Takikardia Bisa Terjadi Tanpa Gejala

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Desember 2018
Takikardia Bisa Terjadi Tanpa GejalaTakikardia Bisa Terjadi Tanpa Gejala

Halodoc, Jakarta – Takikardia adalah gangguan irama jantung yang membuat jantung berdetak lebih cepat dari normal. Percepatan detak jantung sebenarnya normal terjadi, terutama saat sedang berolahraga, serta mengalami stres, trauma, dan penyakit tertentu. Namun pada pengidap takikardia, kondisi ini disertai dengan gejala fisik tertentu.

Takikardia Bisa Terjadi Secara Mendadak Dan Tanpa Gejala

Kondisi ini umumnya diketahui secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan jantung, terutama pada orang yang mengeluhkan adanya gangguan jantung. Salah satu prosedur medis yang digunakan untuk deteksi takikardia adalah elektrokardiogram (EKG). Alat tersebut berfungsi untuk membaca sinyal kelistrikan jantung, sehingga segala kelainan yang berkaitan dengan irama jantung bisa terdeteksi.

Takikardia umumnya bukan penyakit berbahaya karena tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, kamu perlu waspada jika takikardia disertai dengan nyeri dada (angina), kelelahan, sesak napas, pusing hingga penurunan kesadaran. Kondisi tersebut bisa menandakan adanya gangguan pada jantung yang berpotensi membahayakan nyawa. Jika dibiarkan tanpa penanganan, takikardia berpotensi menyebabkan komplikasi berupa stroke, gagal jantung, dan henti jantung, sehingga dibutuhkan pengobatan dan prosedur medis untuk mengendalikan takikardia.

Ketahui Faktor Risiko Takikardia

Kondisi tertentu bisa meningkatkan risiko takikardia. Berikut ini di antaranya:

  • Faktor genetik (keturunan).

  • Jenis kelamin. Studi menyebut wanita lebih berisiko mengidap takikardia dibanding laki-laki.

  • Usia. Takikardia lebih rentan terjadi pada orang dewasa hingga lanjut usia (lansia).

  • Kondisi psikis. Takikardia rentan terjadi pada orang yang mengalami gangguan psikis, seperti kecemasan dan stres berlebih.

  • Konsumsi alkohol atau kafein berlebih.

  • Kebiasaan merokok dan penyalahgunaan obat-obatan.

  • Masalah kesehatan, seperti anemia, hipertensi, diabetes dan sleep apnea.

Pengobatan Takikardia Tergantung pada Penyebabnya

Pengobatan takikardia disesuaikan dengan penyebabnya. Namun secara umum, tujuan pengobatan dilakukan untuk memperlambat detak jantung dan mencegah takikardia terjadi lagi. Pengidap takikardia biasanya mendapat suntikan untuk menurunkan detak jantung. Jika kondisi yang dialami parah, terapi kejut jantung (kardioversi) diperlukan untuk mengatasi takikardia. Pengobatan takikardia lain yang mungkin dilakukan berupa manuver vagal, pemberian obat (seperti obat antiaritmia dan obat pengencer darah), ablasi, pemasangan alat pacu jantung, dan implantable cardioverter (ICD), serta pembedahan untuk menghilangkan jalur listrik abnormal yang memicu takikardia.

Cegah Takikardia dengan Menjaga Kesehatan Jantung

Berikut upaya pencegahan takikardia yang bisa dilakukan:

  • Berhenti merokok.

  • Membatasi asupan alkohol dan kafein harian.

  • Menjaga berat badan ideal untuk cegah kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

  • Rutin memantau tekanan darah (hipertensi) dan kadar kolesterol.

  • Hindari penyalahgunaan obat-obatan.

  • Berolahraga secara rutin, setidaknya 15 - 30 menit per hari.

  • Kendalikan stres, yakni dengan melakukan kegiatan menyenangkan.

  • Memeriksa kesehatan ke dokter secara rutin agar masalah kesehatan (termasuk gangguan jantung) bisa terdeteksi sejak dini.

Itulah fakta takikardia yang perlu diketahui. Kamu dianjurkan untuk segera berbicara pada dokter Halodoc jika gejala tersebut muncul terus-menerus dalam waktu lama, terutama jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung. Gunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan