Siapa Saja yang Berisiko Alami Penyakit Rematik?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   11 Agustus 2020
Siapa Saja yang Berisiko Alami Penyakit Rematik? Siapa Saja yang Berisiko Alami Penyakit Rematik?

Halodoc, Jakarta – Selama ini, rematik dikenal sebagai satu jenis penyakit saja. Padahal, kondisi ini punya banyak jenis yang bermacam-macam. Namun, pada intinya rematik adalah peradangan yang terjadi pada tendon sendi, ligamen, tulang, dan otot. Rematik umumnya ditandai dengan nyeri sendi, sulit menggerakan sendi dan bengkak, kemerahan, serta hangat di area sendi. 

Rematik juga sering dikait-kaitkan dengan penyakitnya orang tua. Ini tidak sepenuhnya salah karena rematik memang lebih rentan dialami oleh seseorang yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas. Namun, ada faktor-faktor lain yang mendukung seseorang bisa terkena rematik. Nah, berikut ini sejumlah faktor yang membuat seseorang rentan mengidap rematik. 

Baca juga: Ketahui Penyebab Rematik di Usia Muda

Siapa yang Berisiko Mengalami Rematik?

Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap rematik, antara lain:

  • Wanita punya peluang yang lebih besar mengalami berbagai jenis rematik, seperti rheumatoid arthritis, skleroderma, fibromyalgia, dan lupus.
  • Sedangkan pria yang mengidap asam urat lebih rentan mengalami rematik.
  • Obesitas dan merokok meningkatkan risiko sejumlah penyakit rematik.
  • Seseorang yang suka mengonsumsi makanan tinggi purin, seperti daging-dagingan rentan mengalami asam urat yang tentu bisa berujung menjadi rematik. 
  • Orang lanjut usia juga mengalami peningkatan risiko terkena rematik, terutama osteoarthritis

Itulah beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan mengalami rematik. Selain mengetahui risikonya, kamu juga perlu tahu tanda dan gejala rematik berikut ini. 

Gejala Rematik yang Paling Umum

Rematik biasanya menyebabkan lebih dari satu gejala pada persendian, seperti:

  • Rasa sakit.
  • Sendi kaku, terutama di pagi hari.
  • Pembengkakan sendi.
  • Kehangatan dan kemerahan pada sendi.
  • Sendi terasa lembut.
  • Sulit menggerakan sendi.

Baca juga: Apa Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Rematik?

Selain memengaruhi sendi, terkadang rematik juga menimbulkan tambahan gejala berikut:

  • Kelelahan.
  • Radang atau infeksi pada mata.
  • Ruam dan luka.
  • Nyeri di leher, tulang belakang, atau punggung.
  • Kesulitan menarik napas dalam-dalam.
  • Nyeri otot.

Jika kamu mendapati gejala-gejala di atas, sebaiknya tanyakan dokter di Halodoc apakah kamu perlu memeriksakan diri atau hanya perlu mengonsumsi obat-obatan saja. Lewat aplikasi ini, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Perawatan untuk Mengatasi Rematik

Bila rematik masih tergolong ringan, kamu mungkin hanya perlu meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen, ibuprofen, atau obat antiinflamasi nonsteroid lainnya. Selain minum obat, ada pun perawatan yang bisa kamu coba untuk mengatasi nyeri sendi, yaitu:

  • Kompres panas dingin. Penggunaan kompres panas atau dingin pada sendi tergantung pada jenis arthritis yang kamu alami. Biasanya, kompres dingin lebih diperuntukan apabila kamu mengalami pembengkakan. Namun, kompres dingin tidak disarankan jika kamu memiliki sirkulasi yang buruk. Sebaiknya, bicara dengan dokter Halodoc terlebih dahulu mengenai hal ini. 
  • Imobilisasi sendi. Penggunaan belat atau penjepit dapat membantu mengistirahatkan sendi dan melindunginya dari cedera lebih lanjut. Alat berjalan, seperti tongkat, kruk, dan alat bantu dengan pegangan ekstra besar atau lebih panjang juga membantu menjaga tekanan pada sendi.
  • Pijat. Pijatan ringan ke area yang nyeri dapat meningkatkan aliran darah dan memberikan kehangatan pada otot.

Baca juga: Udara Dingin Bisa Sebabkan Rematik Kambuh, Mitos atau Fakta?

Itulah beberapa perawatan sederhana untuk mengatasi rematik. Jika nyeri sendi yang kamu alami tidak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Rheumatology and Rheumatic Diseases.
Everyday Health. Diakses pada 2020. What Are Rheumatic Diseases?.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan