Sering Salah Kaprah, Ini Beda Prostatitis dan Kanker Prostat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Desember 2018
Sering Salah Kaprah, Ini Beda Prostatitis dan Kanker ProstatSering Salah Kaprah, Ini Beda Prostatitis dan Kanker Prostat

Halodoc, Jakarta - Mungkin masih banyak orang yang salah kaprah, bahwa prostatitis dan kanker prostat merupakan dua penyakit yang sama. Meskipun memang keduanya sama-sama berkaitan dengan alat reproduksi pria. Supaya tidak bingung dan salah lagi, mari ketahui aoa beda prostatitis dan kanker prostat.

Apa Itu Prostatitis?

Prostatitis merupakan gangguan peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar yang memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk memberi makan dan membawa sperma. Prostatitis dapat terjadi pada semua laki-laki dari segala usia, tetapi biasanya terjadi di bawah usia 50 tahun. Kondisi ini berbeda dengan kanker prostat atau pembesaran kelenjar prostat, yang cenderung dialami oleh pria lanjut usia.

Prostatitis dibagi menjadi empat jenis, yaitu prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis, chronic prostatitis/chronic pelvic syndrome (CP/CPPS), dan asymptomatic. Dikarenakan kondisi-kondisi tersebut penyebab dan gejalanya berbeda, pengobatannya pun akan berbeda.

Sejumlah penyebab prostatitis dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya:

  1. Prostatitis bakteri akut. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar naik. Beberapa jenis bakteri yang dapat memicu terjadinya prostatitis akun antara lain E. coli dan Pseudomonas. Bakteri penyebab infeksi menular seksual seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis juga dapat menjadi penyebab infeksi. Prostatitis bakteri akut biasanya terjadi pada usia di bawah 35 tahun.

  2. Prostatitis bakteri kronis. Berbeda dengan prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis disebabkan oleh penyebaran infeksi dari saluran kemih. Bisa dikatakan bahwa jenis bakterinya sama dengan penyebab prostatitis bakteri akut. Prostatitis bakteri kronis juga dapat dipicu oleh penyakit lain seperti tuberkulosis ginjal, HIV, dan sarkoidosis.

  3. Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS). Kondisi ini merupakan jenis prostatitis yang paling sering terjadi dan belum diketahui secara pasti penyebabnya. Gejala yang muncul mirip dengan prostatitis bakteri kronis. Hal yang membuatnya berbeda adalah, pada saat pemeriksaan tidak ditemukan bakteri yang tumbuh.

  4. Asymptomatic inflammatory prostatitis. Merupakan kondisi ketika prostat meradang, tetapi tidak menimbulkan gejala. Asymptomatic inflammatory prostatitis dapat diketahui ketika dokter melakukan pemeriksaan kesehatan kelenjar prostat. Penyebab dari jenis prostatitis ini sama dengan prostatitis bakteri kronis.

Apa Itu Kanker Prostat?

Sementara itu, kanker prostat merupakan pertumbuhan sel-sel secara tidak terkendali dalam kelenjar prostat. Gangguan prostat terjadi pada kelenjar kecil di punggung pria yang merupakan bagian dari sistem reproduksi. Prostat berada di bawah kandung kemih di depan rektum. Kelenjar prostat mengelilingi uretra, yaitu saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke Mr. P.

Prostat membantu menghasilkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma. Ketika terjadi ejakulasi, prostat mengeluarkan cairan ini menuju uretra. Cairan yang dikeluarkan akan mengalir bersama dengan sperma sebagai air mani.

Ada kanker prostat yang bersifat agresif dan mampu menyebar dengan cepat. Namun pada umumnya, kanker prostat tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar. Menurut data WHO, kanker prostat adalah kasus kanker paling umum urutan kedua pada pria. Diperkirakan sekitar 1,1 juta pria di seluruh dunia didiagnosis mengidap kanker prostat dan terdapat 307 ribu kasus kematian pada 2012.

Di Indonesia sendiri, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai jenis kanker terbanyak, dengan jumlah pengidap sebesar 971 orang pada 2011. Pria usia 70 hingga 79 tahun merupakan kelompok terbanyak yang mengidap penyakit ini.

Nah, itulah beda prostatitis dan kanker prostat. Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai kedua penyakit ini, kamu bisa berdiskusi pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan