Siklus Menstruasi Tak Teratur? Awasi 5 Penyakit Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Juli 2019
Siklus Menstruasi Tak Teratur? Awasi 5 Penyakit IniSiklus Menstruasi Tak Teratur? Awasi 5 Penyakit Ini

Halodoc, Jakarta – Siklus menstruasi tiap wanita memang bisa berbeda-beda, tapi umumnya berlangsung sekitar 21–35 hari. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit juga wanita yang sering telat datang bulan. Kondisi ini sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kadar hormon dalam tubuh sampai gaya hidup yang kurang sehat. 

Terlambat datang bulan pun kerap dikaitkan dengan kehamilan. Namun, bila kamu memiliki siklus menstruasi yang terlampau tidak teratur alias berantakan, sebaiknya jangan disepelekan ya. Pasalnya, kondisi tersebut bisa jadi merupakan gejala suatu penyakit.

Ada berbagai macam siklus menstruasi yang bisa dikatakan tidak teratur. Baik itu menstruasi datang terlambat atau terlalu cepat, berlangsung terlalu lama atau terlalu singkat, sampai perdarahan yang lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya saat menstruasi. Berikut ini beberapa penyakit yang bisa menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur:

1. Amenorrhea

Amenorrhea adalah gangguan reproduksi pada wanita yang ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi pada suatu periode atau masa menstruasi. Amenorrhea sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. 

Amenorrhea primer adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau lebih secara berturut-turut. Sedangkan amenorrhea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita belum mendapatkan menstruasi sejak menginjak usia 15 tahun.

Selain siklus menstruasi yang tidak teratur, gejala amenorrhea lainnya yang juga bisa muncul adalah sakit kepala, gangguan penglihatan dan pertumbuhan rambut-rambut di wajah secara berlebihan.

Baca juga: Wanita Harus Tahu, Inilah Komplikasi Akibat Amenorrhea

2. Gangguan Tiroid

Di dalam tubuh kita, terdapat sebuah kelenjar yang bernama kelenjar tiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Bila kelenjar ini tidak berfungsi dengan baik, siklus menstruasi pun bisa terganggu. Gangguan kelenjar tiroid juga bisa diketahui dengan mengamati gejala-gejala lainnya, seperti tubuh yang mudah lelah, berat badan yang naik-turun drastis, sampai kerontokan rambut.

3. Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK)

Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan kondisi ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan pengidap mengalami siklus yang tidak berovulasi yang ditandai dengan gangguan siklus menstruasi berupa perdarahan atau justru tidak mengalami menstruasi sama sekali selama 2–3 bulan. Gejala lain yang juga bisa muncul akibat penyakit ini, antara lain jerawat dan pertumbuhan bulu atau rambut abnormal di daerah yang tidak seharusnya. SOPK adalah salah satu penyebab infertilitas pada wanita, terutama wanita di usia reproduksi.

Baca juga: Alami PCOS Bikin Susah Hamil, Mitos atau Fakta?

4. Endometriosis

Siklus menstruasi yang tidak teratur, seperti volume darah yang berlebihan saat menstruasi atau malah mengalami perdarahan di luar siklus, bisa jadi pertanda endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim, yang bernama endometrium, tumbuh di luar rahim. Endometrium ini bisa tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), Miss V, atau di rektum.

Pada kondisi normal, endometrium akan luruh lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi bila seorang wanita tidak sedang hamil. Namun pada kondisi endometriosis, jaringan endometrium yang berada di luar rahim ini akan ikut menebal tapi tidak bisa luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut bisa menimbulkan keluhan nyeri bahkan menyebabkan kemandulan.

5. Kanker Ovarium

Perubahan siklus menstruasi juga bisa menjadi indikasi adanya kanker ovarium. Ini merupakan jenis kanker yang muncul di jaringan indung telur, tempat di mana sel-sel telur dan hormon wanita (estrogen dan progesterone) juga dihasilkan. Kanker ovarium sebenarnya lebih sering terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause, tapi bukan tidak mungkin terjadi juga di usia reproduksi dan menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Gejala kanker ovarium lainnya adalah nyeri saat berhubungan intim, sakit perut, dan cepat kenyang saat makan.

Baca juga: Begini Tips Agar Tamu Bulanan Berjalan Lancar bagi Wanita

Jadi, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan bila kamu mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur selama beberapa lama. Kamu juga bisa membicarakan masalah siklus menstruasi yang kamu alami pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan