Siapa yang Jadi Prioritas Mendapatkan Vaksin COVID-19?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 September 2020
Siapa yang Jadi Prioritas Mendapatkan Vaksin COVID-19?Siapa yang Jadi Prioritas Mendapatkan Vaksin COVID-19?

Halodoc, Jakarta - Selama menunggu masa uji coba vaksin COVID-19, tentu semua masyarakat Indonesia berharap vaksin ini dapat diberikan secara massal tidak lama lagi. Pastinya, semua dari kita tidak ingin melihat angka pengidap COVID-19 semakin bertambah dan ingin kehidupan kembali normal. 

Namun, perlu kamu ketahui bahwa dalam tindakan vaksinasi nanti ada prioritas yang didahulukan menerima vaksin. Melansir Kompas.com, Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa kelompok yang diutamakan untuk mendapat vaksin COVID-19 adalah tenaga kesehatan. Mengapa demikian?

Baca juga: Ketahui Perkiraan Harga Vaksin Corona di Indonesia

Tenaga Kesehatan, Pulau Jawa dan Bali Jadi Prioritas Vaksin COVID-19

“Pertama adalah orang-orang yang bertugas di kesehatan. Itu semua akan kita vaksin. Jadi, di daerah jangan sampai nanti ada lagi dokter atau perawat kita kena korban dari COVID-19. Jadi, saya kira top priority kita adalah mereka,” kata Luhut Binsar Panjaitan dilansir dari Kompas.com

Bukan hanya menjadikan tenaga kesehatan sebagai prioritas utama, lokasi wilayah yang diutamakan juga menjadi pertimbangan. Dilansir dari laman CNBC Indonesia, terdapat dua pulau yang akan diprioritaskan oleh pemerintah pada awal 2021 nanti. 

Provinsi yang paling banyak dan mungkin pertama mendapatkan vaksin COVID-19 adalah Jawa dan Bali. Hal ini karena Jawa dan Bali menjadi sumber COVID-19 yang paling banyak berkembang. 

Perlu diketahui, Indonesia menempuh dua jalur dalam mendapatkan vaksin COVID-19. Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan medis asal China, Sinovac, dan G42 yang berpusat di Uni Emirat Arab. 

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Menurut WHO dan Ahli

Ketika vaksin COVID-19 yang efektif dikembangkan, maka pasokannya nanti mungkin akan langka. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemimpin global, dan produsen vaksin harus mengalokasikannya dengan tepat ke seluruh negara. 

Saat ini, sembilan belas ahli kesehatan global dari seluruh dunia mengusulkan rencana tiga fase baru untuk distribusi vaksin, yang disebut Fair Priority Model, dengan tujuan mengurangi kematian dini dan konsekuensi kesehatan yang tidak dapat diubah lainnya dari COVID-19. 

Beberapa ahli berpendapat bahwa petugas kesehatan dan populasi berisiko tinggi, seperti orang yang berusia di atas 65 tahun, harus mendapatkan vaksin terlebih dulu. Sebaliknya, WHO menyarankan negara-negara menerima dosis yang proporsional dengan populasinya. 

Melansir Science Daily, menurut Emanuel, MD, PhD, wakil rektor untuk Global Initiatives and chair of Medical Ethics and Health Policy di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, dari segi perspektif, kedua strategi tersebut disebut “sangat cacat”. Mengapa demikian?

"Ide untuk mendistribusikan vaksin menurut populasi tampaknya merupakan strategi yang adil," kata Emanuel. "Faktanya, biasanya kami mendistribusikan berbagai hal berdasarkan seberapa parah penderitaan yang ada di suatu tempat dan dalam hal ini, kami berpendapat bahwa ukuran utama dari penderitaan haruslah jumlah kematian dini yang dapat dicegah oleh vaksin.”

Dalam proposal yang disusun Emanuel dan timnya, terdapat tiga nilai fundamental yang harus diperhatikan saat mendistribusikan vaksin COVID-19 antar negara, yaitu:

  • Menguntungkan masyarakat dan membatasi biaya.
  • Memprioritaskan yang kurang beruntung.
  • Memberikan perhatian moral yang setara bagi semua individu.

Melansir Science Daily, Fair Priority Model yang disusun oleh ahli membahas nilai-nilai ini dengan berfokus pada mitigasi tiga jenis bahaya yang disebabkan oleh COVID-19, yaitu kematian dan kerusakan organ permanen, konsekuensi kesehatan tidak langsung, seperti ketegangan dan stres sistem perawatan kesehatan, serta kerusakan ekonomi. 

Namun yang pasti, strategi memastikan setiap orang di seluruh dunia dapat divaksinasi masih akan terus dikaji, sehingga penyebaran virus ini dapat dihentikan secepatnya. 

Baca juga: Alasan Pandemi Belum Tentu Usai Meski Vaksin Corona Ditemukan

Salah satu upaya yang dapat kamu lakukan untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19 yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah dibuat.

Selain itu, apabila kamu mengalami gejala gangguan kesehatan yang mirip dengan virus corona, bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc agar mendapatkan diagnosis yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Science Daily. Diakses pada 2020. Who should get the COVID-19 vaccine first?
WHO. Diakses pada 2020. Criteria for COVID-19 vaccine prioritization
Kompas.com. Diakses pada 2020. Luhut Sebut Jawa dan Bali Jadi Prioritas Vaksinasi Covid-19
CNBC Indonesia. Diakses pada 2020. Siap-siap! Warga Jawa-Bali Dapat Prioritas Disuntik Vaksin

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan