Sudah Bisa ke Toilet, Kenapa Si Kecil Masih BAB di Celana?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
Sudah Bisa ke Toilet, Kenapa Si Kecil Masih BAB di Celana?Sudah Bisa ke Toilet, Kenapa Si Kecil Masih BAB di Celana?

Halodoc, Jakarta - Anak di bawah satu tahun memang masih sering BAB di celana. Hal ini karena kemampuan fisiknya masih terbatas sehingga ia tidak bisa BAB sebagaimana orang dewasa. Namun, jika anak suka BAB di celana padahal kemampuan fisiknya sudah mampu, maka artinya ia memiliki gangguan psikologis yang membuatnya enggan untuk BAB di toilet, atau terdapat gangguan penyakit yang menyebabkan hal ini.

Adalah encopresis, kondisi saat anak di usia 4 tahun tidak sengaja mengeluarkan fesesnya. Faktanya, dalam dunia medis, anak suka BAB di celana atau tidak bisa menahan BAB akibat encopresis bukan suatu hal yang disengaja. Kondisi ini bisa terjadi karena sembelit kronis atau gangguan psikologis yang anak alami.

Baca Juga: Ciri BAB Normal Pada Anak untuk Ketahui Kondisi Kesehatannya

Gejala Encopresis

Tidak hanya suka BAB di celana, anak yang mengidap gangguan ini akan mengalami gejala lain, antara lain:

  • Buang air besar yang dianggap karena diare.

  • Sembelit, tinja memiliki tekstur yang keras dan kering.

  • Feses berukuran besar.

  • Tidak ingin atau menolak saat diminta untuk BAB.

  • Jarak antar BAB panjang.

  • Nafsu makan turun.

  • Mengompol di siang hari.

  • Kadang disertai infeksi kandung kemih, khususnya pada anak perempuan.

Baca Juga: Encopresis Bikin Anak BAB di Celana, Apa Sebabnya?

Penyebab Encopresis

Encopresis umumnya terjadi karena sembelit yang sudah masuk tahap kronis. Saat anak mengalami sembelit, feses anak jadi sulit untuk dikeluarkan lalu menjadi kering dan sulit dikeluarkan.  Apalagi jika anak menolak diajak ke toilet untuk BAB karena alasan lain, hal ini memperparah kondisi. Alhasil, usus besar akan meregang, dan akhirnya memengaruhi saraf yang bertugas memberi sinyal untuk pergi ke toilet. Saat usus besar menjadi terlalu penuh, feses cair pun dapat keluar secara tiba-tiba atau tanpa disengaja.

Encopresis bisa terjadi karena stres emosional yang ia rasakan. Penyebabnya antara lain perubahan kehidupan dalam anak, perubahan pola makan, penggunaan toilet yang terlalu dini, mulai masuk sekolah, atau bahkan stres akibat orangtua yang bercerai.

Tidak hanya itu, encopresis yang menyebabkan anak suka BAB di celana ini bisa terjadi karena faktor lain, seperti:

  • Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan sembelit.

  • ADHD.

  • Spektrum autisme.

  • Gangguan kecemasan atau depresi.

Pengobatan Encopresis

Anak suka BAB di celana memang cukup merepotkan orangtua atau pengasuhnya. Jika kondisi ini muncul karena sembelit, maka orangtua wajib memberikan mereka makanan yang berserat dan memintanya untuk tidak menahan BAB. Namun, jika hal ini muncul karena masalah emosional, orangtua harus melakukan pendekatan secara perlahan dalam mengatasi stres yang anak alami. Beberapa hal ini membantu memperbaiki kondisi ini melalui perubahan gaya hidup antara lain:

  • Memperbanyak makanan berserat, termasuk sayur dan buah-buahan, untuk melembutkan feses.

  • Perbanyak minum air putih.

  • Membatasi atau bahkan menghentikan sementara asupan susu sapi karena susu sapi berpotensi menyebabkan anak sembelit.

  • Buat waktu khusus untuk BAB seperti sehabis makan. Jangan lupa untuk memberikan motivasi dan pujian bagi anak selama waktu menunggu ini sampai BAB bisa keluar.

  • Pahami kondisi anak, sebab biasanya BAB di celana karena encopresis bukanlah suatu hal yang dikehendaki anak. Jangan pernah memarahi atau mengomeli anak, sebagai orangtua kamu harus menunjukkan kasih sayang dan pengertian bahwa kondisinya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: 4 Pengobatan Encopresis di Rumah

Apabila sembelit dan gejala encopresis pada anak tidak membaik, sebaiknya segera hubungi dokter, ya. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bicara dengan dokter kapan saja, di mana saja. Ibu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc  di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan