Sistem Sanitasi Buruk Sebabkan Hepatitis A

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Juli 2021
Sistem Sanitasi Buruk Sebabkan Hepatitis ASistem Sanitasi Buruk Sebabkan Hepatitis A

“Hepatitis A merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko penularan penyakit ini. Salah satunya adalah kebersihan lingkungan hidup yang tidak terjaga, termasuk sistem sanitasi yang buruk. Lantas, adakah cara untuk mencegah infeksi virus?”


Halodoc, Jakarta – Hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan penularan virus ini terjadi, benarkah salah satunya karena sistem sanitasi yang buruk? 

Virus ini dapat dengan mudah menyebar pada mereka yang tidak divaksinasi, mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi. Penyakit ini terkait erat dengan air atau makanan yang tidak bersih, sanitasi yang tidak memadai, kebersihan diri yang buruk, dan seks oral-anal. Tidak seperti hepatitis B dan C, hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang fatal.

Baca juga: Waspada, Ini Penyebaran Hepatitis A yang Harus Dipahami

Faktor Risiko Infeksi Hepatitis A

Meski jarang menyebabkan penyakit pada organ hati, hepatitis A dapat menyebabkan gejala yang melemahkan dan hepatitis fulminan (gagal hati akut), yang sering berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit ini. Hepatitis A mudah menyebar di bagian dunia yang standar sanitasi dan kebersihan makanan umumnya buruk, seperti Afrika, India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Amerika Tengah dan Selatan.

Seseorang bisa mendapatkan infeksi ini melalui beberapa cara, seperti:

  • Makan makanan yang disiapkan oleh seseorang dengan infeksi yang belum mencuci tangan dengan benar atau mencucinya dengan air yang terkontaminasi oleh kotoran.
  • Minum air yang terkontaminasi, termasuk es batu.
  • Makan kerang mentah atau setengah matang dari air yang terkontaminasi.
  • Melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mengidap hepatitis A.
  • Berhubungan seks dengan seseorang dengan hepatitis A (secara khususnya risiko lebih tinggi jika melakukan seks anal-oral) atau menyuntikkan narkoba menggunakan peralatan yang terkontaminasi.

Seseorang dengan hepatitis A paling infeksius dari sekitar 2 minggu sebelum gejala muncul sampai sekitar satu minggu setelah gejala pertama kali berkembang.

Baca juga: Lebih Bahaya Mana, Hepatitis A, B, atau C?

Pencegahan Hepatitis

Sanitasi yang lebih baik, keamanan pangan, dan imunisasi adalah cara paling efektif untuk memerangi hepatitis A. Selain itu, penyebaran hepatitis A dapat dikurangi dengan cara:

  • Menyediakan pasokan air minum yang memadai.
  • Pembuangan limbah yang benar di dalam masyarakat.
  • Melakukan praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan secara teratur sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi.

Hampir 100 persen orang dapat mengembangkan tingkat antibodi pelindung terhadap virus dalam 1 bulan setelah injeksi satu dosis vaksin. Bahkan setelah terpapar virus, satu dosis vaksin dalam waktu 2 minggu setelah kontak dengan virus dapat memiliki efek perlindungan. 

Jutaan orang telah menerima vaksin hepatitis A tidak aktif yang dapat diinjeksi di seluruh dunia tanpa efek samping yang serius. Vaksin ini dapat diberikan sebagai bagian dari program imunisasi balita dan vaksin untuk para pelancong internasional.

Baca juga: Komplikasi yang Bisa Disebabkan Hepatitis A

Jika mengalami gejala penyakit yang parah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Biar lebih mudah, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan daftar rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan. Halodoc juga bisa digunakan untuk membuat janji temu dengan dokter. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!

Referensi:
Hepatitis SA. Diakses pada 2021. Hepatitis A Transmission and Prevention.
NHS UK. Diakses pada 2021. Hepatitis A.
WHO. Diakses pada 2021. Hepatitis A.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan