Si Kecil Terlambat Membaca, Ibu Harus Bagaimana?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Februari 2021
Si Kecil Terlambat Membaca, Ibu Harus Bagaimana?Si Kecil Terlambat Membaca, Ibu Harus Bagaimana?

Halodoc, Jakarta – Kebanyakan anak belajar membaca pada usia 6 atau 7 tahun. Beberapa anak belajar pada usia 4 atau 5 tahun. Kecepatan anak membaca tidak bisa menjadi jaminan anak selangkah lebih maju di sekolah kelak. 

Memaksa anak untuk membaca sebelum ia siap dapat menghalangi minat anak untuk belajar. Anak-anak yang dapat menikmati proses belajar mengajar cenderung berprestasi lebih baik di sekolah. Selain itu, setiap anak memiliki masanya sendiri. Lantas, apa yang harus dilakukan saat anak terlambat membaca?

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Anak Mulai Belajar Membaca?

Ketahui Tanda Anak Terlambat Membaca

Beberapa anak laki-laki dan perempuan benar-benar mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Namun, sebagian besar situasi ini tidak berasalan karena hanya dilandasi oleh kecemasan orangtua saja. 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, setiap anak mengalami masa perkembangan yang berbeda termasuk pada tahap membaca. Beberapa kesulitan tertentu kerap dialami anak, misalnya kesulitan membedakan 'b' dan 'd', yang umum dialami oleh anak berusia antara anak 4 sampai 7 tahun. 

Namun, jika anak terus-menerus bingung membedakan 'b' dan 'd', kondisi tersebut dapat mengindikasikan gejala disleksia. Terkadang anak terlambat membaca juga dikaitkan dengan berbagai masalah, seperti hiperaktif, masalah penglihatan, kesulitan bicara, atau dyspraxia.

Baca juga: Ibu, Begini Cara Mengajarkan Anak Membaca tanpa Mengeja

Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua? Cobalah cermati perilaku anak. Jika anak sering menunjukkan dua atau lebih perilaku berikut, meskipun mengenyam pendidikan 'formal' yang baik selama satu hingga dua tahun, diskusikan dengan guru dan carilah penanganan lebih lanjut.

1. Seringkali bingung membedakan 'b'/'d', 'n'/'u', 'm'/'w', 'p'/'q'.

2. Kecenderungan untuk menulis mundur atau menulis cermin.

3. Tidak dapat mempelajari atau mengingat huruf mana yang mengeluarkan bunyi.

4. Tidak bisa belajar atau mengingat ejaan sederhana.

5. Tidak dapat mengikuti instruksi dengan dua atau lebih bagian.

6. Sangat tidak teratur dan/atau kikuk (misalnya mengalami kesulitan dengan peralatan makan, meskipun ada bantuan).

7. Menunjukkan kesulitan besar dalam hal mengurutkan misalnya hari dalam seminggu dan menghitung bulan.

8. Memiliki kontrol pensil yang sangat buruk.

9. Tidak dapat membaca kata-kata sederhana yang tidak masuk akal (misalnya pid, ​​dop, dan yik).

10. Memiliki kerabat dekat (orangtua, saudara kandung, kakek-nenek) yang juga mengalami kesulitan membaca atau mengeja. 

Tindakan Orangtua saat Anak Terlambat Membaca

Percayalah pada insting orangtua, tetapi berhati-hatilah dalam membandingkan anak dengan temannya. Ini bisa menyesatkan dan tidak membantu. Jika khawatir, ibu dan bisa mendiskusikan kekhawatiran dengan psikolog anak, tetapi jangan sampai anak merasakan kalau ibu khawatir dengan kondisinya. 

Ibu dan ayah juga sebaiknya mengumpulkan informasi. Jika ada masalah, intervensi dini itu penting untuk dilakukan. Orangtua tidak perlu khawatir, karena tidak ada kata terlambat. Tetap jaga kepercayaan diri anak. Semua masalah membaik dengan kesabaran dan bantuan yang tepat. Semua anak, apa pun tingkat bacaannya, memiliki kekuatan dan nilainya sendiri. Pastikan orangtua menerapkan pola asuh yang benar sesuai kebutuhan anak. 

Baca juga: 6 Manfaat Membaca Buku untuk Otak

Jika orangtua butuh rekomendasi profesional untuk anak yang terlambat membaca, coba tanyakan saja kepada psikolog anak melalui aplikasi Halodoc. Butuh membuat janji dengan dokter, psikolog, atau psikiater di rumah sakit? Buat janji saja di Halodoc tanpa perlu antre! Percayakan selalu masalah kesehatan keluarga di Halodoc, ya!

Nah, kalau ternyata anak tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuatnya terlambat membaca, mungkin orangtua bisa mengatasi keterlambatan tersebut dengan cara-cara berikut:

1. Luangkan waktu setiap hari untuk membaca bersama. Banyak anak suka dibacakan cerita umereka sebelum tidur. Ini adalah cara yang bagus untuk melepas lelah setelah hari yang sibuk dan bersiap untuk tidur.

2. Tinggalkan buku di kamar anak untuk dinikmati sendiri. Pastikan kamarnya nyaman untuk beraktivitas membaca dengan tempat tidur atau kursi yang nyaman, rak buku, dan lampu baca.

3. Bacalah buku yang disukai anak. Setelah beberapa saat, anak dapat mempelajari kata-kata dalam buku favoritnya. Ketika ini terjadi, biarkan anak menyelesaikan kalimat atau bergiliran melafalkan kata-katanya.

4. Jangan melatih anak monoton pada huruf, angka, warna, bentuk, atau kata. Sebaliknya, buat permainan dari hal-hal tersebut dan temukan cara untuk mendorong keingintahuan dan minat anak.

Referensi:

Literacy for Boys.com. Diakses pada 2021.Worried about your son’s reading?
Healthy Children.org. Diakses pada 2021. Helping Your Child Learn to Read.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan