Siapa Saja yang Rentan Mengalami Neuritis Optik?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Juli 2020
Siapa Saja yang Rentan Mengalami Neuritis Optik?Siapa Saja yang Rentan Mengalami Neuritis Optik?

Halodoc, Jakarta - Mata adalah salah satu bagian tubuh yang rentan saat terkena gesekan atau benturan. Gangguan mata juga dapat terjadi saat seseorang mengalami peradangan pada salah satu bagian mata, yaitu saraf optik. Jika kamu merasakan gangguan tersebut, mungkin saja kamu mengidap neuritis optik. Saat mengalaminya, pengidapnya dapat merasakan penglihatan yang tidak jelas dan rasa nyeri pada mata.

Selain peradangan, infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri dan virus hingga beberapa penyakit juga dapat menjadi penyebab dari neuritis optik. Setiap orang harus lebih berhati-hati terhadap gangguan ini karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi pada mata. Maka dari itu, kamu harus tahu siapa saja yang berisiko untuk mengidap neuritis optik sebagai langkah untuk berhati-hati.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini 5 Penyebab Neuritis Optik

Orang-Orang yang Berisiko Mengidap Neuritis Optik

Neuritis optik adalah gangguan peradangan yang terjadi pada lapisan mielin dari saraf optik, yang berguna untuk mentransmisikan rangsangan visual ke otak. Seseorang yang mengidap gangguan ini dapat mengalami gangguan pada mata dan penglihatan. Hal ini terjadi akibat kelainan pada saraf optik yang membuat pesan ke otak tidak tersampaikan, sehingga penglihatan menjadi tidak jelas.

Selain memengaruhi penglihatan, neuritis optik juga dapat menyebabkan rasa sakit. Saat serabut saraf meradang, saraf optik juga dapat merasakan dampaknya dan mengalami pembengkakan. Gangguan ini biasanya hanya memengaruhi satu mata, meskipun tidak menutup kemungkinan kedua mata juga dapat terpengaruh.

Lalu, siapa saja yang terbilang rentan untuk mengalami gangguan peradangan pada saraf optik ini? Neuritis optik dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Meski begitu, kasus dari gangguan ini lebih sering terjadi pada orang dewasa muda dengan usia antara 20 hingga 40 tahun. Selain itu, peradangan pada bagian mata ini juga lebih sering terjadi pada wanita. Maka dari itu, jika kamu masuk dalam kategori yang berisiko pada neuritis optik, sebaiknya berhati-hati.

Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan terkait autoimun, seperti neuromyelitis optica dan multiple sclerosis, disebutkan memiliki risiko yang lebih tinggi pada neuritis optik. Untuk seseorang yang mengidap multiple sclerosis sendiri, risiko untuk terkena penyakit mata tersebut dapat mencapai 50 persen. Kamu juga berisiko pada gangguan ini jika mengalami penyakit disebabkan infeksi, lupus, diabetes, dan sarcoidosis.

Jika kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang risiko neuritis optik, tanyakan saja pada dokter di Halodoc. Caranya mudah, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play. Jadi, tunggu apa lagi?

Baca juga: Jangan Disepelekan, Ketahui Komplikasi Akibat Neuritis Optik

Gejala dari Neuritis Optik

Setelah kamu mengetahui beberapa risiko gangguan peradangan pada saraf optik di mata tersebut, mengetahui gejala yang dapat timbul juga penting. Dengan begitu, jika kamu merasakan gejala tersebut, penanganan lebih dini dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi. Berikut beberapa gejala yang dapat timbul:

  • Rasa sakit: Seseorang yang mengidap gangguan ini akan merasakan nyeri mata yang lebih buruk saat mata bergerak. Rasa sakit tersebut terkadang dirasakan seperti pegal di belakang mata.
  • Penglihatan mata kabur: Kebanyakan orang yang mengalami neuritis optik akan mengalami penglihatan yang menjadi kabur untuk sementara. Gangguan ini dapat terjadi selama hitungan jam hingga hari dan dapat membaik dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Meski begitu, kamu juga dapat mengalami kehilangan penglihatan secara permanen.
  • Masalah mata terkait bidan visual dan warna: Seseorang dengan peradangan pada bagian dalam mata ini dapat mengalami masalah penglihatan pada beberapa pola, seperti penglihatan sentral atau tepi. Selain itu, gangguan ini juga dapat memengaruhi persepsi warna yang mungkin membuat kamu kesulitan membedakan beberapa warna.

Baca juga: Bikin Penglihatan Kabur, Kenali 5 Gejala Neuritis Optik

Itulah pembahasan mengenai beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik. Jika kamu mengalami beberapa gangguan yang dapat meningkatkan risiko ini, ada baiknya untuk lebih berhati-hati. Kamu pasti tidak ingin kan mengalami kehilangan penglihatan secara permanen.

Referensi:
NCH Healthcare System. Diakses pada 2020. Optic neuritis.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Optic Neuritis.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan