Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir, Perlukah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Agustus 2018
Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir, Perlukah?Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir, Perlukah?

Halodoc, Jakarta – Skrining kesehatan dilakukan deteksi dini penyakit. Selain orang dewasa, skrining kesehatan juga perlu dilakukan oleh bayi baru lahir. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan sejak awal kelahiran. Sehingga jika hasil skrining menemukan adanya gangguan atau kelainan, bayi bisa ditangani dengan cepat.

Baca juga: 6 Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan Bayi Baru Lahir

Jenis Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir

Skrining pada bayi baru lahir sebaiknya dilakukan sebelum bayi berusia tujuh hari dan meninggalkan rumah sakit. Sebagai orangtua, ibu perlu mempelajari soal skrining bayi baru lahir sebelum proses kelahiran. Lantas, apa saja sih jenis skrining kesehatan yang perlu dilakukan oleh bayi baru lahir?

1. Apgar

Tes apgar adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai kemampuan adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim sang ibu. Tes apgar dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada satu menit pertama dan lima menit pertama setelah bayi lahir. Pada tes apgar ada lima hal pemeriksaan yang dilakukan, yakni grimance (pernapasan), pulse (frekuensi denyut jantung), appearance (warna kulit), activity (aktif atau tidaknya tonus otot), dan reflex (reaksi terhadap rangsangan).

2. Tes Pendengaran

Skrining pada bayi baru lahir juga melakukan tes pendengaran yang terdiri dari dua jenis, yaitu dengan otoacoustic emissions (OAEs) dan auditory brainstem response (ABR). OAEs adalah skrining pendengaran untuk menilai sela rambut yang terdapat di rumah siput (koklea). Sementara, ABR adalah pemeriksaan pendengaran yang bertujuan untuk menilai keseimbangan saraf pendengaran. Tes pendengaran ini biasanya berlangsung selama 10 menit.

3. Hipotiroid Kongenital

Skrining bayi baru lahir bisa mendeteksi kemungkinan adanya hipotiroid kongenital, yaitu penyakit yang bisa membuat pengidapnya mengalami gangguan pertumbuhan atau kelainan mental. Pada umumnya, penyakit ini baru dikenali saat ada gejala setelah anak berusia kurang lebih satu tahun. Skrining hipotiroid kongenital sebaiknya dilakukan saat bayi berusia 48 - 72 jam atau sebelum bayi pulang bersama orangtua dari rumah sakit.

4. Oksimetri Pulsa

Oksimetri pulsa dilakukan untuk mengecek kadar oksigen dalam darah bayi. Jika kadar oksigen dalam darah rendah atau fluktuatif, bisa jadi itu adalah tanda critical congenital heart defect (CCHD) atau penyakit jantung bawaan kritis. Waspadailah penyakit jantung bawaan, karena biasanya terjadi tanpa gejala dan bisa menyebabkan kematian jika tidak segera dilakukan pengobatan atau tindakan.

5. Penyakit Kuning

Tes ini dilakukan mengecek kadar bilirubin pada bayi. Caranya dengan melakukan tes darah atau menggunakan light meter yang bisa mendeteksi bilirubin melalui kulit.

Tempat Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir

Tes skrining bayi baru lahir bisa dilakukan di laboratorium rumah sakit tempat bayi dilahirkan. Ibu juga bisa membawa bayi ke laboratorium yang menyediakan fasilitas skrining bayi baru lahir. Beberapa rumah sakit juga sudah menjadikan tes skrining ini sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan anak. Itu mengapa sebelum melahirkan, sebaiknya ibu mencari tahu dulu apakah rumah sakit atau klinik bersalin menyediakan fasilitas skrining atau tidak.

Prosedur Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir

Skrining bayi baru lahir dimulai dari mengumpulkan sampel darah kecil dengan menusuk tumit bayi. Dalam proses ini, ibu diperbolehkan memegangi Si Kecil sebagai upaya untuk menghiburnya selama proses pengambilan darah dan membuatnya tetap rileks. Setelah darah diambil, petugas kesehatan akan menaruh tetes darah tersebut ke kartu kertas filter untuk membuat beberapa “titik darah kering.” Kartu skrining tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Hasil Skrining Kesehatan Bayi Baru Lahir

Jika hasil skrining negatif, Si Kecil berarti tidak mengidap penyakit tertentu. Sehingga mungkin saja pihak rumah sakit tidak menghubungi ibu terkait hasil tersebut. Namun jika hasil skrining positif, pihak rumah sakit akan menghubungi untuk pemeriksaan lanjutan. Jika pemeriksaan kedua hasilnya juga positif, dokter akan memberitahu ibu tentang langkah apa yang sebaiknya dilakukan.

Baca juga: 4 Skrining Kesehatan untuk Wanita

Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar skrining kesehatan bayi baru lahir, tanyakan saja pada dokter Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa bertanya pada dokter tepercaya kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!