Terapi Pengganti Testosteron untuk Menangani Hipogonadisme

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 November 2020
Terapi Pengganti Testosteron untuk Menangani HipogonadismeTerapi Pengganti Testosteron untuk Menangani Hipogonadisme

Halodoc, Jakarta - Hipogonadisme pria adalah suatu kondisi saat tidak menghasilkan cukup hormon (testosteron) yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sifat maskulin selama masa pubertas atau tidak memiliki cukup sperma, atau keduanya. Seseorang bisa dilahirkan dengan hipogonadisme, atau bisa berkembang di kemudian hari, dan sering kali terjadi karena cedera atau infeksi.

Untuk mengatasi hipogonadisme, penanganan akan bergantung pada penyebabnya dan pada usia berapa hipogonadisme terjadi. Namun, untungnya beberapa jenis hipogonadisme pria bisa diobati dengan terapi penggantian testosteron. 

Baca juga: Kenali 2 Tipe dari Hipogonadisme

Terapi Penggantian Hormon untuk Hipogonadisme

Hipogonadisme umumnya diobati dengan terapi penggantian testosteron untuk mengembalikan kadar testosteron ke level normal. Testosteron dapat membantu melawan tanda dan gejala hipogonadisme pada pria, seperti penurunan gairah seksual, penurunan energi, penurunan rambut wajah dan tubuh, serta hilangnya massa otot dan kepadatan tulang.

Sementara untuk pria lanjut usia yang memiliki testosteron rendah serta tanda dan gejala hipogonadisme akibat penuaan, manfaat penggantian testosteron belum terbukti berhasil mengatasinya. 

Saat seseorang menggunakan testosteron, dokter biasanya akan memantau untuk efektivitas pengobatan dan efek samping terapi selama beberapa kali dalam satu tahun pertama pengobatan dan sesekali setiap tahun setelahnya. 

Jika kamu atau orang terdekat berencana melakukan terapi hormon akibat hipogonadisme dan ingin tahu mengenai manfaat dan efek samping yang mungkin terjadi, kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc. Dokter akan senantiasa memberikan semua informasi yang kamu butuhkan mengenai hal ini lewat smartphone kamu!

Baca juga: Hipogonadisme Dapat Sebabkan Disfungsi Ereksi, Benarkah?

Jenis Terapi Penggantian Testosteron

Terapi testosteron oral belum pernah digunakan untuk pengobatan hipogonadisme karena dapat menyebabkan masalah hati yang serius. Selain itu, metode ini juga tidak mampu menjaga kadar testosteron tetap stabil. Namun, baru-baru ini FDA menyetujui persiapan penggantian testosteron oral, testosteron undecanoate (Jatenzo) yang diserap oleh sistem getah bening. 

Selain itu, ada beberapa jenis terapi testosteron yang bisa dipilih sesuai kenyamanan dan biaya yang kamu miliki, antara lain: 

  • Gel. Ada beberapa gel dan larutan yang tersedia, dengan berbagai cara mengaplikasikannya. Tergantung pada mereknya, kamu bisa menggosok testosteron ke kulit di lengan atas atau bahu atau menerapkannya ke paha depan dan dalam. Tubuh bisa menyerap testosteron melalui kulit, jadi jangan mandi selama beberapa jam setelah aplikasi gel, untuk memastikannya terserap. Namun, cara ini bisa sebabkan efek samping, termasuk iritasi kulit dan kemungkinan mentransfer obat ke orang lain. Hindari kontak kulit-ke-kulit sampai gel benar-benar kering, atau tutupi area tersebut setelah aplikasi.
  • Injeksi. Testosteron cypionate (Depo-Testosterone) dan testosterone enanthate diberikan di otot atau di bawah kulit. Kamu mungkin akan merasa goyah atau lemas setelahnya, tetapi ini adalah efek samping yang cukup umum tergantung dari dosis dan frekuensi suntikan.
  • Tambalan. Tambalan yang mengandung testosteron (Androderm) dioleskan setiap malam ke paha atau bagian tubuh lain. Efek samping yang mungkin terjadi adalah reaksi kulit yang parah.

Baca juga: Hati-Hati, Hipogonadisme Bisa Sebabkan Osteoporosis

  • Gusi dan Pipi. Substansi kecil seperti dempul juga bisa digunakan sebagai bagian penggantian testosteron pada gusi dan pipi. Metode ini akan menghasilkan testosteron melalui depresi alami di atas gigi atas tempat gusi bertemu dengan bibir atas (rongga bukal). Produk ini, diminum tiga kali sehari, menempel pada garis gusi sehingga memungkinkan testosteron diserap ke dalam aliran darah. Namun, produk ini bisa sebabkan iritasi gusi.
  • Nasal. Gel testosteron ini dapat dipompa ke dalam lubang hidung. Pilihan ini mengurangi risiko bahwa obat akan ditransfer ke orang lain melalui kontak kulit. Testosteron yang dikirim melalui hidung harus diterapkan dua kali di setiap lubang hidung, tiga kali sehari, yang mungkin lebih merepotkan daripada metode lainnya.
  • Pelet Implan. Pelet yang mengandung testosteron akan ditanamkan melalui pembedahan di bawah kulit setiap tiga sampai enam bulan. Metode ini membutuhkan pembedahan ringan. 

ReferensI:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Hypogonadism.
Healthline. Hypogonadism.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Male Hypogonadism.
Medical News Today. Male Hypogonadism.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan