Sindrom Metabolik Disebabkan oleh Komplikasi Diabetes, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Oktober 2018
Sindrom Metabolik Disebabkan oleh Komplikasi Diabetes, Benarkah?Sindrom Metabolik Disebabkan oleh Komplikasi Diabetes, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Mengidap satu jenis kondisi kesehatan saja sudah cukup mengganggu dan membuat seseorang tersiksa. Apalagi bila mengidap beberapa jenis kondisi kesehatan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Nah, itulah yang terjadi bila seseorang mengalami sindrom metabolik. Istilah medis tersebut digunakan untuk seseorang yang mengidap beberapa kondisi sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi), dan obesitas. Diketahui, salah satu penyebab sindrom metabolik adalah komplikasi diabetes. Benarkah? Yuk, cari tahu di sini.

Mengenal Sindrom Metabolik

Seseorang baru bisa dikatakan mengidap sindrom metabolik bila dia mengidap beberapa kondisi kesehatan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Namun, bila dia hanya mengidap satu kondisi kesehatan, maka orang tersebut tidak mengidap sindrom metabolik. Sindrom ini tidak menular, tetapi kondisi-kondisi kesehatan yang dialami pengidap bisa membuatnya berisiko tinggi mengalami penyakit yang serius seperti serangan jantung dan stroke.

Kebanyakan pengidap sindrom metabolik adalah lansia. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan juga sindrom ini dapat terjadi ke anak-anak dan orang muda.

Gejala Sindrom Metabolik

Sebagian besar sindrom metabolik memang tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Namun, berikut gejala-gejala yang biasanya menuntun pada kondisi sindrom tersebut:

  • Memiliki lingkar pinggang yang berada di atas batas normal, yaitu di atas 80 sentimeter untuk wanita dan 90 sentimeter untuk pria.
  • Tekanan darah selalu berada di kisaran 140/90 mmHg atau lebih.
  • Memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, yaitu kurang dari 40 mg/dL untuk pria dan 50 mg/dL untuk wanita.
  • Kadar trigliserida dalam darah tinggi, yaitu 150 mg/dL atau lebih.
  • Kadar gula darah puasa juga tinggi, yaitu 100 mg/dL ke atas.
  • Mudah mengalami peradangan seperti iritasi dan pembengkakan.

Sebaiknya, kamu segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan penanganan lebih dini. Untuk mengetahui kadar gula darah, tekanan darah, dan lain-lain, gunakan saja fitur Lab Service di aplikasi Halodoc. Petugas lab akan mendatangi rumahmu untuk membantu melakukan tes kesehatan.

Penyebab Sindrom Metabolik

Sebenarnya, penyebab sindrom metabolik yang utama adalah berat badan yang berlebihan dan tidak ditunjang dengan pola hidup yang sehat dan aktif. Kondisi tersebut juga memicu munculnya resistensi insulin pada beberapa orang.

Namun, memang benar bahwa komplikasi diabetes juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom metabolik. Dengan kata lain, orang yang pernah mengalami diabetes gestasional (saat hamil) atau memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe-2 berisiko tinggi mengalami sindrom metabolik. Selain komplikasi diabetes, berikut dua faktor lainnya yang juga meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik:

  • Usia. Seiring bertambahnya usia maka semakin meningkat juga risiko seseorang mengidap sindrom metabolik.
  • Penyakit lain, seperti sindrom ovarium polikistik.

Cara Menangani dan Mencegah Sindrom Metabolik

Cara yang paling efektif untuk menangani dan mencegah sindrom metabolik adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Berikut langkah-langkah mudah yang bisa kamu lakukan untuk menangani sindrom metabolik:

  • Berolahraga secara rutin
  • Turunkan berat badan hingga menjadi ideal
  • Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
  • Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang

Bila kondisi kesehatan kamu belum membaik setelah memperbaiki pola hidup dengan langkah-langkah tersebut, maka dokter biasanya akan memberikan obat-obatan. Dalam hal ini, obat untuk mengontrol kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.

Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan