Stimulasi Listrik untuk Cegah Kerusakan Sel Saraf karena Stroke

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Juni 2020
Stimulasi Listrik untuk Cegah Kerusakan Sel Saraf karena StrokeStimulasi Listrik untuk Cegah Kerusakan Sel Saraf karena Stroke

Halodoc, Jakarta – Sekitar 30 persen orang mengalami nyeri pasca stroke. Ini termasuk  termasuk nyeri otot dan sendi, sakit kepala, dan sensasi menyakitkan seperti kesemutan. Selain itu, orang yang terkena serangan stroke juga akan merasakan sakit bahu, pembengkakan di tangan, dan sakit kepala.

Stroke juga dapat merusak cara saraf mengontrol otot serta kelenturan yang memengaruhi otot. Jika tidak diobati, kelenturan dapat menyebabkan otot menjadi memendek secara permanen. Informasi selengkapnya mengenai kerusakan sel saraf karena stroke dapat dibaca di sini!

Stimulasi Listrik untuk Perbaikan Sel Saraf

Stimulasi listrik dapat membantu orang pulih setelah mengalami jenis stroke yang umum. Terapi ini dikenal sebagai stimulasi gugus sel saraf aktif. Cara penggunaannya adalah sebuah alat kecil ditanamkan di atap mulut yang kemudian mengirimkan stimulasi listrik ke saraf di belakang hidung.

Terapi ini diberikan dalam 24 jam setelah untuk mengurangi tingkat kecacatan pada pasien stroke. Terutama buat pengidap stroke iskemik akut, terapi ini dapat meningkatkan hasil fungsional dan untuk mengurangi cacat jangka panjang. 

Baca juga: Penanganan Pertama pada Serangan Stroke

Bagaimana cara kerja stimulasi listrik dapat memperbaiki sel saraf? Selama stroke, ada gangguan pasokan darah ke otak. Kunci untuk mengobati stroke dan memperbaiki kerusakan jangka panjang adalah dengan cepat dan efektif mengembalikan aliran darah ke otak.

Biasanya, dokter mengobati stroke dengan membuka arteri yang tersumbat atau dikeluarkan bekuan darah. Pengobatan ini dilakukan dengan obat-obatan yang dapat melarutkan gumpalan atau pembedahan.

Namun, dibutuhkan obat signifikan yang diberikan lebih dari tiga jam setelah stroke. Obat ini juga tidak berfungsi untuk semua pasien dan beberapa tidak dapat meminumnya karena masalah kesehatan lainnya.

Merangsang sel-sel saraf di belakang dengan terapi listrik dapat meningkatkan pemulihan stroke. Stimulasi ini benar-benar meningkatkan aliran darah ke otak yang kekurangan oksigen selama stroke. 

Menstimulasi pemulihan penghalang darah di otak yang mengurangi tekanan penyebab pembengkakan setelah stroke. Intinya adalah terapi ini dapat memasok oksigen dengan cepat ke otak dan melindungi sel-sel otak.

Informasi selengkapnya mengenai terapi listrik untuk pengidap stroke, bisa ditanyakan lewat aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Dukungan untuk Pengidap Stroke

Rehabilitasi dapat membantu pengidap stroke mempelajari kembali keterampilan yang telah hilang atau terganggu. Ini mengajarkan para penyintas cara-cara baru dalam melakukan tugas berdasarkan kondisi mereka sekarang. Mulai dari belajar cara mandi atau berpakaian hanya dengan satu tangan. 

Pengulangan dan rutinitas sangat penting dan mempelajari keterampilan baru membutuhkan kesabaran dan latihan. Program rehabilitasi berulang yang intens dapat membantu otak untuk pulih. Berikut ini adalah bentuk dukungan suportif yang bisa diberikan keluarga pada pengidap stroke.

Baca juga: Ketahui 5 Hal yang Terjadi saat Stroke Menyerang

  1. Mengevaluasi lingkungan rumah. Apakah perlu modifikasi untuk mengurangi risiko sehingga bisa mengakomodasi pengidap dengan lebih baik?
  2. Pastikan diet sehat. Pertimbangkan diet Mediterania dan hindari gula olahan.
  3. Berikan semangat untuk latihan. Berjalan dapat meningkatkan pemulihan stroke. Jika berjalan masih sangat sulit, angkat lengan dan kaki dari posisi duduk dapat membantu.
  4. Waspadai pusing atau ketidakseimbangan. 
  5. Dorong interaksi sosial. Jangan biarkan korban stroke menjadi penyendiri.
  6. Jaga otak mereka aktif. Cara terbaik bagi otak untuk menyesuaikan diri setelah stroke adalah dengan menggunakannya. Ajak bermain game, seperti teka-teki silang, permainan papan, atau permainan kartu.
  7. mendengarkan musik juga dapat membantu memicu kesadaran kognitif dan memulai otak.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Nerve Stimulation Therapy May Help Some People Recover After a Stroke.
Home Care Assistance. Diakses pada 2020. Stroke Recovery: Can the Brain Heal Itself?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan