Suka Lembur Tingkatkan Risiko Stroke, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   21 Agustus 2019
Suka Lembur Tingkatkan Risiko Stroke, Benarkah?Suka Lembur Tingkatkan Risiko Stroke, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Ketika pekerja menumpuk dan waktu deadline semakin mepet, rasanya tak ada pilihan lain selain lembur. Padahal, jam kerja yang terlampau panjang, bisa menyebabkan masalah kesehatan dikemudian hari. Salah satunya stroke. Namun, benarkah lembur bisa meningkatkan stroke? 

Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada sel-sel otak hingga lumpuh otak. Sebab tanpa asupan oksigen dan nutrisi, sel-sel otak tak akan bisa hidup untuk menjalankan fungsinya. 

Lantas, apa hubungannya lembur dengan meningkatnya risiko stroke? 

Baca juga: Kerja Keras itu Perlu, Kenali Dampaknya Bagi Kesehatan

Kerja 55 Jam Sepekan, Waspadalah

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya untuk melihat studi dari jurnal medis internasional, The Lancet. Dalam penelitian ini, para ahli melibatkan lebih dari 600.000 subjek penelitian, pria dan wanita. Data kesehatan subjek penelitian diperoleh dari 25 riset di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. 

Hasilnya? Menurut profesor epidemiologi di University College London ini yang terlibat dalam studi di atas, lembur memang bisa meningkatkan risiko stroke di masa mendatang. 

Penelitian tersebut berkata mereka yang bekerja lebih dari 55 jam dalam sepekan memiliki risiko stroke yang lebih besar terkena stroke hingga 44 persen, ketimbang mereka yang bekerja dalam waktu normal (tidak lebih dari 40 jam sepekan). Penelitian ini dimonitor kira-kira selama 7 tahun.

Baca juga: Orang yang Sering Lembur Hati-hati Kena Dampak Begadang

Dipicu Berbagai Faktor

Masih menurut ahli di atas, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kerja lembur dengan meningkatnya risiko stroke. Faktor utamanya adalah kurangnya pergerakan fisik, tingkat stres yang tinggi, dan kecenderungan mengonsumsi minuman beralkohol. 

Di samping itu, kebiasaan kebiasaan mengasup makanan tak menyehatkan juga bisa memicu terjadi stroke di masa mendatang. Tak jarang pekerja lembur memilih makanan cepat saji (junk food) untuk  kembali mengisi energinya. 

Padahal, makanan ini tinggi lemak, asin, dan banyak mengandung kolesterol. Nah, makanan ini bisa memicu hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas. Ketiga penyakit inilah yang nantinya bakal memicu stroke.

Contohnya, hipertensi. Tekanan darah tinggi yang dibiarkan begitu saja lama-kelamaan akan merusak pembuluh darah. Seiring waktu hipertensi akan menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

Kondisi ini ujung-ujungnya bakal menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Awas, pembuluh darah otak dengan kondisi ini bisa pecah, sehingga menyebabkan stroke. 

Lantas, bagaimana dengan gejalanya? 

Baca juga: 7 Penyebab Stroke Menyerang Usia Muda

Memburam hingga Melemahnya Tangan dan Kaki

Stroke memang harus ditangani secepatnya agar tak menimbulkan sederet masalah kesehatan lainnya. Nah, segeralah temui dokter bila mengalami gejala-gejala stroke di bawah ini. 

  • Penglihatan menjadi buram. Stroke bisa menyebabkan penglihatan menjadi kabur, gandang, hingga hilangnya penglihatan pada satu mata. Seperti dilansir Health, sekitar 44 persen dari 1.300 orang di Inggris, kehilangan penglihatannya ketika gejala stroke menyerang.

  • Pusing atau kehilangan keseimbangan. Stroke bisa menimbulkan masalah saat berjalan, pusing, atau mual. 

  • Rasa sakit. Rasa sakit sebenarnya bukanlah gejala khas dari penyakit ini. Akan tetapi, menurut sebuah studi seperti dilansir Health, sekitar 62 persen wanita lebih sering mengalami stroke nontradisional daripada pria. Salah satu yang gejala yang paling umum adalah rasa sakit. 

  • Kesulitan berbicara atau kebingungan. Stroke dapat merusak kemampuan untuk mengekspresikan diri atau mengerti sesuatu hal. Misalnya, kebingungan mencari kata-kata atau menggunakan kata-kata yang salah saat berbicara.

  • Lengan dan kaki menjadi lemah. Gejala lainnya berupa lengan dan kaki (atau keduanya) menjadi lemah secara tiba-tiba. Terkadang juga mati rasa, bahkan lumpuh

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Diseases & Conditions. Stroke
WebMD (Diakses pada 2019). Stroke
The Lancet (Diakses pada 2019). Long working hours and risk of coronary heart disease and stroke

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan