobatan rutin agar cepat sembuh dan mencegah terjadinya TB-resisten.

Tanda dan Gejala TBC

Tanda dan gejala TBC yang umum adalah batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan kelelahan. Batuk yang dialami bisa berupa batuk berdahak yang berlangsung lama, yakni sekitar lebih dari 21 hari. Jika kamu mengalami gejala tersebut, segeralah berbicara dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapat penanganan yang tepat.

Pencegahan TBC

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan TBC, di antaranya:

  1. Pemeriksaan TB terutama bagi orang yang berisiko tinggi. Misalnya, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah (seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang menjalani kemoterapi), orang yang kekurangan gizi (malnutrisi), perokok, pecandu narkoba, dan orang yang tinggal dekat dengan pengidap TB aktif (seperti petugas kesehatan atau keluarga pengidap).
  2. Menggunakan masker pelindung saat bepergian atau berada di ruang publik.
  3. Memperbaiki sirkulasi udara untuk mencegah bakteri TB berdiam dalam ruangan.
  4. Jika terbukti mengidap TB laten, ikuti prosedur pengobatan sebelum menjadi TB aktif.

Untuk berbicara pada dokter, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan dimana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Video/Voice Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan