Stres Jadi Penyebab Utama Bruxism, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Februari 2020
Stres Jadi Penyebab Utama Bruxism, Benarkah?Stres Jadi Penyebab Utama Bruxism, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Bruxomania, lebih dikenal dengan bruxism adalah kondisi ketika seseorang sering mengeratkan, mengatupkan, atau menggemeretakkan gigi ketika sedang terlelap tanpa sadar. Kondisi ini termasuk ke dalam kelainan yang terkait dengan tidur. Bisa jadi, kamu yang memiliki kelainan ini mengidap masalah kesehatan yang berkaitan dengan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau mendengkur. 

Bruxism lebih sering dialami oleh anak dibandingkan dengan dewasa, dan kondisi ini biasanya bisa membaik dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia anak. Seringnya, masalah ini terjadi ketika anak sedang tidur dibandingkan dengan ketika mereka terjaga, tetapi ada pula orang-orang yang mengeratkan gigi ketika merasa cemas berlebihan atau sedang berkonsentrasi. 

Benarkah Bruxism Terjadi karena Stres?

Bruxism bukan merupakan masalah kesehatan yang terjadi setiap saat. Kondisi ini sering terjadi ketika seseorang mengalami atau berada dalam keadaan tertentu, salah satunya adalah ketika sedang mendapatkan tekanan dan stres. Begitu pula dengan depresi, rasa cemas berlebihan, susunan gigi yang tidak rata pada anak, naiknya asam lambung, efek samping obat, masalah tidur, hingga pola hidup yang tidak sehat. 

Baca juga: Ini 2 Faktor Risiko Psikologis Bruxism pada Dewasa

Namun, bruxomania juga bisa terjadi karena masalah kepribadian. Misalnya, orang-orang dengan kepribadian kompetitif, hiperaktif, dan agresif cenderung lebih berisiko mengalami masalah kesehatan ini. Meski pada anak kondisi ini bisa sembuh ketika dewasa, tetapi pada beberapa orang bruxism justru terjadi ketika dewasa, seperti ketika mengalami stres atau kecemasan berlebihan. 

Bagaimana Pengobatan Bruxism yang Bisa Dilakukan?

Meski bukan termasuk kondisi serius, bruxomania tetap perlu penanganan karena bisa berdampak negatif bagi kesehatan, terlebih kesehatan mulut dan gigi. Bruxism yang parah bisa membuat gigi mengalami kerusakan, juga mengakibatkan munculnya rasa sakit pada bagian rahang, telinga, atau wajah. Pengobatan yang bisa kamu lakukan termasuk splint, perubahan gaya hidup, relaksasi, dan ortodontik. 

Baca juga: Bagaimana Cara Bruxism Didiagnosis?

Jika kamu mengalami kondisi ini, lakukan pemeriksaan ke dokter. Kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat. Kamu bisa menggunakan aplikasi ini untuk bertanya pada dokter ahli tentang beragam masalah kesehatan yang sedang kamu alami. 

Lalu, adakah pilihan pengobatan yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi dampak negatif bruxism? Oleh karena disebabkan stres, tentu saja tindakan penanganan pertama yang harus kamu lakukan adalah mengontrol stres. Kamu bisa melakukan banyak cara, seperti menjalankan hobi, mendengarkan musik, membaca buku, hingga melakukan meditasi atau berolahraga. 

Apabila bruxism terjadi karena gangguan tidur, kamu harus mengobati masalah gangguan tidur ini agar bruxism tidak kembali. Sebaiknya, hindari kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol, hindari mengonsumsi kopi, minuman bersoda, atau makanan yang mengandung kafein. Permen karet juga memicu otot rahang bergemeretak, jadi sebaiknya juga mengurangi konsumsinya. 

Baca juga: Kenali Tanda-Tanda Mengidap Bruxism

Jadi, kamu sudah tahu bahwa ternyata stres dinilai menjadi penyebab utama seseorang mengalami gigi gemeretak atau bruxism. Artinya, penting untuk kamu mengurangi stres, dan tidak membiarkannya berkembang menjadi depresi. 

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2020. Bruxomania.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bruxomania.
WebMD. Diakses pada 2020. Bruxomania.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan