Speech Delay pada Anak, Ini yang Harus Diketahui Orangtua

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   13 Desember 2019
Speech Delay pada Anak, Ini yang Harus Diketahui OrangtuaSpeech Delay pada Anak, Ini yang Harus Diketahui Orangtua

Halodoc, Jakarta – Melihat tumbuh kembang buah hati berjalan optimal adalah impian setiap orangtua. Namun, bagaimana jika Si Kecil menunjukkan tanda keterlambatan berbicara, padahal usianya sudah cukup? Dalam medis, keterlambatan bicara pada anak-anak disebut speech delay. Faktor penyebabnya ada banyak. Bisa jadi karena adanya gangguan pendengaran, atau kurangnya stimulasi pada anak. 

Namun, satu hal pasti yang perlu diingat oleh orangtua (sebelum membahas lebih lanjut tentang speech delay), adalah bahwa setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, termasuk dalam tahap perkembangan kemampuan komunikasi. Jadi sebenarnya orangtua tidak perlu membandingkan perkembangan buah hati dengan anak lain seusianya.

Baca juga: Cara Tepat Deteksi Speech Delay pada Buah Hati

Sebaiknya, rutinlah berkonsultasi pada dokter dan pantau perkembangan kemampuan bicara anak dengan menggunakan tabel tahapan bicara. Hal ini bertujuan untuk memastikan dengan baik, apakah Si Kecil mengalami keterlambatan bicara atau tidak. Jika masih bingung, cobalah konsultasikan pada dokter di Halodoc, yang bisa dilakukan lewat chat, kapan dan di mana saja.

Kembali ke pembahasan tentang speech delay, kondisi ini memang kadang sulit disadari oleh orangtua. Sebab, pada usia 12 bulan biasanya Si Kecil memang masih sulit untuk bisa berbahasa dengan baik. Namun umumnya, pada usia ini anak telah mampu mengucapkan beberapa kata sederhana, seperti “mama” atau “papa”.

Seiring bertambahnya usia, jumlah kosakata anak seharusnya ikut bertambah. Misal, pada usia 18 bulan, idealnya anak telah memiliki 20-100 kosakata, dan pada usia 24 bulan anak biasanya sudah bisa memahami perkataan orang lain serta berkomunikasi secara sederhana. Nah, jika anak telah berusia lebih dari 24 bulan tetapi belum memiliki kemampuan seperti itu, kemungkinan ia mengalami speech delay.

Agar Anak Terhindar dari Speech Delay

Seperti telah disebutkan di awal, bahwa speech delay pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah gangguan pendengaran, kelainan perkembangan bicara, disabilitas intelektual, atau minimnya stimulasi dari orangtua. Untuk memastikan apa penyebabnya, orangtua memang perlu memeriksakan anak ke dokter sesegera mungkin, setelah dicurigai mengalami speech delay.

Baca juga: Awas, Inilah 4 Gangguan Bicara yang Bisa Dialami Anak

Namun, ibarat lebih baik mencegah daripada mengobati, speech delay pun demikian. Karena salah satu faktor penyebab dari speech delay pada anak adalah kurangnya stimulasi, maka orangtua perlu memberikan banyak stimulasi pada anak sedini mungkin.

Berikut beberapa stimulasi yang dapat diberikan orangtua, agar anak terhindar dari risiko speech delay:

1. Ajak Berkomunikasi Sederhana

Meski belum bisa menyahut, bukan berarti bayi usia 0-10 tidak perlu diajak berkomunikasi. Sering-seringlah mengajaknya berkomunikasi dengan kata-kata sederhana. Hal ini berguna untuk merangsang indera pendengarannya sejak dini. Lakukanlah stimulasi ini sambil menatapnya, terutama ketika Si Kecil mulai mengoceh dan tampak merespons panggilanmu.

2. Bermain Sambil Belajar

Bayi menyukai ekspresi menyenangkan dari orang terdekatnya. Ketertarikannya untuk bermain juga sebenarnya sudah mulai muncul sejak bayi. Namun, hal ini sebenarnya merupakan cara ia belajar banyak hal. Oleh karena itu, rangsanglah kemampuan bicara anak dengan berbagai cara menyenangkan. Seperti bermain sambil belajar, lho.

Misalnya, dengan menyetel musik ceria atau membacakan dongeng dengan ekspresif sebelum tidur atau saat ada waktu luang. Agar lebih menyenangkan, ajak pula ia untuk berjoget dan bertepuk tangan bersama, sambil menyanyikan bait-bait lagu. Lama-kelamaan, Si Kecil pasti akan mencoba meniru nada dan lirik lagu yang sering kamu perdengarkan.

Baca juga: Anak Alami Hal Ini, Sudah Saatnya Terapi Wicara?

3. Ajukan Banyak Pertanyaan

Ketika Si Kecil sudah mulai mengeluarkan kata-kata babbling atau bahasa bayi, dan memberi respon pada suaramu, cobalah untuk menanggapinya. Ajukan banyak pertanyaan untuk memancing responsnya. Meski akan terdengar aneh dan seperti sedang bicara sendiri, tetaplah jadikan hal ini sebagai kebiasaan. 

Sebab, ini merupakan salah satu cara efektif untuk merangsang kemampuan bicara Si Kecil. Misal, ketika ia meminta minum, pura-puralah untuk menanyakan maksudnya dengan mengulangi apa yang Si Kecil katakan. Gunakanlah kata yang benar dan jelas secara berulang-ulang agar ia bisa mencerna dan terbiasa dengan kata tersebut. Bukan malah ikut-ikutan menggunakan bahasa bayi.

4. Ajak Bersosialisasi

Salah satu pemicu terjadinya speech delay pada anak adalah rasa takut dan malu jika bertemu orang baru. Oleh karena itu, sering-seringlah mengajaknya bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar rumah, seperti tetangga atau anak-anak lain seusianya. Hal ini akan membuat Si Kecil terbiasa dengan orang asing dan lebih cepat belajar dari anak lainnya, terutama dalam hal berinteraksi.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Recognizing Developmental Delays Your Child Age.
Kidshealth. Diakses pada 2019. Delayed Speech or Language Development.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan