Studi Ungkap Vegan dan Vegetarian Lebih Berisiko Alami Patah Tulang

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 November 2020
Studi Ungkap Vegan dan Vegetarian Lebih Berisiko Alami Patah TulangStudi Ungkap Vegan dan Vegetarian Lebih Berisiko Alami Patah Tulang

Halodoc, Jakarta - Vegan dan vegetarian adalah dua pola makan yang berfokus pada produk nabati, dan menghindari produk hewani. Dari dulu hingga kini, ada banyak pro dan kontra soal pola makan nabati ini. Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal BMC Medicine (22/11) lalu, mengungkapkan bahwa vegan dan vegetarian lebih berisiko mengalami patah tulang.

Terkait hal ini, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa vegetarian memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah, ketimbang non-vegetarian. Hal ini yang diyakini menjadi alasan mengapa pola makan nabati dapat membuat risiko alami patah tulang meningkat. 

Baca juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Risiko Patah Tulang Vegan dan Vegetarian

Para peneliti menyebut bahwa asupan kalsium dan protein yang jauh lebih rendah juga telah dilaporkan di antara vegan dan vegetarian. Terlepas dari penelitian sebelumnya, hubungan antara pola makan vegan dan vegetarian dengan risiko patah tulang masih belum jelas hingga sekarang.

Tammy Tong, penulis utama studi sekaligus ahli epidemiologi nutrisi di Nuffield Department of Population Health di University of Oxford, mengatakan bahwa ini adalah studi komprehensif pertama dan terbesar hingga saat ini. 

Studi yang dilakukannya bersama rekan-rekan melihat risiko dari total patah tulang (patah tulang yang terjadi di mana saja di tubuh) dan patah tulang di tempat berbeda pada orang dengan kebiasaan pola makan yang berbeda. Hasilnya, ditemukan ada 4,1 lebih kasus patah tulang pada vegetarian dan 19,4 kasus lebih pada vegan untuk setiap 1.000 orang selama 10 tahun.

Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Fraktur Tulang

Kaitan Pola Makan dan Kekuatan Tulang

Untuk mengetahui kaitan pola makan dan kekuatan tulang, para peneliti mengumpulkan kuesioner dari sekitar 55 ribu orang dewasa yang relatif sehat dari Inggris. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan seputar pola makan, karakteristik sosio-demografis, gaya hidup dan riwayat kesehatan, antara 1993 dan 2001.

Lalu, para peneliti mengkategorikan mereka berdasarkan pola makan pada saat itu dan tindak lanjutnya pada 2010, yaitu pemakan daging, pemakan ikan (pescatarian), vegetarian (tidak ada daging atau ikan kecuali susu dan/atau telur), dan vegan (tidak ada yang berasal dari hewan).

Para peneliti menemukan bahwa total 3.941 patah tulang pada 2016. Dibandingkan dengan pemakan daging, vegan dengan asupan kalsium dan protein yang lebih rendah, rata-rata memiliki risiko 43 persen lebih tinggi untuk patah tulang di bagian tubuh manapun, terutama pinggul, tungkai, dan tulang belakang.

Sementara itu, vegetarian dan pescatarian berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang pinggul, ketimbang pemakan daging. Namun, risiko tersebut berkurang ketika para peneliti mempertimbangkan indeks massa tubuh (BMI) dan konsumsi kalsium dan protein yang cukup. 

Meski begitu, risiko patah tulang masih lebih tinggi pada vegan dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan, karena sebagian besar peserta atau responden adalah orang Eropa kulit putih dan wanita. 

Baca juga: Ini Perbedaan Osteoporosis dan Osteoarthritis

Katherine Tucker, profesor epidemiologi nutrisi di University of Massachusetts, Lowell, juga mengatakan bahwa hasil studi ini melibatkan peserta yang masih terbatas dan tidak dapat digeneralisasikan. Oleh karena itu, masih diperlukan studi lebih lanjut.

Terlebih, para peneliti juga disebut tidak memiliki data tentang suplementasi kalsium atau penyebab patah tulang, dan asupan nutrisi dilaporkan sendiri, alih-alih diukur secara objektif. Tak hanya itu, menurut penulis, BMI dapat menjelaskan temuan tersebut. 

Vegan dan vegetarian cenderung memiliki BMI yang lebih rendah, seperti yang ditemukan dalam penelitian ini. BMI yang rendah dikaitkan dengan patah tulang di beberapa bagian tubuh, berpotensi karena faktor-faktor seperti bantalan yang kurang kuat saat seseorang jatuh.

Itulah pembahasan mengenai adanya temuan bahwa vegan dan vegetarian lebih berisiko alami patah tulang. Meski studi itu masih terbatas dan dibutuhkan studi lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa kecukupan asupan kalsium dan pola makan seimbang sangat diperlukan bagi kesehatan tulang.

Jadi, jangan lupa penuhi kebutuhan kalsium dan menjaga pola makan sehat dan seimbang setiap harinya, ya! Kalau kamu butuh saran dari ahli soal pengaturan pola makan, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter gizi.

Referensi:
BMC Medicine. Diakses pada 2020. Vegetarian and Vegan Diets and Risks of Total and Site-Specific Fractures: Results from The Prospective Epic-Oxford Study.
CNN Health. Diakses pada 2020. Vegans May be at Higher Risk for Bone Fractures, Study Finds.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan