Siapa Sajakah Orang yang Berisiko Alami Hipotermia?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Oktober 2020
Siapa Sajakah Orang yang Berisiko Alami Hipotermia?  Siapa Sajakah Orang yang Berisiko Alami Hipotermia?

Halodoc, Jakarta - Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Alhasil, kondisi ini akan menyebabkan suhu tubuh sangat rendah, sehingga sangat berbahaya. Suhu tubuh normal manusia adalah sekitar 37 derajat Celsius. Sementara, mereka yang mengalami hipotermia akan mengalami penurunan suhu tubuh hingga di bawah 35 derajat Celsius.

Kondisi ini dikatakan berbahaya karena ketika suhu tubuh turun, maka jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal. Jika tidak diobati, hipotermia kemudian bisa menyebabkan kegagalan total pada jantung dan sistem pernapasan, dan akhirnya menyebabkan kematian. Hipotermia juga tak hanya berkaitan dengan kebiasaan naik gunung, karena ia secara umum disebabkan oleh paparan cuaca dingin atau perendaman dalam air dingin. Perawatan utama untuk hipotermia adalah metode untuk menghangatkan tubuh kembali ke suhu normal.

Baca juga: Ini 3 Fase Hipotermia yang Bisa Berakibat Fatal 

Mereka yang Berisiko Alami Hipotermia 

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kejadian hipotermia, antara lain: 

  • Kelelahan. Toleransi seseorang terhadap dingin akan berkurang saat kamu merasa lelah.
  • Usia yang Lebih Tua. Kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan merasakan dingin dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Selain itu, beberapa orang dewasa yang lebih tua mungkin kesulitan untuk dapat berkomunikasi ketika mereka kedinginan atau pindah ke lokasi yang hangat jika mereka merasa kedinginan.
  • Usia yang Sangat Muda. Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Anak-anak mungkin juga mengabaikan dingin karena mereka terlalu asyik memikirkannya. Mereka juga tidak akan segera berpakaian yang pantas dalam cuaca dingin atau mencari perlindungan dari suhu dingin pada saat yang seharusnya.
  • Masalah Mental. Orang dengan penyakit mental, demensia, atau kondisi lain yang mengganggu penilaian mungkin tidak berpakaian sesuai untuk cuaca atau memahami risiko cuaca dingin. Pengidap demensia mungkin berkeliaran dari rumah atau mudah tersesat, membuat mereka lebih mungkin terdampar di luar dalam cuaca dingin atau basah.
  • Penggunaan Alkohol dan Narkoba. Alkohol dapat membuat tubuh terasa hangat di dalam, tetapi hal itu menyebabkan pembuluh darah membesar, mengakibatkan hilangnya panas lebih cepat dari permukaan kulit. Alhasil, respons menggigil alami tubuh akan berkurang pada orang yang minum alkohol. Selain itu, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang dapat memengaruhi penilaian seseorang tentang perlunya masuk ke dalam atau mengenakan pakaian hangat dalam kondisi cuaca dingin. Jika seseorang mabuk dan pingsan dalam cuaca dingin, kemungkinan besar dia akan mengalami hipotermia.
  • Kondisi Medis Tertentu. Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya termasuk tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit Parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang.
  • Konsumsi Obat. Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat nyeri narkotik, dan sedatif.

Jika kamu sedang berada di tempat dengan suhu dingin dan sedang bersama dengan orang-orang dengan kondisi yang disebutkan di atas, lindungi dirinya dari suhu dingin. Kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc bagaimana cara membuat suhu badan tetap normal di cuaca dingin. Dokter bisa kamu hubungi hanya dengan chat, kapan dan di mana saja!

Baca juga: Ini Pertolongan Pertama untuk Tangani Hipotermia

Perawatan Medis untuk Hipotermia

Bergantung pada tingkat keparahan hipotermia, perawatan medis darurat untuk hipotermia dapat mencakup salah satu dari intervensi berikut untuk menaikkan suhu tubuh:

  • Penghangatan ulang pasif. Untuk seseorang dengan hipotermia ringan, cukup dengan menutupinya dengan selimut hangat dan menawarkan cairan hangat untuk diminum.
  • Menghangatkan kembali darah. Darah dapat diambil, dihangatkan dan diedarkan kembali di dalam tubuh. Metode umum untuk menghangatkan darah adalah menggunakan mesin hemodialisis, yang biasanya digunakan untuk menyaring darah pada orang dengan fungsi ginjal yang buruk. Mesin bypass jantung juga mungkin perlu digunakan.

Baca juga: Ketahui Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Hipotermia

  • Cairan intravena hangat. Larutan air garam intravena hangat dapat dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk membantu menghangatkan darah.
  • Penghangatan kembali jalan napas. Penggunaan oksigen yang dilembabkan yang diberikan dengan masker atau selang hidung dapat menghangatkan saluran udara dan membantu meningkatkan suhu tubuh.
  • Irigasi. Larutan air asin hangat dapat digunakan untuk menghangatkan area tubuh tertentu, seperti area di sekitar paru-paru (pleura) atau rongga perut (rongga peritoneum). Cairan hangat dimasukkan ke area yang terkena dengan kateter.

 

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Hypothermia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hypothermia.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Hypothermia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan