Si Kecil Terlalu Pendiam, Apakah Orangtua Perlu Khawatir?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Februari 2021
Si Kecil Terlalu Pendiam, Apakah Orangtua Perlu Khawatir?Si Kecil Terlalu Pendiam, Apakah Orangtua Perlu Khawatir?

Halodoc, Jakarta – Pastinya ada banyak alasan mengapa Si Kecil pendiam. Kalau yang umum terjadi biasanya karena anak takut atau kurang memiliki keterampilan berkomunikasi, tidak percaya diri, atau dia hanya senang saja menyendiri. 

Apakah orangtua harus khawatir? Wajar jika orangtua khawatir, tapi seharusnya ibu tidak perlu terlalu resah. Setiap anak mengalami masa pertumbuhan yang berbeda-beda. Adakah langkah-langkah khusus yang perlu diperhatikan oleh orangtua menanggapi sikap anak yang pendiam? Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini!

Menerima Perbedaan Tumbuh Kembang Anak

Mengalami berbagai perasaan tentang anak adalah hal yang wajar. Orangtua perlu menyadari jika temperamen pendiam anak hanyalah salah satu aspek dari kepribadiannya, dan sama sekali tidak menghilangkan kekuatan unik dan nilai yang melekat padanya. Apa yang semestinya orangtua lakukan jika anak terlalu pendiam?

Baca juga: Ini Trik yang Perlu Dilakukan Supaya Anak Enggak Takut ke Sekolah

1. Terimalah Anak Apa Adanya

Orangtua mungkin tidak dapat atau tidak perlu mengubah kepribadian anak. Ada banyak kekuatan tersembunyi dalam diam. Misalnya, banyak anak yang pendiam adalah orang yang bijaksana, bisa mengendalikan diri, teliti, lembut, perhatian, dan penyayang. Mereka peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.

2. Cintai Anak Apa Adanya 

Salah satunya adalah dengan membantu anak mencoba hal-hal baru untuk mencapai tujuan apa pun yang ingin dia kejar. Sangatlah mudah untuk berasumsi bahwa orangtua tahu apa yang anak rasakan karena orangtua pernah kecil juga. Namun, asumsi itu belum tentu benar, karena orangtua dan anak adalah pribadi yang berbeda. 

Baca juga: 5 Cara Membuat Si Kecil Nyaman di Hari Pertama Sekolah

Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang benar-benar ingin anak sampaikan. Tunda agenda sendiri dan cobalah untuk memahami apa yang tidak hanya dikatakan anak tetapi juga apa yang dia rasakan.

Hindari mempermalukan anak dengan pernyataan seperti: "Mengapa kamu tidak bisa lebih terbuka seperti saudara yang lain" atau, "Kamu tidak akan pernah punya teman jika kamu berada di depan komputer sepanjang hari." Sebaliknya, fokuslah pada hal positif. Mulailah memperhatikan kekuatan anak dan cari cara untuk mengembangkannya. 

3. Beri Anak Waktu

Anak-anak yang pendiam tampaknya membutuhkan periode "pemanasan" yang lebih lama daripada anak-anak lain yang lebih komunikatif. Sekali lagi, beri anak pesan bahwa tidak apa-apa menjadi dirinya sendiri. Kemudian yang harus orangtua pahami lagi adalah ibu tidak bisa selalu melindungi anak dari semua perasaan sakit. Wajar jika ingin melindungi anak dari kesulitan, tetapi anak-anak juga harus belajar untuk menghadapi kenyataan dan belajar dari pengalaman hidup.

Anak Pendiam Tidak Bisa Berinteraksi?

Mungkin selama ini orangtua berasumsi bahwa anak-anak yang pendiam atau introvert memiliki kecemasan sosial. Menurut Susan Cain dalam Quiet Power: The Secret Strengths of Introverts, secara neurologis, anak-anak yang pendiam terhubung secara berbeda dari anak-anak yang lebih komunikatif. 

Baca juga: Jangan Berprasangka pada Si Introvert, Ini 4 Keistimewaannya

Namun sebenarnya, dalam situasi yang menantang, anak yang pendiam dapat melatih keterampilan sosialnya dan belajar mengenal lingkungan secara lebih baik dengan caranya sendiri. Di sinilah peran orangtua mendampingi anak, lantas apa yang bisa dilakukan oleh orangtua?

1. Mengubah Gaya Komunikasi 

Dengan mengatakan, “Maaf, dia pemalu,” kepada orang dewasa lain yang mencoba melibatkan anak tidak akan berhasil. Ketimbang berkata demikian, ada baiknya orangtua mengganti bahasa dengan, "Dia sedang diam sekarang." 

Ini mengakui bagaimana perasaan anak saat ini dan bahwa anak mungkin tidak selalu merasa seperti itu. Faktanya, anak mungkin akan kembali ke dirinya yang banyak bicara begitu dia pulang. Dengan menciptakan lingkungan penerimaan dalam keluarga orangtua memberi kebebasan kepada anak untuk menjadi dirinya sendiri. 

2. Berlatih Bersosialisasi

Usahakan untuk tidak menempatkan anak dalam kelompok bermain yang besar atau memaksakan interaksi sebelum dia siap, karena ini dapat menyebabkan kecemasan dan mengarah pada penghindaran lebih lanjut. Mulailah dari interaksi kecil dan seiring waktu, naik ke pengaturan grup yang lebih besar. Jangan heran jika anak yang pendiam memilih teman yang berisik.

3. Memuji Anak

Anak-anak merespons dengan baik penguatan positif, tidak terkecuali dengan anak yang pendiam. Anak dapat meningkatkan kepercayaan dirinya jika orangtua mengenali dan memuji keterampilan barunya. 

Itulah cara-cara pendekatan yang bisa dilakukan orangtua kepada anak yang pendiam. Kalau anak sakit dan orangtua butuh membeli obat tertentu, bisa melalui Halodoc! Tanpa perlu repot keluar rumah, pesanan akan diantar dalam waktu kurang dari satu jam. Praktis kan? Ayo, download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:

Psychology Today. Diakses pada 2021. Worried About Your Quiet Child? From One Mother to Another.
Parents.com. Diakses pada 2021. 5 Ways to Encourage Your Quiet Child.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan