Tatap Matahari dengan Mata Telanjang pada Siang Hari Bisa Sebabkan Pterygium, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Januari 2019
Tatap Matahari dengan Mata Telanjang pada Siang Hari Bisa Sebabkan Pterygium, Benarkah?Tatap Matahari dengan Mata Telanjang pada Siang Hari Bisa Sebabkan Pterygium, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Kebiasaan terpapar matahari, apalagi menatap matahari tanpa pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya perlu kamu hindari. Menatap matahari dengan mata telanjang dapat menyebabkan mata kamu mengalami pterygium, yang tentu saja tidak baik bagi kesehatan mata kamu.

Pterygium merupakan pertumbuhan selaput jaringan berbentuk segitiga berwarna merah muda dan biasanya muncul pada bagian putih bola mata. Umumnya, kondisi ini dimulai pada kornea di dekat hidung dan dapat bertumbuh hingga pupil (bagian hitam mata). Kondisi ini biasanya hanya terdapat di salah satu mata. Namun, jika kamu mengalami di kedua mata, gangguan mata ini dinamakan pterygia.

Baca juga: Sering Aktivitas Di Luar Ruangan, Hati-Hati Pterygium

Untungnya gangguan pterygium ini tidak termasuk ke dalam kategori kanker. Pertumbuhan jaringannya dapat berhenti setelah beberapa waktu. Walaupun begitu, apabila jaringan berhasil tumbuh melewati bagian tengah mata, maka dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penglihatan menjadi buram atau kabur.

Kamu pun mungkin akan merasa ada yang mengganjal di mata kamu. Namun, hal yang paling tidak membuat nyaman adalah selaput ini mungkin menjadi merah dan teriritasi, sehingga perawatan medis tertentu pun diperlukan untuk mengatasinya.

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti gangguan yang juga dinamakan “surfer’s eye” ini. Namun, kamu tidak perlu menjadi peselancar atau pernah berlibur ke pantai untuk mendapatkan pterygium. Berada di bawah sinar matahari terang selama berjam-jam dapat meningkatkan risiko terjadinya pterygium, terutama saat kamu berada di atas air yang memantulkan sinar UV yang berbahaya. Orang-orang yang hidup di daerah khatulistiwa, tinggal di daerah panas, serta bekerja di luar ruangan, juga akan lebih rentan mengalami pterygium.

Selain disebabkan sinar ultraviolet, orang-orang yang matanya sering terpapar debu, asap, dan angin juga berisiko tinggi mengalami hal ini. Pria memiliki risiko dua kali lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu, semakin tua usia kamu, kamu juga semakin berisiko mengalami gangguan ini.

Baca juga: Kenali Pterygium Penyakit yang Sebabkan Tumbuhnya Selaput pada Mata

Biasanya, pterygium hanya tumbuh berupa selaput pada permukaan bola mata tanpa ada keluhan lain. Namun, bagi beberapa orang, kondisi ini juga disertai dengan beberapa gejala seperti:

  • Pertumbuhan selaput berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat/menonjol di sudut mata bagian dalam atau luar.

  • Pterygium dapat terjadi pada satu atau kedua mata.

  • Kemerahan pada daerah yang terkena.

  • Iritasi dan perih pada mata.

  • Mata kering.

  • Terkadang mata mengeluarkan air.

  • Terasa seperti ada benda asing di dalam mata.

  • Penglihatan buram (pada kasus parah, pertumbuhan dapat menutupi kornea pusat atau menyebabkan astigmatisme karena tekanan pada permukaan kornea).

  • Terasa seperti ada yang mengganjal di mata ketika selaput pterigium tebal atau lebar.

Untuk mencegah terjadinya pterygium, sebaiknya kamu menghindari paparan radiasi sinar ultraviolet. Apabila kamu berisiko tinggi untuk mengalami ini, gunakan kacamata hitam setiap kali pergi keluar rumah. Pilihlah kacamata hitam yang dapat menahan sinar ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB) hingga 99-100 persen. Gunakan juga topi untuk mengurangi paparan sinar matahari. Kamu juga dapat menggunakan air mata buatan untuk menjaga mata kamu tetap lembab saat cuaca panas.

Baca juga: Ketahui Cara Mencegah dan Pengobatan Pterygium

Jika kamu mengalami gejala gangguan pterygium, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya di Google Play atau App Store sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan