Sindrom Brugada dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Maret 2020
Sindrom Brugada dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?Sindrom Brugada dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

Halodoc, Jakarta - Sindrom Brugada dan serangan jantung merupakan dua penyakit yang menyerang organ jantung. Organ jantung sendiriini memiliki fungsi penting, yaitu memompa darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Sebagai alat transportasi, jantung merupakan pusat dari organ hidup manusia. Ketika organ jantung memiliki masalah, maka tubuh berada dalam masalah. Apa perbedaan dari sindrom Brugada dan serangan jantung?

Baca juga: Cara Jaga Kesehatan Jantung, Lakukan 5 Hal Ini

Sindrom Brugada dan Serangan Jantung, Ini Perbedaannya

Sindrom Brugada merupakan gangguan irama jantung yang terjadi akibat adanya kelainan genetik. Pada pengidapnya, sindrom Brugada sering kali tidak memunculkan gejala, sehingga pengidapnya seringkalibisa saja mengalami henti jantung mendadak. Ketika irama jantung tidak teratur, jantung tidak dapat mengerjakan tugasnya secara optimal. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian mendadak pada bayi, hingga orang dewasa.

Sedangkan serangan jantung merupakan gangguan serius yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapat aliran darah yang cukup, sehingga jantung tidak dapat mengerjakan tugasnya secara optimal dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.  Hal tersebut terjadi karena terhambatnya aliran darah menuju otot jantung, akibat menumpuknya plak di dinding pembuluh darah. Ketika terjadi penyumbatan total, saat itu lah serangan jantung muncul.

Perbedaan Gejala Sindrom Brugada dan Serangan Jantung

Pada pengidapnya, sindrom Brugada sering kali tidak memunculkan gejala. Meski begitu, pada beberapa pengidap, gejala yang  muncul meliputi pusing, kehilangan kesadaran, nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas, serta kejang-kejang. Gejala umumnya muncul pada mereka dengan rentan usia 30-40 tahun, yang dipicu oleh demam, dehidrasi, serta konsumsi alkohol secara berlebihan.

Sedangkan pada pengidap serangan jantung, gejala yang tampak meliputi nyeri dada, sesak napas, pusing, gelisah, serta keringat dingin. Parahnya, pengidap serangan jantung yang tidak mengalami gejala sebelumnya bisa saja mengalami henti jantung secara mendadak.

Ketika muncul gejalanya, disarankan untuk segera menemui dokter di rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan yang tepat. Pasalnya, kedua penyakit tersebut dapat muncul tanpa diikuti dengan gejala yang berarti. Ketika sudah menjangkiti seseorang tanpa gejala, henti jantung secara mendadak hingga kematian bisa saja terjadi.

Baca juga: Hati-Hati, Ini Gejala Penyakit Jantung yang Mesti Diwaspadai

Bagaimana Langkah Menjaga Organ Jantung Tetap Sehat?

Fungsinya yang vital membuat organ jantung harus dijaga dengan baik. Sebagai alat transportasi utama dalam tubuh yang bertugas membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, jantung menjadi organ yang dapat memastikan kelangsungan hidup seseorang. Dalam menjaga kesehatan organ jantung, berikut langkah yang dapat dilakukan:

  • Berolahraga Setiap Hari

Bukan hanya membantu mengendalikan berat badan, berolahraga 3 menit setiap hari juga dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi, diabetes, serta kolesterol tinggi yang dapat membahayakan organ jantung.

  • Berhenti Merokok

Merokok merupakan salah satu pemicu dari penyakit jantung. Pasalnya, bahan kimia dalam tembakau dapat merusak pembuluh darah jantung dan menyebabkan penyempitan arteri karena menumpuknya plak. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok akan menghilangkan oksigen dalam darah, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

  • Konsumsi Makanan Sehat Bergizi Seimbang

Untuk menjaga kesehatan jantung, kamu dapat mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, daging tanpa lemak, serta ikan. Hindari terlalu banyak gula dan garam.

  • Cukup Waktu Istirahat

Kurang tidur bukan hanya membuat orang jadi mengantuk, tapi juga berisiko  tinggi mengidap obesitas, tekanan darah tinggi, serangan jantung, diabetes, serta depresi. Umumnya, jam tidur bagi orang dewasa adalah selama 7-9 jam per hari.

Baca juga: Bisa Dicoba, 5 Olahraga untuk Kesehatan Jantung

Penyakit-penyakit pada organ jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian seseorang. Meskipun penyakit-penyakit pada organ jantung lebih rentan dialami oleh seseorang dengan rentan usia 65 tahun ke atas, tapi bukan berarti kita lengah dalam menjaga kesehatan. Selalu jaga kesehatan organ jantungmu dengan menerapkan serangkaian langkah tersebut, ya!

Referensi:

NIH. Diakses pada 2020. Brugada Syndrome.
American Heart Association. Diakses pada 2020.  About Heart Attacks.
Heart Foundation. Diakses pada 2020. Keep Your Heart Healthy.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan